Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjelajah Kota Alexandria, Mesir

14 Juni 2021   07:03 Diperbarui: 19 Juni 2021   13:03 4195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bibliotheca Alexandria, dilihat dari belakang bangunan menghadap ke Laut Mediterania. Sumber: wikipedia.org


Pada Desember 2019 saya berkesempatan mengunjungi Kota Alexandria atau disebut juga Kota Iskandariyah, sebuah kota kuno yang berusia ribuan tahun dan masih tampak cantik hingga sekarang ini.

Kota Alexandria adalah sebuah kota pelabuhan utama di Mesir dan menjadi kota terbesar kedua setelah Kairo. 

Sejarah Alexandria

Alexandria didirikan sekitar tahun 331 SM oleh Aleksander Agung, raja dari Makedonia dan pemimpin Yunani Liga Khorintos, selama penaklukan dari Kekaisaran Akhemeniyah. Sebuah desa Mesir bernama Rhacotis ada di lokasi tersebut dan tumbuh menjadi kawasan Mesir di Iskandariyah.

Iskandariyah berkembang pesat menjadi pusat penting peradaban Helenistik dan tetap menjadi ibu kota Mesir Ptolemeus dan Romawi dan Bizantium Mesir selama hampir seribu tahun. 

Pada tahun 641 M, ibu kota Mesir dipindah ke Fustat (sekarang menjadi bagian dari Kairo).

Bangunan-bangunan bersejarah yang berada di Alexandria

Sebagai kota bersejarah yang sudah berusia ribuan tahun, Alexandria memiliki banyak bangunan bersejarah. Karena keterbatasan waktu, saya hanya sempat mengunjungi beberapa tempat saja.

Tempat-tempat yang saya kunjungi itu antara lain:

Jembatan Stanley

Ilustrasi Jembatan Stanley. Dokpri
Ilustrasi Jembatan Stanley. Dokpri
Begitu memasuki Kota Alexandria, di sebelah kiri jalan (dari arah Kota Kairo) kita akan disuguhi pemandangan Laut Mediterania yang eksotik. Kita akan melihat sebuah jembatan yang melintasi Laut Mediterania, dengan 4 menara yang menawan pandangan mata. Ya, nama jembatan itu adalah Jembatan Stanley, sesuai dengan nama distrik dimana jembatan itu didirikan.

Seorang profesor Egyptology, Bassam el-Shamaa mengatakan bahwa Jembatan Stanley di Alexandria adalah jembatan terindah di Mesir dan dunia.

Desain Jembatan Stanley sangat luar biasa, karena tiang-tiangnya dipasang di perairan Laut Mediterania, tidak dibangun di atas situs arkeologi yang banyak tersebar di wilayah itu.

Jembatan Stanley adalah jembatan pertama di Mesir yang dibangun di atas laut. Jembatan Stanley memiliki panjang 400 meter dan lebar 30 meter, memiliki 4 menara yang indah. Jembatan ini menjadi salah satu landmark yang terkenal di Kota Alexandria.

Bibliotheca Alexandria

Ilustrasi Bibliotheca Alexandria, dilihat dari belakang bangunan menghadap ke Laut Mediterania. Sumber: wikipedia.org
Ilustrasi Bibliotheca Alexandria, dilihat dari belakang bangunan menghadap ke Laut Mediterania. Sumber: wikipedia.org
Bibliotheca Alexandria adalah sebuah perpustakaan yang lokasinya dibangun di dekat perpustakaan kuno Alexandria ribuan tahun yang lalu. Dulu di tempat ini ada sebuah perpustakaan besar yang menyimpan ribuan gulungan papyrus yang berisi berbagai ilmu pengetahuan dan catatan sejarah yang sangat berharga. 

Istana Montazah

Ilustrasi Istana Montazah dilihat dari Taman Montazah, di pantai Laut Mediterania. Dokpri
Ilustrasi Istana Montazah dilihat dari Taman Montazah, di pantai Laut Mediterania. Dokpri
Istana Montazah adalah sebuah istana yang digunakan oleh Raja Al Farouk (raja terakhir di Mesir) untuk menyambut tamu kerajaan sekaligus merupakan tempat peristirahatan sang raja beserta keluarganya.

Menurut informasi dari tour guide kami, semua kamar di istana ini mempunyai pemandangan menghadap ke pantai Laut Mediterania. Istana ini memang mempunyai taman yang tepat berbatasan langsung dengan Laut Mediterania, yang diberi nama Taman Montazah.

  Benteng Qaitbay

Ilustrasi Benteng Qaitbay dilihat dari jalan raya. Dokpri
Ilustrasi Benteng Qaitbay dilihat dari jalan raya. Dokpri
Benteng Qaitbay adalah sebuah benteng yang terletak di sebelah timur Pelabuhan Alexandria Mesir. Benteng ini dibangun di bekas mercusuar kuno di Mesir yang hancur karena gempa bumi, yang berada di Pulau Pharos. 

Sekarang pulau itu sudah tersambung dengan daratan. Benteng Qaitbay merupakan salah satu benteng pertahanan paling penting, bukan hanya di Mesir tapi juga di sepanjang pantai Laut Mediterania.

Benteng Qaitbay dibangun pada tahun 1477 M oleh Sultan Al Ashraf Abu An Nasr Saifuddin Qaitbay Al Zahiry atau sering dikenal dengan Sultan Qaitbay. Karena itulah benteng ini diberi nama Benteng Qaitbay.

Oya, saat saya berkunjung ke sana, Benteng Qaitbay sedang direnovasi, jadi saya hanya bisa menyaksikan dari luar dan tidak bisa masuk ke dalamnya.

Ilustrasi Benteng Qaitbay. Dokpri
Ilustrasi Benteng Qaitbay. Dokpri
Saya hanya bisa mengabadikan kondisi Benteng Qaitbay dari samping, tampak benteng ini masih tegak berdiri dan masih terawat hingga kini. 

Masjid Abu al- Abbas al- Mursi

Ilustrasi Masjid Abu al-Abbas al- Musri. Dokpri
Ilustrasi Masjid Abu al-Abbas al- Musri. Dokpri
Lokasi masjid ini pada mulanya adalah kawasan makam seorang sufi asal Andalusia, Abu al-Abbas al-Mursi (wafat 1286). Masjid ini dibangun untuk mengenang Abu al-Abbas al-Mursi, karena itulah masjid ini dinamakan Masjid Abu al-Abbas al-Mursi.

Abu al-Abbas al-Mursi lahir pada 1219 dari keluarga elit di Andalusia (kini Spanyol). Tahun 1242 M, Abu Abbas al-Mursi dan keluarganya hijrah ke Tunisia, lalu pindah ke Alexandria.

Pada waktu itu, Alexandria merupakan salah satu kota pusat perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Abu Abbas al-Mursi menetap di Alexandria selama 43 tahun. Sampai penghujung hayatnya, dia berprofesi sebagai pengajar dan penulis

Saat saya ke sana, hanya jamaah laki-laki yang diperbolehkan salat di masjid ini. Saya dan jamaah putri salat di sebuah musala kecil yang berada di dekat masjid ini. 

Makan siang  di Fish Market

Fish Market adalah sebuah rumah makan yang berada di tepi pantai Mediterania. Sambil makan hidangan laut, kita bisa melihat Kota Alexandria, Laut Meditreania beserta Benteng Qaitbay dari kejauhan.

Ilustrasi Fish Market, masih memakai tungku dari tanah liat untuk memasak. Dokpri
Ilustrasi Fish Market, masih memakai tungku dari tanah liat untuk memasak. Dokpri
Oya, saya lihat di rumah makan ini masih menggunakan tungku dari tanah liat untuk memasak roti dan hidangan lainnya.

Ilustrasi kondisi di dalam Fish Market, bisa melihat Kota Alexandria dan Benteng Qaitbay dari dalam. Dokpri
Ilustrasi kondisi di dalam Fish Market, bisa melihat Kota Alexandria dan Benteng Qaitbay dari dalam. Dokpri
Ilustrasi suasana di depan Fish Market, ada kereta kuda sebagai alat transportasi. Dokpri
Ilustrasi suasana di depan Fish Market, ada kereta kuda sebagai alat transportasi. Dokpri
Dari depan Fish Market, saya lihat di jalan raya masih ada kereta kuda yang membawa penumpang.

Demikian kisah perjalanan saya menjelajah (tipis-tipis) Kota Alexandria. Karena keterbatasan waktu, saya hanya mampir sebentar-sebentar . Sebenarnya masih banyak tempat bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Semoga suatu saat bisa berkunjung ke sana lagi. 

Semoga tulisan di atas bermanfaat dan mohon maaf bila ada salah dalam penyampaiannya.

Thanks for reading.

Jakarta, 14 Juni 2021

Seliara

Referensi

satu

Note:

Seliara Melukis Senja (11) Menjelajah Kota Alexandria

Serial "Melukis Senja" adalah rangkaian kisah tentang perjalanan yang pernah saya lalui, ingin dirajut dalam sebuah lukisan jemari, semoga bermanfaat dan menginspirasi

Karena senja adalah fenomena alam yang indah, yang membuat hati bahagia sekaligus sedih

Saya bersyukur bisa melakukan perjalanan ini. Semoga bisa menjadi sarana mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan, mengenal budaya, peradaban, mengambil hikmah, menambah teman dan semoga bisa mempertebal keimanan, merekatkan kedekatan dengan Sang Pencipta.

Kisah perjalanan saya lainnya bisa dilihat dengan cara klik label "seliara melukis senja"

Semoga bermanfaat, terima kasih.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun