Artinya sudah lebih dari sepuluh tahun Ganjar aktif main medsos, dari jaman Mark Zuckerberg belum kawin sampai sekarang dia punya dua anak. Bahkan dari jaman Twitter masih pakai RT (yang tau-tau aja) dan terbatas 140 karakter, sampai sekarang ada Instagram dan Tiktok.
Ganjar sudah khatam asam garam dunia maya. Makian, sambatan alias curhatan, sampai aduan nggak jelas seperti suami tak kunjung pulang sudah jadi 'nyamikan' sehari-hari. Sesekali pernah saya iseng scroll kolom komentar di postingan Instagramnya.
Waduh, kalau jadi beliau pun rasanya saya akan langsung pilih opsi pembatasan komentar. Keras-keras bung. Kadang ada makian, nggak jarang juga omongan kasar seperti, maaf, gubernur goblok dan sebagainya.
Kadangkala saya malah heran karena Ganjar bisa-bisanya merespon dengan santai komentar-komentar netizen yang 'nggak enak' itu. Tapi mau gimana pun, Ganjar masih belum kapok ber-medsos. Malah mendorong staf-stafnya untuk melakukan hal yang sama.
Tujuannya, medsos adalah cara paling cepat dan mudah diakses rakyat untuk bisa menyampaikan aspirasinya. Begitu pula cara Ganjar sampai dengan periode keduanya saat ini menyelesaikan banyak persoalan rakyatnya.
Cara ini juga ditiru oleh Walikota Solo, Gibran Rakabuming, sulungnya Pak Presiden. Saking santuy-nya, Gibran kelewat sering menanggapi cuitan netizen yang gak enak di akun twitternya. Jawabannya pun kadang nyeleneh.
Jadi Kang Emil, menurut hemat saya sebagai warga Indonesia dan juga netizen yang budiman, sebaiknya sebagai seorang pemimpin harus tahan kritik. Apapun bentuknya dan dari siapa pun datangnya.
Apalagi sekaliber gubernur, mau gimana pun bentuknya, sentilan dari seorang Ridwan Kamil sekarang ini bisa jadi sangat menyeramkan bagi siapa pun. Makanya sekolah pun menerjemahkan 'aduan' itu dengan cara yang ekstrem.
Untungnya politisi yang main medsos dan baperan baru Kang Emil aja. Kebayang nggak kalau Jokowi, Ma'ruf Amin, Prabowo, Sri Mulyani, Edy Rahmayadi, Ganjar, Gibran dan lainnya juga baperan? Wah bisa bubrah negara ini karena tingkat penganggurannya tinggi.
Habib Ja'far di konten Gita Wirjawan beberapa waktu lalu pernah menyampaikan ungkapan Ali bin Abi Thalib, 'unzhur maa qaala wa laa tanzhur man qaala', yang artinya kurang lebih; lihatlah apa yang disampaikan dan jangan melihat siapa yang menyampaikan.
Salam waras..