Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kangen Serabi Solo ala Notosuman? Bikin Sendiri, Yuk!

7 Desember 2021   10:55 Diperbarui: 7 Desember 2021   11:19 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi serabi Notosuman | Foto via indonesiakaya.com

Serabi ...duh siapa yang tak suka dengan cemilan satu ini?

Cemilan yang enak, manis gurih, lembut dan lumer di mulut ... Ditambah dengan aneka toping nangka, pisang, keju, coklat dan lain-lain rasanya tak cukup bila hanya mencomot satu saja .. hehehe

Ya, berkunjung ke Solo tak lengkap rasanya jika tidak mencoba serabi notosuman. Biasanya, orang yang belum paham serabi notosuman, akan menyebutnya sebagai serabi solo. Nama Notosuman sendiri diambil dari nama Jalan Notosuman yang sekarang menjadi Jalan Mohammad Yamin.

Pertama kali mencicipi cemilan ini karena mendapat oleh-oleh dari teman yang baru pulang dari Solo. Sekotak kue serabi dalam kemasan gulungan daun pisang. Rasanya lembut, manis, gurih terasa creamy di lidah. Dalam satu gigitan langsung jatuh cinta! 

Sejarah Serabi Notosuman

Ilustrasi serabi Notosuman | Foto via indonesiakaya.com
Ilustrasi serabi Notosuman | Foto via indonesiakaya.com

Melansir indonesiakaya.com, srabi atau serabi merupakan modifikasi dari apem yang terbuat dari tepung beras dan sedikit ragi. Apem ini kemudian berkembang menjadi serabi yang lebih lembut karena menggunakan santan lebih banyak.

Bagi orang Jawa, kue apem memiliki kedudukan istimewa. Apem dipercaya berasal dari bahasa Arab afuum yang berarti pemberian maaf (ampunan) atau pengayoman. Orang Jawa memandang kue ini bukan saja sebagai makanan semata melainkan sebagai bentuk doa untuk memperoleh pengampunan dan pengayoman.

Hampir semua ritual upacara tradisional Jawa menggunakan apem sebagai sesajian. Mulai dari upacara selama masa kehamilan, sunatan, pernikahan, sampai kematian. Menjelang bulan Ramadhan, ada tradisi ruwahan yang pasti menghadirkan makanan ketan, kolak, dan apem. Tradisi ini biasanya dilaksanakan bulan Ruwah dalam kalender Jawa, atau bulan Sya’ban dalam kalender Hijriah. 

Kue apem pula yang kali pertama digeluti Hoo Gek Hok dan Tan Giok Lan. Mereka membuat kue apem pada 1923 dan membuka gerai di Jalan Veteran, pindah di Jalan Yos Sudarso, dan kemudian menetap di Jalan Mohammad Yamin, Solo.

Pasangan Hoo Gek Hok dan Tan Giok Lan kemudian berjualan serabi. Itu terjadi tanpa sengaja. Suatu hari, ada pelanggan yang minta dibuatkan apem berbentuk pipih yang kemudian dikenal sebagai serabi. Di luar dugaan, serabi justru lebih digemari.

Sekarang kue serabi menjadi identitas kuliner bagi Kota Surakarta. Beberapa tempat yang menjadi pusat jajanan serabi adalah di daerah Pasar Pon, pasar tradisional, serta Kampung Notokusuman (kini lebih sering disingkat menjadi Notosuman).

Terkenal dengan sebutan serabi Notosuman karena pembuat srabi yang enak berada di Kampung Notokusuman. Namun demikian, di kota Surakarta sangat mudah untuk menemukan makanan tradisional srabi ini.

Serabi Notosuman kemudian identik dengan jajanan pasar bikinan pasangan Hoo Gek Hok dan Tan Giok Lan. Salah satu ciri khasnya adalah mereka menumbuk sendiri beras yang menjadi bahan bakunya. Beras yang digunakan pun kualitas terbaik, yaitu beras cendani dari Cianjur. Kue ini juga sama sekali tidak mengandung bahan pengawet, sehingga hanya bisa bertahan selama satu hari.

Bahan baku serabi ini terdiri dari tepung beras, pandan, vanilla, gula, santan kelapa, dan garam. Semua bahan dicampur rata, lalu didiamkan. Selanjutnya serabi dimasak menggunakan wajan kecil yang terbuat dari tanah liat dan dipanggang di atas arang. 

Ilustrasi srabi dimasak di atas arang | Foto via indonesiakaya.com
Ilustrasi srabi dimasak di atas arang | Foto via indonesiakaya.com

Teknik memasak serabi masih mempertahankan cara tradisional untuk mendapatkan aroma dan cita rasa yang sesuai dengan resep aslinya.

Ilustrasi menuang serabi ke wajan tanah liat | Foto via indonesiakaya.com
Ilustrasi menuang serabi ke wajan tanah liat | Foto via indonesiakaya.com
Oya, selama PPKM tentu kita mesti membatasi mobilisasi. Saya sendiri sudah lama tidak bepergian ke Solo. Nah, bagaimana bila kangen ingin makan serabi Notosuman? Jangan khawatir, kita bisa melakukan pembelian secara online.

Atau bagaimana kalau mau mencoba membuatnya sendiri? Hehehe ini kalo mau ribet dan itu yang pernah saya lakukan. Ingin makan serabi solo dan akhirnya penasaran ingin mencoba membuatnya sendiri.

Maka mulailah saya mencari beberapa resep serabi, pilih yang mudah dan disesuaikan dengan bahan serta peralatan yang ada di dapur. Untuk memasak serabi, saya tidak menggunakan wajan tanah liat dan arang, tapi menggunakan wajan serabi biasa dan memasak menggunakan kompor elpiji. Lebih praktis, rasanya tidak jauh berbeda dan cukup mengobati kangen pada cemilan lembut manis gurih itu.

Oya, di akhir tulisan ini saya sertakan video eksekusinya 😀

Dan berikut ini adalah resep beserta cara membuatnya, selamat menyimak!

Resep Serabi Solo ala Notosuman

Ilustrasi serabi Notosuman ala saya | Dokpri
Ilustrasi serabi Notosuman ala saya | Dokpri

Bahan :

  • 800 ml santan kental (santan asli dari perasan kelapa atau 400 santan instan + 400 ml air)
  • 1 sdt garam
  • 3 lembar daun pandan
  • 100 ml air
  • 200 gram tepung beras
  • 20 gram tepung terigu ( 2 sdm)
  • 50 gram gula pasir (2,5 sdm)
  • 1 sdt ragi instan
  • ½ sdt baking soda/baking powder
  • 1 sdt pasta vanilla
  • bahan taburan : irisan nangka, meisis, keju (optional)

CARA MEMBUAT :

  • Masukkan 800 ml santan dalam panci bersih, tambahkan daun pandan yang sudah dicuci bersih dan diikat dan 1 sdt garam, kemudian dipanaskan di api sedang sambil diaduk sampai mendidih dan wangi. Kalau sudah mendidih dan tercium aroma pandannya, angkat dan sisihkan dan biarkan suhunya hangat atau turun terlebih dahulu 
  • Bila sudah hangat, ambil santan sebanyak 500 ml dan tambahkan air 100 ml, ini kita gunakan untuk adonan
  • Siapkan wadah lainnya, tuang sisa santan yang masih ada di dalam panci, santan ini nantinya akan kita gunakan sebagai santan areh, sisihkan terlebih dahulu
  • Sekarang kita mencampur adonan. Untuk mencampur adonan saya menggunakan blender. Masukkan 200 gr tepung beras, tambahkan 2 sdm tepung terigu, masukkan 50 gram gula, masukkan 1 sdt baking soda/baking powder, 1 sdt ragi instan, 1 sdt pasta vanilla, dan terakhir tuangkan santan yang sudah kita siapkan untuk adonan tadi. Aduk sampai tercampur rata. Bisa menggunakan whisker atau lainnya.
  • Setelah tercampur rata, pindah ke wadah bersih, tutup dan diamkan adonan selama 1 jam 
  • Setelah 1 jam, buka dan aduk-aduk adonan untuk mengeluarkan gelembung udaranya
  • Ambil cetakan serabi dan panaskan. Pastikan cetakan sudah cukup panas saat adonan dimasukkan. Saya menggunakan cetakan anti lengket jadi tidak perlu dioles minyak atau margarin
  • Oya, setiap akan mencetak serabi, adonan harus selalu diaduk terlebih dahulu ya
  • Ambil adonan, tuang di cetakan dan langsung tekan-tekan untuk membentuk renda atau pinggirannya, tunggu sebentar sampai muncul gelembung2 di bagian tengahnya,lalu masukkan santan areh 1-2 sdm ke dalam adonan, tutup adonan
  • Bila sudah setengah matang masukkan topping sesuai selera. Tutup dan biarkan hingga matang. Angkat.
  • Serabi Solo sudah siap untuk disajikan. Kalau mau digulung harus tunggu dingin terlebih dahulu. Bagian pinggiran coklat ini bila masih panas atau hangat, akan terasa renyah.

Oya, berikut ini video cara membuat serabi solo ala notosuman di channel youtube Seliara cooking with love, selamat menyimak!


Terima kasih sudah berkenan membaca dan menonton videonya! Semoga bermanfaat.

Bagi yang punya usaha kuliner, kue serabi ini bisa juga sebagai tambahan menu, insyaa Allah pelanggan akan menyukainya. Selamat mencoba! 

Jakarta, 7 Desember 2021

Seliara

Artikel ke-140

Referensi 1

Note: Bila ingin melihat resep saya lainnya, silakan klik "Seliara cooking with love" terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun