Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Teknik Regrow pada Mint, Cara Menumbuhkan Tanaman dari Sampah Dapur

29 Juli 2021   15:13 Diperbarui: 31 Juli 2021   11:31 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mint yang sudah dipindah ke tanah | Dokumentasi pribadi

Menanam sayuran di rumah memang sangat menyenangkan dan menyehatkan. Bisa sebagai sarana menyalurkan hobi, bersosialisasi, berkegiatan fisik, memenuhi kebutuhan dapur dan lain-lain. 

Dengan teknik urbanfarming, yaitu bertanam tanpa lahan di perkotaan yang padat, menanam sayuran di rumah bisa dilakukan siapa saja, asal punya kemauan dan ketekunan. Sekarang ini banyak komunitas urbanfarming yang dengan senang hati akan berbagi ilmu cara menanam tanpa lahan bagi pemula.

Sejak pandemi, saya bergabung dengan komunitas urbanfarming dan alhamdulillah saya mendapatkan banyak ilmu berharga. Salah satunya tentang teknik regrow dalam menanam mint.

Teknik ini sangat sederhana, mudah, murah dan tingkat keberhasilannya pun tinggi. Sebenarnya ada beberapa sayuran yang bisa ditanam dengan teknik regrow, misalnya: daun bawang, daun seledri, wortel, jahe, kentang dan lain-lain.

Pada tulisan ini saya akan fokus menulis pengalaman saya melakukan teknik regrow pada tanaman mint. 

Apakah teknik regrow itu?

Regrow atau regrowth adalah salah satu teknik berkebun yang banyak mendapat perhatian, secara leksikal berarti menumbuhkan kembali. Maka, apa pun yang dihasilkan oleh sebuah individu tumbuhan dan ditanam untuk menghasilkan individu baru bisa diartikan sebagai regrow. 

Secara gramatikal, regrow bisa disebut sebagai upaya menumbuhkan tumbuhan baru dari sisa bahan yang sudah kita konsumsi. Regrow merupakan metode yang lahir sebagai upaya untuk mengambil manfaat tambahan dari sisa konsumsi sebelum semuanya berujung di tempat sampah.

Manfaat teknik regrow antara lain kita bisa menumbuhkan tanaman baru tanpa membeli bibit, caranya mudah dan tingkat keberhasilannya tinggi. Silakan mengikuti langkah demi langkah yang tertulis di artikel ini, insyaa Allah akan bisa berhasil.

Manfaat teknik regrow yang lain adalah mengurangi sampah dapur, meski sedikit dan mengembalikannya langsung ke alam dalam bentuk tumbuhan. 

Semoga pada akhirnya aktivitas kecil itu akan akan menambah kualitas lingkungan yang baik di sekitar rumah kita. 

Pengalaman saya menanam mint dengan teknik regrow

Tanaman mint bisa diperbanyak dengan cara stek batang. Nah dalam budidaya mint menggunakan teknik ini, tak ubahnya kita melakukan stek batang, tapi bukan dari tanaman hidup, melainkan memanfaatkan batang mint yang sudah ada.

Foto di bawah ini adalah satu ikat daun mint yang saya beli di supermarket, harga satu ikat sekitar Rp3.500,-

Dengan harga yang cukup terjangkau ini, kita sudah mendapatkan banyak daun mint beserta batangnya yang bisa kita tanam menjadi tumbuhan mint.

Ilustrasi satu ikat daun mint di supermarket | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi satu ikat daun mint di supermarket | Dokumentasi pribadi

Bagaimana cara regrow daun mint? 

Berikut ini adalah langkah-langkah menumbuhkan kembali daun mint sesuai dengan pengalaman saya. Selamat menyimak. 

1. Menyiapkan batang mint yang akan digunakan sebagai bibit tanaman

Foto di bawah ini adalah satu ikat daun mint yang terdiri dari banyak batang yang bisa ditumbuhkan menjadi tanaman mint.

Ilustrasi batang mint yang siap ditumbuhkan menjadi tanaman mint | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi batang mint yang siap ditumbuhkan menjadi tanaman mint | Dokumentasi pribadi

Ambil daun mint di bagian bawah dan sisakan minimal sekitar 4 lembar daun mint di bagian atas. Potong sekitar 10 cm.

2. Menyiapkan botol dan spons

Siapkan botol bekas dan isi air sampai penuh. Siapkan busa atau bahan lain untuk melilit supaya tanaman stabil dan tidak ada jentik nyamuk di air yang dipakai untuk menmbuhkan akar tanaman.

Ambil satu batang mint, lilit bagian bawah dengan busa dan masukkan ke dalam botol. Pastikan bagian ujung batang bawah masuk ke dalam air. Ganti air sekitar 2-3 hari, untuk menjaga tanaman selalu mendapatkan nutrisi yang mencukupi.

Taruh botol di tempat yang sejuk dan tidak terkena matahari langsung untuk 2-3 hari pertama. Setelah itu, bisa ditaruh di tempat yang terkena sinar matahari langsung. 

Bila tanaman layu, segera pindah ke tempat yang sejuk. Untuk selanjutnya bisa dicoba ditaruh di tempat yang terkena sinar matahari untuk beberapa saat, jangan sepanjang hari.

Ilustrasi batang mint yang dipotong dan dimasukkan ke dalam botol berisi air | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi batang mint yang dipotong dan dimasukkan ke dalam botol berisi air | Dokumentasi pribadi

Ilustrasi beberapa batang yang beada dalam botol | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi beberapa batang yang beada dalam botol | Dokumentasi pribadi

3.  Amati apakah sudah tumbuh akar

Sambil mengganti air rendaman, amati apakah batang mint sudah tumbuh akar. Biasanya 1-2 minggu setelah berada di dalam air rendaman, dari ujung batang bagian bawah akan muncul akar baru. Tunggu sampai akar terlihat banyak dan panjang. 

Ilustrasi batang mint yang mulai muncul akar | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi batang mint yang mulai muncul akar | Dokumentasi pribadi

4. Siapkan media tanam dalam pot

Sambil menunggu tumbuhnya akar, siapkan media tanam dalam pot yang terdiri dari campuran kompos, sekam bakar dan cocopeat. Diamkan beberapa hari, atau setelah tumbuh rumput liar di atas campuran media tanam tadi. Bila tidak ada cocopeat, bia menggunakan campuran kompos dan sekalm bakar.

Pindahkan tanaman mint yang sudah cukup akar dengan hati-hati, tanam ke dalam pot.

Taruh di tempat yang teduh dulu beberapa hari. Selanjutnya bisa dibiasakan dipindah ke lokasi yang kena sinar matahari secara langsung.

Ilustrasi menanam mint yang sudah muncul akar, siap ditanam ke tanah | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi menanam mint yang sudah muncul akar, siap ditanam ke tanah | Dokumentasi pribadi

Ilustrasi mint yang sudah dipindah ke tanah | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi mint yang sudah dipindah ke tanah | Dokumentasi pribadi

Ilustrasi tanaman mint yang dihasilkan dari teknik regrow | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi tanaman mint yang dihasilkan dari teknik regrow | Dokumentasi pribadi

Demikian cara saya menanam mint dari batang yang ada. Sedikit tips, tanaman mint ini sangat suka sinar matahari langsung. Tapi jangan langsung diletakkan full di tempat panas ya, pelan-pelan dibiasakan dulu.

Kalau langsung full seharian, khawatir akan kaget, layu dan mati.

Rasanya senang mengamati tanaman kita tumbuh tunas-tunas baru. Bahkan melihat dia tetap sehat dan segar saja sudah membuat hati bahagia. 

Manfaat tanaman mint

Tanaman mint ini punya banyak manfaat. Biasanya saya gunakan untuk hiasan foto-foto hasil dapur, campuran minum teh, dihirup baunya untuk relaksasi atau untuk campuran infus water bersama lemon, apel atau buah lainnya.

Ilustrasi infus water jeruk nipis daun mint |Dokumentasi pribadi
Ilustrasi infus water jeruk nipis daun mint |Dokumentasi pribadi

Aroma mint yang segar bisa juga dipakai sebagai aromaterapi, bermanfaat untuk relaksasi dan menenangkan pikiran.

Berikut adalah foto Rara, kucing kami yang terlelap karena aromaterapi daun mint saat menemani saya melakukan sesi pemotretan. Eh, tapi kalau dia mah memang hobinya tidur dimana-mana ... hehe sungguh menggemaskan!

Ilustrasi Rara kucing kami yang terlelap oleh aromaterapi dari daun mint | Dokumentasi pribadi
Ilustrasi Rara kucing kami yang terlelap oleh aromaterapi dari daun mint | Dokumentasi pribadi

Demikian pengalaman saya membudidayakan tanaman mint dengan teknik regrow. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Bila ada Pembaca yang mempunyai pengalaman serupa atau mau bertanya, silakan tulis di kolom komentar. Saya juga masih belajar, semoga jadi bertambah pengetahuan.

Terima kasih .

Jakarta, 29 Juli 2021

Seliara 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun