Pengeluaran tahunan adalah dana yang harus disiapkan untuk mengantisipasi pengeluaran tahunan yang sudah pasti akan terjadi. Misal pengeluaran untuk Ramadan dan hari raya, pembelian hewan kurban, biaya pendidikan/kuliah anak tiap semester, biaya pajak kendaraan bermotor, liburan dan lain-lain.
Pengeluaran jangka panjang misal biaya perjalanan haji, uang masuk sekolah anak, menghadiri acara wisuda anak yang kuliah di luar negeri dan lain-lain.
3. Catat pengeluaran tiap bulan
Jangan buang struk belanja. Bagi pengeluaran menjadi "Tetap", "Wajib", dan "Tak Wajib".Â
Pengeluaran tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya pasti dan harus dibayar, seperti sewa rumah/kredit rumah, kredit kendaraan, uang sekolah anak, dan lain-lain.
Pengeluaran wajib adalah pengeluaran yang jumlahnya berubah-ubah, namun tetap harus dibayar, misalnya: zakat profesi, biaya makanan, transportasi, tagihan listrik, tagihan telepon dan lain-lain.
Pengeluaran tak wajib adalah pengeluaran di luar pengeluaran tetap dan wajib, seperti memberi hadiah, saweran membantu orang lain yang kesusahan, uang jajan, hobi dan lain-lain.
4. Hitung sisa uang setelah dikurangi pengeluaran "tetap" dan "wajib"
Melansir dari forbes.com, usahakan setiap bulan menyisihkan minimal 10% dari penghasilan untuk ditabung. Semakin besar prosentasi yang bisa kita tabung akan semakin bagus dan sehat keuangan kita.
5. Belanja dengan uang cash dan sistem amplopÂ
Setiap awal bulan, ambil sejumlah uang dari ATM, lalu masukkan dalam amplop-amplop sesuai dengan jenis pengeluaran, seperti pengeluaran makanan, sewa rumah, biaya transportasi dan lain-lain.Â