Mohon tunggu...
Seli RizqiAwaliah
Seli RizqiAwaliah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IPB

Saya Seli Rizqi Awaliah, dari prodi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, angkatan 56.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterlibatan Keluarga dalam Menentukan Keputusan Seorang Anak untuk Melanjutkan Pendidikan Tinggi

23 November 2022   21:00 Diperbarui: 23 November 2022   21:00 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 Hasil survei. Dokpri

Diantaranya seperti “Karena memikirkan kondisi finansial keluarga”, “Kendalanya adalah menyatukan pemikiran aku dan orang tua”, dan “Jauh dari keluarga”. 

Pertanyaan ketujuh, “Sebelum kamu masuk IPB, Apakah ada diskusi dengan keluarga harus masuk kampus mana?” ditanggapi mayoritas responden dengan jawaban “Ya”. Pertanyaan selanjutnya, “Menurut kamu, seberapa penting keluarga atau orang terdekat kamu dalam suatu pengambilan keputusan masuk kampus/kuliah?”. Mayoritas responden (53.8% dari 52 jawaban) menyatakan bahwa keluarga atau orang terdekat sangat penting dalam suatu pengambilan keputusan berkuliah. 

Alasan responden kebanyakan karena responden menganggap ridho orang tua atau keputusan dari orang tua sangat penting dan berpengaruh pada keputusan mereka. Untuk pertanyaan terakhir “Apakah kamu merasa bangga masuk kampus IPB?” mayoritas responden (55.8% dari 52 jawaban) menyatakan sangat bangga bisa berkuliah di IPB.

Selain survei, kami juga mengambil sumber dari Solicha et al. 2020 “Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua Terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2019 FIS UNJ”.  Responden penelitian ini terdiri dari 2 kelas di prodi tersebut. Dari 4 dimensi variabel dukungan sosial orang tua yang diamati didapatkan hasil sebagai berikut. 

Dukungan instrumental memiliki persentase tertinggi yaitu 88%. Dimensi dukungan emosional memenuhi persentase 83%. Dimensi dukungan informasi memiliki persentase sebesar 82%. Dimensi dukungan penghargaan memiliki persentase sebesar 79,7%. Dimensi memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan dengan persentase tertinggi sebesar 85,9%. Dimensi memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan dengan persentase sebesar 80%. 

Sumbangan efektif yang disumbangkan variabel dukungan sosial orang tua dengan variabel pengambilan keputusan memilih program studi pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebesar 0,280 (R Square) menunjukkan besarnya dukungan sosial orang tua dalam pengambilan keputusan memilih program studi pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebesar 28%. Adapun sisanya 72% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian

 Sebagian besar remaja yang sudah menuntaskan pendidikan menengah, mereka memiliki minat yang sangat besar untuk menjadi mahasiswa. Namun, suatu pengambilan keputusan ini tentu tidak mudah karena tidak semua orang berada dalam kondisi finansial dan ekonomi yang aman. Dari hasil kuesioner tersebut didapatkan bahwa 28.8% responden tidak melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan mereka berkuliah di IPB. Padahal 76.9% responden memiliki kendala untuk memutuskan akan kuliah atau tidak kuliah. 

Kendala tersebut berbeda-beda tiap orangnya, diantaranya kondisi finansial keluarga, jarak dari rumah, kebingungan dalam menentukan perguruan tinggi dan jurusannya, dan belum bisa objektif dalam mengambil keputusan tersebut. Dari kendala tersebut, tidak mungkin hanya pendapat/motivasi pribadi saja untuk memutuskan akan melanjutkan pendidikan kemana. Hal tersebut dikarenakan para pelajar lulusan pendidikan menengah masih sangat membutuhkan arahan dan dorongan yang jelas dari keluarganya.

Sejalan dengan itu, mengingat usia remaja merupakan usia yang cukup labil dan rentan sehingga dapat mengakibatkan kecenderungan untuk mengalami peristiwa yang tidak diinginkan. Pada usia remaja, keterlibatan orang tua masih diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan, terlebih dalam pemilihan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 

Masa remaja adalah masa dimana terdapat pencapaian keseimbangan antara diri sendiri dan orang lain yang dalam hal ini adalah orangtua, sehingga remaja berusaha untuk menerima keputusan-keputusan yang ditetapkan oleh orangtua sebagai bentuk keseimbangan diri dan orang lain di dalam diri remaja. 

Memilih merupakan suatu proses yang kompleks dengan melibatkan sejumlah pengaruh yang akan membawa ke sebuah keputusan. Keputusan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah suatu keputusan paling membingungkan karena akan memiliki akibat yang panjang bagi masa depan seseorang. Sehingga dengan adanya hal tersebut, dibutuhkan peran keluarga untuk turut terlibat dalam pengambilan keputusan. Bukan hanya keluarga, tetapi juga kelompok referensi seperti teman sebaya, alumni sekolah, kerabat, guru wali kelas, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun