Saat kita keluar ke 'dunia nyata', saat masih kecil hingga beranjak dewasa, kita mulai bersaing dengan teman-teman bermain, teman-teman sekolah, rekan kerja, dan lainnya, terutama dalam kehidupan profesional kita.
Kita diajari secara langsung dan tidak langsung bahwa kompetisi ini adalah hal yang baik dan penting untuk kesuksesan. Fokus pada kompetisi, membuat kita berhubungan dengan kehidupan sebagai permainan yang ingin kita menangkan atas orang-orang yang menjadi pesaing kita, bahkan jika mereka adalah orang yang paling kita cintai dan sayangi.
Sejak kecil, kita terkesan dihadapkan pada kompetisi. Misal berkompetisi untuk mendapatkan sekolah terbaik, berkompetisi dengan ratusan ribu siswa di seluruh Indonesia untuk memperebutkan kursi di PTN yang jumlahnya terbatas. Setelah lulus kuliah juga berkompetisi untuk mendapatkan pekerjaan, dan seterusnya.
Betapa melelahkannya hidup dengan beragam kompetisi yang tiada akhir dan ujungnya itu!
Efek negatif kompetisi
Celakanya itulah efek negatif kompetisi. Sering berada di pihak yang 'kalah' dengan beragam lawan yang lebih hebat, sangat berpotensi meluncurkan harga diri ke kedalaman samudera.Â
Hal itu secara langsung maupun tidak langsung bisa mempengaruhi hubungan kita dengan anggota keluarga, orang yang dicintai, teman, dan bahkan kolega. Hal ini kemudian dapat menyebabkan kecemasan, penilaian, kemarahan, kesepian, dan stress.
Sangat penting untuk mengubah efek negatif ini, sehingga kita bisa tumbuh, belajar, dan menerima diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Tapi bagaimana cara melakukannya?
Masalahnya adalah karena rasa tidak aman di hati, kita sering fokus untuk mengalahkan orang lain, atau berpikir bahwa kesuksesan, bakat, atau bahkan kebahagiaan orang lain ada hubungannya dengan kita. Sering ada rasa sesak di dada jika melihat orang lain lebih berhasil atau lebih sukses dari kita.
Dengan kata lain, kita berusaha 'mengalahkan' orang lain, untuk merasa diri lebih baik, lebih superior dan lebih segalanya. Hal ini sangat berbahaya, sering menimbulkan stress, kontra produktif dan penyakit mental lainnya.