Mohon tunggu...
selichaplin
selichaplin Mohon Tunggu... Freelancer - panjang umur perjuangan

belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanah Air Ganjar

14 Maret 2022   18:51 Diperbarui: 14 Maret 2022   18:58 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi negara kita ini kaya kultur, kearifan lokal, tradisi dan budaya yang sarat dengan simbol. Kalau ada yang bilang klenik, justru dia lah yang berpikiran klenik dan tidak bisa membaca simbol.

Seperti yang Ganjar katakan, ritual ini tak lain bagian dari kultur masyarakat Indonesia. Semua daerah pasti punya sendiri-sendiri. Ada nilai-nilai luhur yang bisa dilakukan.

"Kita boleh bicara modern, kekinian dengan referensi buku-buku baru. Tapi kita mesti punya kepribadian dalam kebudayaan,"

Saya setuju pak. Indonesia lahir dengan beragam budaya, adat dan punya kekayaan sejarah yang tidak banyak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Pak Ganjar di beberapa kesempatan juga tidak pernah lelah menggelorakan semangat nguri-uri atau melestarikan budaya.

Bolehlah kalau di masa modern saat ini, budaya barat atau yang sekarang sedang tren adalah K-POP dinikmati. Tetapi itu tidak bisa jadi alasan atas nama modernisasi dan melupakan kultur. Ini warisan nenek moyang yang harus kita jaga dan lestarikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun