Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Arubaito Uber Eats, Cara Asyik Mengisi Liburan Kuliah di Jepang

9 Agustus 2021   08:24 Diperbarui: 9 Agustus 2021   08:39 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar ilustrasi pendapatan Uber Eats dalam sepekan | Dokpri

Ada seorang pria yang sudah bekerja selama 20 tahun di hotel, namun karena pandemi, hotel tempat ia bekerja mengalami penurunan tamu dan tentu saja hal itu membuat penghasilannya menurun drastis. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi seorang pengantar makanan yang nampaknya menjadi pekerjaan dengan risiko penularan rendah dan dapat menambah penghasilannya.

Awalnya, pria ini memesan tas besar dengan fungsi thermal (tahan panas/dingin) dan memiliki logo Uber Eats sebelum memulai pekerjaan barunya. Prosesnya cukup mudah dan tak memerlukan interview. Sistemnya akan langsung bekerja setelah seseorang memberikan identifikasi pribadi dan menyetujui peraturan yang berlaku. Setelah itu, mereka bisa langsung mendapatkan pesanan. 

Para driver Uber Eats ini dapat melihat pesanan mereka dari aplikasi smartphone. Mereka juga dapat menentukan apakah mereka bisa mengambil pesanan tersebut atau tidak.

Selain pria tersebut, ada juga seorang supir taksi yang juga menjadi pengantar makanan setelah perusahan tempatnya bekerja tutup sementara karena virus corona.  Akhirnya, ia pun memulai karirnya sebagai pengantar makanan Uber Eats dengan menggunakan sepeda milik putranya.

Bekerja di bidang ini tentu tidak stabil dan menjamin para driver mendapat pekerjaan permanen. Namun, pegawai hotel di atas mengatakan bahwa ia bahagia.

Ia mengatakan bahwa pekerjaan itu menolong keuangan keluarganya dan ia akan merasa sedih jika tak bisa melakukan apa-apa. 

Menurutnya, pekerjaan sebagai driver Uber Eats sangat menguntungkan karena tak terikat dengan organisasi dan ia dapat bertukar informasi dengan driver lain tanpa batasan umur. 

Tentu ada tantangan di setiap pekerjaan, begitu pun dengan pengantar makanan Uber Eats. Misalnya saja, saat menerima pesanan di wilayah pinggiran kota. 

Tidak seperti Tokyo, saat menerima pesanan di area pinggiran kota, para driver harus kembali ke pusat kota di mana restoran biasanya berada. Artinya, perjalanan sangat jauh, apalagi jika mereka menggunakan sepeda.

Tak hanya itu, meski berbeda tergantung area, upah dasar Uber Eats hanya beberapa ratus yen per order, dan ada upah tambahan berdasarkan cuaca dan waktu. Namun, jumlah upah tambahan tersebut ditentukan oleh Uber.

Uber juga memperbolehkan para pekerjanya mengambil pesanan kapanpun mereka memiliki waktu luang, namun, harga unitnya sangat rendah, membuat para driver harus mengambil banyak pesanan. Para driver pun harus bekerja tanpa libur jika ingin mendapat banyak pesanan. Tentunya, ini akan menimbulkan masalah bagi mereka yang berusia paruh baya dengan fisik tak sekuat anak muda.

Atlet anggar Jepang juga mengisi waktu menunggu Olimpiade Tokyo dengan menjadi driver Uber Eats

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun