Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kasus Harian Covid-19 Indonesia Tertinggi Dunia, Apa yang Harus Kita Lakukan?

6 Juli 2021   23:28 Diperbarui: 7 Juli 2021   13:13 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data penambahan kasus covid-19 di Indonesia. Sumber: Akun Media Sosial Resmi BNPB Indonesia

Selasa, 6 Juli 2021, jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 31.189 orang dalam kurun waktu 24 jam terakhir.

Angka 31.189 itu merupakan penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi selama pandemi melanda Indonesia sejak awal Maret 2020 lalu.

Penambahan cukup tinggi juga terjadi pada 5 Juli 2021, yakni sebanyak 29.745 orang.

Dengan penambahan tersebut, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.345.081 orang.

Apakah kita akan membiarkan kondisi ini terus berlangsung? Adakah yang bisa kita lakukan untuk membantu mengendalikan Covid-19 sehingga kehadirannya tidak makin"membahayakan" semua sendi kehidupan kita?

Virus Covid-19 mungkin belum akan hilang dalam waktu singkat, sehingga mau tidak mau, suka atau terpaksa, sepertinya sementara ini kita harus hidup berdampingan dengan virus Covid-19 secara bijak.

Pertanyaannya, siapkah kita dan bagaimanakah caranya?

Mengubah Perilaku dan Kebiasaan Baru

Ilustrasi memakai masker adalah salah satu cara mencegah penularan virus Covid-19. (Foto: Freepik via kompas.com) 
Ilustrasi memakai masker adalah salah satu cara mencegah penularan virus Covid-19. (Foto: Freepik via kompas.com) 

Melansir dari rsabhk.co.id, dr. Duddy MD, Sp.PD-FINASIM, mengatakan bahwa hidup berdampingan dengan covid bukan berarti menyerah, akan tetapi kita harus merubah perilaku, cara pandang dan beradaptasi dengan kebiasaan baru.

Ada 3 poin penting yang perlu dilakukan saat pandemi, yaitu: memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, intinya adalah selalu menjaga kebersihan yang dimulai dari diri kita sendiri.

Tiga poin penting itu disempurnakan dengan 2 hal, yaitu menghindari kerumuman dan mobilisasi bila sangat perlu saja. Intinya bila tidak sangat mendesak, sebaiknya tetap beraktivitas dari rumah saja. Karena virus itu sejatinya tidak bisa bergerak sendiri, ia bisa berpindah tempat dan menyebar dengan cepat, hanya bila ada perantaranya, yaitu manusia.

Kelima hal di atas merupakan konsep sederhana dari protokol kesehatan (dalam istilah medisnya disebut dengan universal precaution) yaitu semua upaya yang dilakukan untuk mencegah agar virus yang terdapat pada seseorang tidak bertransmisi (berpindah) ke orang lain, begitu seterusnya. 

Kelima hal di atas tentu sudah kita ketahui bersama, bahkan sudah hafal di luar kepala. Masalahnya, mungkin belum semua orang  melakukannya.   

Menyadari bahwa Covid-19 Masih Ada

Ilustrasi pasien Covid-19. (Foto: kompas.com)
Ilustrasi pasien Covid-19. (Foto: kompas.com)
Banyak yang beranggapan karena sudah vaksin dan beberapa negara sudah mulai lepas masker, maka kita menganggap keadaan sudah aman. Belum sama sekali, Saudaraku! Bahkan kondisi di Indonesia sekarang ini jauh lebih mencekam. Rumah sakit sudah mulai kewalahan, oksigen sudah mulai menipis, obat antivirus dan vitamin-vitamin mulai kosong di apotek-apotek.

Saya mengalami sendiri. Hari ini ada beberapa tetangga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Seperti biasa hal ini diumumkan Pak Ketua RT kami di WAG RT. Saya segera menghubungi tetangga yang positif dan menanyakan apa yang bisa dibantu. 

Tetangga saya sekeluarga ada 5 orang, 4 anggota keluarga positif, satu negatif. Tetangga saya mengirimkan foto resep obat dari dokter, minta tolong saya mencarikan karena sudah dicari di beberapa rumah sakit dan apotik kosong.

Saya segera menghubungi beberapa teman sejawat meminta tolong mencarikan obat dalam resep tersebut. Hasilnya adalah semua obat antivirus kosong, vitamin kosong, yang ada hanya obat penurun demam dan batuk pilek untuk anak balitanya. Akhirnya untuk sementara kami berikan vitamin pengganti, tapi obat antivirus tetap belum didapatkan.

Tak lupa saya membesarkan hatinya untuk tetap tenang, obat antivirus memang penting, tapi bukan segalanya. Virus bisa dilawan dengan menaikkan imun tubuh, dengan tetap tenang, berpikir positif, bersyukur, makan minum bergizi, beristirahat cukup dan membuat suasana hati menjadi gembira. Bisa juga dengan cara membaca atau melihat yang baik-baik dan menyenangkan saja.

Jadikan Diri Kita Bagian dari Solusi

Ilustrasi seorang warga sedang divaksin. (Foto: Shutterstock/Africa Studio via kompas.com) 
Ilustrasi seorang warga sedang divaksin. (Foto: Shutterstock/Africa Studio via kompas.com) 
Jika tidak bisa membantu, setidaknya jangan jadikan diri kita bagian dari masalah. Kalau bisa, posisikan diri bagian dari solusi. Bagaimana caranya?

Kita tahu kasus harian Covid-19 di Indonesia sekarang sedang tinggi-tingginya. Beberapa hal di bawah ini adalah hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang baik untuk membantu agar kasus Covid-19 di Indonesia segera turun:

1. Konsisten melakukan gerakan 5 M, memakai masker dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan tidak melakukan mobilisasi (melakukan perjalanan/bepergian) kecuali sangat penting dan mendesak.

2. Pastikan sudah mendapat vaksin Covid-19 secara lengkap atau bagi yang belum segera mendaftar vaksin Covid-19. Sekarang banyak sekali lokasi vaksinasi, bisa mendaftar melalui RT masing-masing atau vaksinasi gratis yang diadakan di mall-mall atau tempat lainnya. Manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Vaksin mempunyai manfaat besar bagi kita, selain itu sertifikat vaksin Covid-19 mungkin akan kita perlukan saat mengurus dokumen atau sebagai syarat saat akan melakukan perjalanan suatu hari nanti.

3. Sebarkan kebaikan melalui semua akun media sosial yang ada. Sebarkan konten-konten yang bermanfaat dan edukatif. Sebarkan informasi-informasi manfaat vaksin Covid-19, cara menjaga kesehatan, cara isolasi mandiri dan lain-lain.

4. Stop menyebarkan hoaks dan berita-berita yang belum tentu kebenarannya hingga menimbulkan keresahan atau panic buying di tengah masyarakat.

5. Berikan perhatian, bantuan dan dukungan pada tetangga, teman atau saudara yang sedang mendapat ujian terpapar Covid-19 dan harus isoman di rumah. Tawarkan bantuan apa yang bisa dibantu, misal mencarikan obat, vitamin atau informasi-informasi berharga lainnya. Jangan mengucilkan atau khawatir berlebihan. Bantuan bisa ditaruh atau digantung di pagar rumahnya, jadi tidak perlu bertemu langsung. Perhatian kecil kita akan besar artinya bagi mereka.

6. Mengikuti aturan dan arahan dari pemerintah.

Mengubah Pandemi menjadi Endemi

Ilustrasi tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19 (Foto: Shutterstock/ Pordee_Aomboon via kompas.com) 
Ilustrasi tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19 (Foto: Shutterstock/ Pordee_Aomboon via kompas.com) 
Melansir dari fk.unair.ac.id, menurut Prof. Dr. David S. Perdanakusuma, dr., Sp.BP-RE (K), dengan kerja sama semua pihak yang meliputi pemerintah, tenaga medis dan seluruh komponen  masyarakat, maka pandemi Covid-19 ini bisa kita hadapi bersama, dengan saling mendukung satu sama lain, diharapkan kondisi ini bisa dikendalikan.

Pandemi adalah penyakit yang menyebar luas secara global. Dalam konteks nasional, ini merupakan epidemi atau wabah yang menyebar secara luas di area geografis Indonesia. Kondisi ini sulit dikendalikan dan tidak mungkin menghilangkannya sama sekali. Dengan kata lain, meski virus tetap ada, namun kondisinya bisa dikendalikan.

Endemi adalah suatu penyakit yang selalu ada, tapi bisa diatasi, sudah dikenali, baik pencegahan maupun perawatan, dan selalu diupayakan supaya tidak menjadi kejadian luar biasa yang berakibat fatal.

Hidup berdampingan dengan penyakit secara umum berarti mengubah suatu penyakit yang tidak terkendali menjadi terkendali. Kondisi mencemaskan dan menakutkan menjadi kondisi yang tidak menakutkan.

Kondisi ini, mirip dengan menyikapi penyakit akibat virus lain saat kali pertama muncul, sebagai wabah menakutkan yang menyebabkan kesakitan maupun kematian. Contoh penyakit tersebut adalah influenza, HIV, hepatitis, dan lain-lain. 

Hidup berdampingan dengan penyakit tersebut memerlukan kewaspadaan terus-menerus sehingga jumlah penderita dan kematian dapat dikendalikan. Masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa tanpa rasa takut, sementara tetap diupayakan tidak ada ledakan jumlah kasus yang luar biasa dan tidak terkendali.

Hidup berdampingan dengan Covid-19 berarti menerapkan berbagai protokol kesehatan di tingkat individu maupun masyarakat. Hal tersebut dilaksanakan dengan kesadaran tinggi. 

Protokol itu harus menjadi kebiasaan, bahkan membudaya dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat akan saling mengingatkan. Budaya baru itu merupakan kekuatan utama dalam masyarakat, untuk menjalani hidup berdampingan dengan Covid-19 tanpa rasa khawatir berlebihan.

Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu menghadapinya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Vaksin dan protokol kesehatan yang selalu terjaga akan membantu kita mengendalikan pandemi ini segera berlalu dari bumi pertiwi. Semoga.

Jakarta, 6 Juli 2021

Seliara

Referensi

satu, dua, tiga

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun