Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Hidup (Bukan) Sebuah Kompetisi

20 Juni 2021   01:03 Diperbarui: 2 November 2023   21:59 2070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kepiting. Sumber: Gambar oleh Franklin Medina dari Pixabay

Saat kita keluar ke 'dunia nyata', saat masih kecil hingga beranjak dewasa, kita mulai bersaing dengan teman-teman bermain, teman-teman sekolah, rekan kerja, dan lainnya, terutama dalam kehidupan profesional kita.

Kita diajari secara langsung dan tidak langsung bahwa kompetisi ini adalah hal yang baik dan penting untuk kesuksesan. Fokus pada kompetisi, membuat kita berhubungan dengan kehidupan sebagai permainan yang ingin kita menangkan atas orang-orang yang menjadi pesaing kita, bahkan jika mereka adalah orang yang paling kita cintai dan sayangi.

Sejak kecil, kita terkesan dihadapkan pada kompetisi. Misal berkompetisi untuk mendapatkan sekolah terbaik, berkompetisi dengan ratusan ribu siswa di seluruh Indonesia untuk memperebutkan kursi di PTN yang jumlahnya terbatas. Setelah lulus kuliah juga berkompetisi untuk mendapatkan pekerjaan, dan seterusnya.

Betapa melelahkannya hidup dengan beragam kompetisi yang tiada akhir dan ujungnya itu!

Efek negatif kompetisi

Ilustrasi burung laut dan kepiting laut. Sumber: Gambar oleh Sergio Sartirana dari Pixabay
Ilustrasi burung laut dan kepiting laut. Sumber: Gambar oleh Sergio Sartirana dari Pixabay
Dalam kompetisi selalu ada pihak yang menang dan kalah. Bila tidak menang, berarti kita berada di pihak yang kalah. Sangat jarang untuk mendapat nilai 'seri' dalam sebuah kompetisi. Kalah sering diartikan 'tak cukup baik' dibanding sang pemenang. 

Celakanya itulah efek negatif kompetisi. Sering berada di pihak yang 'kalah' dengan beragam lawan yang lebih hebat, sangat berpotensi meluncurkan harga diri ke kedalaman samudera. 

Hal itu secara langsung maupun tidak langsung bisa mempengaruhi hubungan kita dengan anggota keluarga, orang yang dicintai, teman, dan bahkan kolega. Hal ini kemudian dapat menyebabkan kecemasan, penilaian, kemarahan, kesepian, dan stress.

Sangat penting untuk mengubah efek negatif ini, sehingga kita bisa tumbuh, belajar, dan menerima diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Tapi bagaimana cara melakukannya?

Ilustrasi kepiting. Sumber: Gambar oleh Franklin Medina dari Pixabay
Ilustrasi kepiting. Sumber: Gambar oleh Franklin Medina dari Pixabay
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan keinginan untuk 'memenangkan kompetisi' apa pun yang kita usahakan dalam hidup. 

Masalahnya adalah karena rasa tidak aman di hati, kita sering fokus untuk mengalahkan orang lain, atau berpikir bahwa kesuksesan, bakat, atau bahkan kebahagiaan orang lain ada hubungannya dengan kita. Sering ada rasa sesak di dada jika melihat orang lain lebih berhasil atau lebih sukses dari kita.

Dengan kata lain, kita berusaha 'mengalahkan' orang lain, untuk merasa diri lebih baik, lebih superior dan lebih segalanya. Hal ini sangat berbahaya, sering menimbulkan stress, kontra produktif dan penyakit mental lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun