Apalagi negara kita ini kaya kultur, kearifan lokal, tradisi dan budaya yang sarat dengan simbol. Kalau ada yang bilang klenik, justru dia lah yang berpikiran klenik dan tidak bisa membaca simbol.
Seperti yang Ganjar katakan, ritual ini tak lain bagian dari kultur masyarakat Indonesia. Semua daerah pasti punya sendiri-sendiri. Ada nilai-nilai luhur yang bisa dilakukan.
"Kita boleh bicara modern, kekinian dengan referensi buku-buku baru. Tapi kita mesti punya kepribadian dalam kebudayaan,"
Saya setuju pak. Indonesia lahir dengan beragam budaya, adat dan punya kekayaan sejarah yang tidak banyak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Pak Ganjar di beberapa kesempatan juga tidak pernah lelah menggelorakan semangat nguri-uri atau melestarikan budaya.
Bolehlah kalau di masa modern saat ini, budaya barat atau yang sekarang sedang tren adalah K-POP dinikmati. Tetapi itu tidak bisa jadi alasan atas nama modernisasi dan melupakan kultur. Ini warisan nenek moyang yang harus kita jaga dan lestarikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H