Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Halal bi Halal Komunitas dan Kompasianer 2022

17 Juni 2022   14:30 Diperbarui: 17 Juni 2022   16:33 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi acara halal bi halal komunitas dan kompasianer|Kompasiana

"Seorang penulis profesional adalah seorang amatir yang tidak berhenti."

-Richard Bach-

Jumat, 10 Juni 2022, berkumpullah 30 orang penulis, baik yang sudah profesional maupun yang masih amatir (nah ini saya, masih amatir). Sebagian besar dari para penulis ini belum pernah bertemu satu sama lain. Namun bukan berarti tidak saling kenal, beberapa sudah terlihat akrab karena sudah sering sapa lewat tulisan. 

Acara berlangsung di The H Tower, Jakarta Selatan, dengan tema KURSOR (Kumpul Bareng Komunitas Sore-sore) Eksplorasi Tanpa Batas. Agendanya memperkenalkan program baru Kompasiana, QnA dan silaturahmi.

Oya, di akhir artikel ini saya sertakan Ig reels dan video rekaman acaranya. Silakan menonton bila berkenan :)

Acara dibuka oleh Mas Hafiz, diawali dengan perkenalan singkat, menyebutkan nama dan tahun bergabung dengan Kompasiana. Saat perkenalan ada beberapa peserta yang memberitahukan bahwa akunnya pernah diblokir admin Kompasiana karena dianggap melanggar aturan copyright yang sudah ditetapkan (tidak boleh lebih dari 25%).

Hal ini pernah dialami Kompasianer Sri Patmi, saat itu beliau bergabung dengan Kompasiana dalam rangka mengerjakan tugas kuliah. Untuk tugas sekolah biasanya ada bagian tinjauan pustaka yang memang mengambil dari buku/artikel di internet. Untuk keluhan ini, Mbak Widha dari Tim Kompasiana menjelaskan bahwa aturan dari Kompas tidak bisa berubah, artikel tetap tidak boleh melebihi 25% dari mengambil artikel lainnya. Menurut Mbak Widha, para dosen justru mengapresiasi aturan ini, karena bila ada mahasiswa yang copas pekerjaan temannya maka akan ketahuan dengan sistem yang ada di Kompasiana.

Aturan ini -mau tidak mau- akan mendorong mahasiswa atau penulis lainnya untuk lebih kreatif, misalnya melakukan parafrase, yaitu menulis hal yang sama dengan bahasa sendiri, tanpa mengubah arti.

Oya, acara kali ini merupakan acara offline yang pertama diadakan setelah 2 tahun vakum karena adanya pandemi. Kali ini ada 3 agenda yang akan dibahas, yaitu:

1. Perkenalan Kategori Baru di Kompasiana

Mbak Widha menjelaskan tentang kategori baru yang ada di Kompasiana
Mbak Widha menjelaskan tentang kategori baru yang ada di Kompasiana

Mbak Widha Karina menyampaikan bakwa di Kompasiana ada kategori baru, yaitu New World (Cryptocurrency, Metaverse dan NFT). Kategori baru ini dibuat untuk mengikuti kemajuan teknologi dan trend yang terus berkembang.

Ada juga Ruang Kelas yaitu KlasMiting. Selama pandemi dan belajar online, banyak sekali guru yang menulis materi pelajaran di Kompasiana, demikian juga banyak tugas-tugas yang dikumpulkan melalui Kompasiana. Tentu hal ini memudahkan guru/dosen dan siswa/mahasiswa. Mbak Widha menerangkan bahwa di akhir pengumpulan tugas ada banyak sekali tulisan atau artikel yang masuk. 

Saat pandemi, banyak siswa/mahasiswa yang mengandalkan mesin pencari online untuk mendukung tugas sekolah dan pembelajaran secara online. Saat itu banyak guru/dosen yang membuat konten, bahkan banyak siswa/mahasiswa yang juga membuat konten untuk belajar.

Di satu sisi banyak yang membuat konten pembelajaran, dan di sisi lain, banyak yang butuh konten tersebut untuk mendukung aktivitas belajar online,  klop deh, seperti simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.

Sayangnya, banyaknya konten tentang belajar dan tugas sekolah, di sisi lain menimbulkan kekurangnyamanan dari beberapa kompasianer. Sebenarnya Kompasiana sudah membuat kategori khusus untuk menampung animo yang tinggi ini, yaitu di kategori Ruang Kelas. Namun admin juga tidak bisa memaksa penulis untuk masuk ke kategori tersebut, bila ternyata tulisannya juga berkaitan dengan kategori lainnya.

Mbak Widha menyampaikan bahwa banyaknya generasi Z yang akhir-akhir ini menulis di Kompasiana, sebenarnya adalah sebuah indikator baik. Mereka masih mau membuat konten tulisan di saat konten non tertulis begitu menjamur.

Menurutnya, semangat baik itu tidak seharusnya dimatikan. Ada kisah seorang Kompasianer yang masih SD menulis tentang aktivitasnya hari itu, yaitu berenang. Bagi sebagian orang, mungkin itu adalah sebuah tulisan/diary anak kecil yang sederhana, namun sebenarnya itu adalah hal berharga, tentang permulaan mereka masuk ke dunia menulis digital. Kompasiana mempunyai tanggung jawab agar semangat itu terus terasah dan berkembang. Seiring dengan perjalanan waktu, Kompasianer SD itu akan menjadi penulis handal pada masanya. seperti yang dikatakan oleh Richard Bach,"Seorang penulis profesional adalah seorang amatir yang tidak berhenti." 

2. Community Group Channel

Mas Kevin menjelaskan tentang Community Group Channel|Kompasiana
Mas Kevin menjelaskan tentang Community Group Channel|Kompasiana

Mas Kevin menyampaikan sesi 2, yaitu tentang Community Group Channel. Di Kompasianan ada sekitar 50 komunitas. Namun demikian, banyak kompasianer (terutama yang baru bergabung) merasa kesulitan untuk mengetahui apa saja komunitas yang ada di Kompasiana termasuk bagaimana cara bergabung dengan aneka komunitas tersebut.

Hal ini disebabkan karena tidak ada indeks komunitas, profil dan lain-lain yang memudahkan kompasiner baru untuk mengetahui adanya berbagai komunitas yang ada di kompasiana. 

Dalam rangka menanggapi berbagai masukan dan keluhan yang masuk, Mas Kevin dan tim membuat wacana tentang Community Group Channel. Beliau juga mengajak semua Kompasianer untuk memberikan masukan dan tanggapan tentang rencana pengembangan komunitas yang ada di Kompasiana dan pengelolaannya supaya bisa lebih baik lagi.

Kompasianer dapat berpartisipasi dengan mengisi form berikut ini  : http://bit.ly/39dnteX

3. NFT (Narasi Fakta Terkurasi)

Penjelasan tentang NFT|Kompasiana
Penjelasan tentang NFT|Kompasiana

NFT (Narasi Fakta Terkurasi) Harian Kompas, menghadirkan produk NFT yang dilandasi semangat apresiasi untuk jurnalisme berkualitas. Project ini akan merilis berbagai arsip karya jurnalistik Harian Kompas yang memiliki signifikansi dan kedalaman narasi.

Rilisan NFT Harian Kompas merupakan rilisan tematis terbatas yang mengikuti ekshibisi konten, serta rilisan rutin yang dilepas bersama terbitan koran secara periodik. 

Produk NFT Kompas ini akan dirilis pada tanggal 28 Juni 2022 untuk memperingati 57 tahun Kompas. Kompasianer dapat melakukan transaksi di Marketplace NFT Open Sea, tentunya memakai currency Etherium (ETH). Pemilik dapat menjualnya kembali dengan royalti 10% untuk Harian Kompas.

Berikut adalah tautan NFT Kompas: https://nft.kompas.id/

Harapan untuk Kompasiana

Saya berharap semoga Kompasiana tetap bisa menjadi platform menulis yang terus menjaga hubungan baik  dan interaksi antar user, karena tidak banyak platform menulis seperti itu. Semoga ke depan semakin banyak kegiatan offline, yang bermanfaat buat semuanya.

Sebagai penutup tulisan ini, selamat menyimak Ig Reels acara Halal bi Halal Bareng Komunitas dan Kompasianers!


Oya ini link YouTube bagi pembaca yang ingin mengetahui keseluruhan acaranya, selamat menyimak!


Terima kasih sudah membaca sampai akhir, semoga bermanfaat.

Jakarta, 17 Juni 2022

Salam sehat selalu

Seliara (Artikel ke-145)

#kursorkompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun