Mohon tunggu...
Selly Beauty Wahayu
Selly Beauty Wahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Journalism Enthusiast

If you are living your life without giving an 'f', you are only living a li[ ]e.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pancasila VS Ideologi Asing

18 April 2022   22:36 Diperbarui: 18 April 2022   23:09 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penguatan isu budaya global dengan masuknya berbagai ideologi asing yang disebabkan oleh keterbukaan informasi merupakan tantangan Pancasila di zaman sekarang ini. Meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat akan membentuk alam pikiran bangsa sesuai dengan nilai-nilai budayanya yang dapat mempertahankan harkat dan martabat bangsa Indonesia yang merdeka. 

Bacaan Sebelumnya: Pancasila sebagai Akal Perisai Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Sistem filsafat Pancasila sebagai genetivus-subjectivus digunakan sebagai proteksi terhadap ideologi-ideologi asing yang mengancam kesejahteraan bangsa dan negara melalui tindakan mengkritisi aliran-aliran filsafat yang ada untuk menemukan hal yang sesuai dan tidak sesuai dengan Pancasila. 

  • Anarkisme

Kekuasaan dan pemerintahan hanya menyebabkan penindasan, menuntut kebebasan dari monopoli kekuasaan serta tidak terikat oleh hukum dan peraturan.

Tidak sesuai dengan sila ke-4. Dalam Pancasila, dari, oleh, dan untuk rakyat direalisasikan dengan peranan rakyat yang boleh menjadi wakil dalam pemerintahan untuk bersama-sama menciptakan kesejahteraan yang rukun dan aman.

  • Komunisme

Kepentingan individu tunduk kepada negara untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas dan sistem ekonomi yang maju dengan teknologi serta tenaga yang produktif.

Tidak sesuai dengan sila ke-5, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia karena kurang menghargai posisi manusia sebagai individu yang memiliki kesetaraan hak dan kewajiban.

  • Fasisme

Imperialisme, ultranasionalis, militerisme, rasisme. 

Mengagungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang dominan di dunia.

Bertentangan dengan semua sila dalam Pancasila yang mencerminkan prinsip demokrasi.

  • Konservatisme

Mendukung nilai-nilai tradisional sebagai penguatan orang-orang tertentu dan melestarikan tradisi serta pranata sosial yang sebelumnya sudah ada.

Memang dalam nilai-nilai Pancasila dan perumusannya mengandung unsur budaya dan tradisi, tetapi Pancasila merupakan ideologi yang tidak tertutup untuk beradaptasi dengan dinamika dan perkembangan zaman.

Cenderung mengarah ke perekonomian, bukan politik. Perdagangan-industri-produksi dikendalikan oleh swasta dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

Tidak sesuai dengan Pancasila karena melemahkan sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak. 

Kebebasan dan persamaan individu merupakan hal yang mutlak.

Pancasila dibentuk berdasarkan kesesuaian terhadap bangsa yang memiliki fungsi untuk tetap menyesuaikan (menjadi batasan) dengan kodrat bangsa. Fakta dalam penerapan liberalisme, pihak yang kuat cenderung mengeksploitasi SDM yang menyebabkan kesenjangan sehingga terkesan kapitalis.

  • Sosialisme

Nilai kebersamaan dan gotong royongnya memang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan di Indonesia, tetapi tidak terlalu mengekang. Artinya di Pancasila, sosialisme juga memberikan kebebasan dalam bertanggung jawab secara individu. Alhasil, masyarakat sosialis jadi sulit mengembangkan diri karena kepentingan kebersamaan dan gotong royong.

Tidak sesuai dengan sila ke-4. Dalam Pancasila, dari, oleh, dan untuk rakyat direalisasikan dengan peranan rakyat yang boleh menjadi wakil dalam pemerintahan untuk bersama-sama menciptakan kesejahteraan yang rukun dan aman.

  • Nasionalisme

Mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk mewujudkan kepentingan nasional. Kesetiaan tertinggi individu diserahkan kepada negara.  

Menjadi nasionalis adalah sebuah dedikasi diri terhadap negara yang sesuai dengan sila ke-3. Hal ini perlu diterapkan di setiap warganya (Indonesia) untuk meningkatkan solidaritas dan mempererat persatuan bangsa.

Kesimpulannya, Pancasila tidak selalu bertentangan dengan ideologi lain secara keseluruhan (semua nilai). Hanya saja dalam aspek tertentu, ada beberapa nilai ideologi (lain) yang tidak sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila dan tidak mencerminkan jati diri bangsa Indonesia. Tetapi bisa saja suatu nilai dari ideologi (lain) yang tidak sesuai dengan suatu nilai dalam Pancasila berpotensi mempengaruhi eksistensi nilai lain yang terkandung dalam Pancasila. 

Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem filsafat berperan menjalankan akal bangsa untuk senantiasa awas terhadap ideologi asing yang berpotensi merusak moral dan kesejahteraan, tanpa harus terisolasi dari keterbukaan informasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun