Dalam era globalisasi ini, dunia dihadapkan pada tantangan untuk mengelola dan menghargai keanekaragaman budaya yang semakin kompleks. Keanekaragaman seringkali menjadi pemicu konflik dan ketidakharmonisan di berbagai lapisan masyarakat. Hal ini terjadi karena egoisme dan klaim kebenaran oleh masing-masing kelompok atau individu, sehingga tidak mampu mengendalikan dirinya dengan saling menghargai, menghormati, menyayangi dan saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat. Latar masalah muncul dari perlunya pemahaman mendalam tentang bagaimana Islam, sebagai ajaran universal, memberikan pandangan dan solusi terhadap dinamika ini.
       Al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam menekankan pentingnya memahami dan menghargai keanekaragaman. Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dari berbagai suku dan bangsa (Q.S. Al-Hujurat 49:13) adalah panggilan untuk memahami bahwa perbedaan budaya adalah bagian dari rencana Ilahi. Dalam konteks ini, harmoni bukanlah upaya untuk menghapus perbedaan, melainkan untuk memahami dan menghargai kebijaksanaan Allah. Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki hak dan kewajiban, ditambah dengan semangat solidaritas yang selalu diperkuat. Prinsip hidup berdasarkan bantuan dan dukungan satu sama lain harus selalu dijaga, sambil bersama-sama melibatkan diri dalam tugas yang dianggap memiliki dimensi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Selain itu, diperlukan untuk menghindari sifat serakah dan secara aktif berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
       Selain itu, ajaran Nabi Muhammad SAW menunjukkan sikap inklusif dan menghargai terhadap perbedaan budaya. Hadits-hadist yang merinci keramahan beliau kepada berbagai etnis dan suku bangsa menjadi landasan bagi umat Islam untuk mengikuti jejak tersebut. Harmoni dalam keanekaragaman budaya dalam perspektif Islam juga mencakup tanggung jawab sosial. Umat Islam diajarkan unutk saling tolong menolong demi kepentingan bersama dan kesejahteraan umat manusia. Dengan demikian, hubungan antarbudaya tidak hanya ditujukan untuk membangun toleransi, tetapi juga untuk membangun solidaritas dan keadilan sosial.
        Dalam mengatasi keanekaragaman budaya kita dapat menekankan nilai-nilai pemahaman, toleransi, keadilan, membuka ruang diskusi dan menghormati keberagaman. Islam memandang keberagaman bukan sebagai hambatan, tetapi sebagai jembatan menuju pemahaman yang lebih mendalam dan harmoni yang sejati dalam kaya budaya umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H