Dalam kokohnya malam
Sajadah menjuntai menyair kalam
Pada untaian sang pejuang malam
Berkali ia katakan pada dirinya
Benarkah atas apa yang Ia rasa
Disaat cinta yang nyata dan menjajikan jelas adanya
Mengapa diri masih setia menunggu selainNya?
Benarkah selama ini tentang keyakinannya
Meski beribu istighfar memenuhi rongga mulutnya
Keyakinan menetap disanubarinya
Lantas mengapa ia masih sama?
Bertumpu angan pada cinta yang semu
Tak sadar bahwa itu hanya nafsu belenggu
Kebenaran atas dua cinta
Cinta yang nyata dan palsu
Yang wujud atau hanya sekedar nafsu
Namun seakan waktu memberi tahu
Dan sajadah dengan saksi bisu
Yang tersemat dalam rapal do'a
Bahwa meski sang tuan telah tiada
Berbekal ibadah dan rahmat dari Nya
Takkan ada yang akan mengingatnya
Kisahnya hanya akan menjdi kenangan
Cintanya hanyalah masa lampau
Dan namanya akan terkikis oleh waktu
Inilah jawaban dari bentangan malamnya
Bahwa cintaNya adalah yang nyata
Paripurna dan harus diperjuangkan
Meski raga tak lagi indah
Dan kekuatan telah melelah
Namun cintaNya tak kan pernah sirna
RahmatNya adalah keindahan yang menaunginya
Takkan ada yang mampu menghalangiNya
Dialah Allah Subhanahu Wata'ala
Pemilik Cinta dalam kisahnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H