Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Agar Memberi Maaf Tak Lagi Berat

13 Mei 2021   23:10 Diperbarui: 13 Mei 2021   23:18 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prinsip memaafkan (sumber gambar oleh StockSnap dari Pixabay)

Idul Fitri identik dengan momen meminta maaf dan memaafkan, meskipun sejatinya meminta maaf atau memaafkan tak harus menunggu hari raya tiba.

Dalam Islam diajarkan bahwa bila seseorang berbuat kesalahan, hendaknya meminta maaf dengan segera. Tentu saja permintaan maaf ini harus dilakukan dengan tulus, pengakuan bersalah dan pemberian perbaikan atau ganti rugi bila diperlukan.

"Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan dan harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal dan maafnya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada manfaatnya harta dan dinar atau dirham. Jika ia punya amal salih, akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanah (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya." (HR Bukhari Muslim).

Di sisi lain, Islam juga mengajarkan pengikutnya untuk berbesar hati memberikan maaf terhadap seseorang yang dengan tulus meminta maaf, disertai dengan mengakui kesalahannya serta berusaha memperbaikinya.

"... dan hendaklah mereka memberi maaf dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Allah mengampuni kalian? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An Nuur 22)

Mengapa sulit memaafkan?

Ilustrasi Mengapa sulit memaafkan (sumber gambar oleh Pitsch dari Pixabay)
Ilustrasi Mengapa sulit memaafkan (sumber gambar oleh Pitsch dari Pixabay)
Memaafkan memang bukan hal yang mudah. Setidaknya ada 3 alasan mengapa kadang sulit memaafkan:
  • Kesalahan yang dilakukan teramat berat hingga meninggalkan luka mendalam
  • Pelaku tak merasa bersalah
  • Sudah minta maaf tapi mengulangi lagi dan lagi

Prinsip memaafkan

Ilustrasi Prinsip memaafkan (sumber gambar oleh StockSnap dari Pixabay)
Ilustrasi Prinsip memaafkan (sumber gambar oleh StockSnap dari Pixabay)
  • Memaafkan bukan berarti melupakan, tapi lebih ke menetralkan kembali emosi yang tersimpan di suatu kejadian, keadaan, dan tentu orang lain
  • Bila kesalahan fatal, cukup ambil pelajaran, jadikan pengalaman. Jaga jarak, jangan beri peluang utk melakukan kesalahan yang sama atau lebih besar lagi
  • Jika belum mampu memaafkan, tak apa, percaya waktu adalah sahabat terbaik untuk menyembuhkan luka
  • Memaafkan artinya ingin melepaskan pengaruh buruk dari kejadian yang menyakitkan, seperti melepaskan amarah, sakit hati dan emosi negatif lainnya
  • Jika tidak memaafkan, beban perasaan akan mengganggu seumur hidup. Jika memaafkan, maka semua beban perasaan akan lepas sehingga pikiran dan perasaan akan menjadi jauh lebih lega
  • Memaafkan adalah untuk diri kita sendiri bukan untuk orang yang telah menyakiti kita
  • Memaafkan tidak berarti suka dan mengabaikan pada apa yang telah terjadi
  • Memaafkan tidak berarti suka pada orang yang menyakiti dan mengizinkan atau membiarkannya melakukan hal yang sama lagi
  • Memaafkan bukan berarti menerima, setuju dan mendukung kesalahan orang lain
  • Memaafkan yang sebenarnya adalah melepaskan diri dari pengaruh negatif yang diciptakan oleh orang lain
  • Jadi sebenarnya memaafkan adalah kemampuan orang yang kuat.
  • Orang kuat yang tidak terpengaruh oleh pengaruh negatif yang diciptakan orang lain.
  • Memaafkan adalah supaya diri sendiri menjadi bersih dan terbebas dari pengaruh orang lain
  • Kita tahu bahwa perbuatan orang lain itu salah, tapi kita memutuskan untuk menjalani hidup yang bebas dari pengaruh negatif orang tersebut.
  • Memaafkan adalah menjadi orang yang bahagia apapun yang telah dilakukan orang terhadap kita
  • Masa lalu adalah masa lalu, kita hidup untuk masa depan yang lebih baik. Lepaskan semua kecewa dan rasa bersalah atas kejadian di masa lalu, cukuplah menjadi pelajaran dan hikmah

Manfaat memaafkan 

Ilustrasi Manfaat memaafkan (sumber foto iStockphoto)
Ilustrasi Manfaat memaafkan (sumber foto iStockphoto)
1. Baik untuk kesehatan fisik dan mental

Melansir data Johns Hopkins Medicine, riset membuktikan bahwa memaafkan dapat menyeimbangkan tekanan darah, menurunkan risiko serangan jantung, meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi rasa sakit.

Menurut psikolog klinis Karen Swartz, menyimpan dendam hanya menimbulkan beban fisik yang besar. Selain itu, amarah yang kita pendam karena sakit hati, luka atau rasa kecewa juga membuat tubuh berada dalam respon "fight or flight" yang bisa meningkatkan detak jantung, tekanan darah serta menurunkan respon imun.

Hal itu menyebabkan kita berisiko mengalami depresi, penyakit jantung dan diabetes. "Dengan memaafkan, tingkat stres menurun yang membuat kesehatan fisik dan mental meningkat," tambah Swartz.

Menurut data Mayo Clinic, memaafkan bisa membawa kedamaian yang mempermudah kita dalam menjalani kehidupan. Memaafkan juga membuat kita bisa merasakan manfaat berikut: memiliki hubungan yang lebih sehat, kesehatan mental meningkat, meringankan gejala depresi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan stress, menurunkan tingkat kecemasan.

2. Latihan mengelola konflik

Kemampuan memaafkan merupakan salah satu ciri seseorang mempunyai kemampuan manajemen konflik yang baik.

Dalam buku "The Negotiator's Handbook" dijelaskan bahwa ketidakmampuan memaafkan, membuat seseorang terjebak dalam rasa marah, mengasihani diri sendiri, bahkan benci. Emosi negatif ini bisa menimbulkan konflik berkepanjangan, kelelahan mental dan stress.

Dengan memaafkan dan berusaha melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, akan membantu kita memahami perspektif semua pihak dengan lebih baik, serta tidak menjadikan perbedaan pendapat sebagai masalah yang harus dibesar-besarkan.

Dalam interaksi dengan orang lain pasti ada konflik atau perbedaan pendapat. Kita bisa mencari win-win solution atau jalan tengah untuk kebaikan semuanya.

3. Hubungan yang lebih dan sehat

Ketika memaafkan, kita mulai bisa merasa dan memperhatikan bahwa semua hubungan kita menjadi lebih baik. Entah hubungan dengan orangtua, keluarga, saudara, teman, dan lainnya.

Saling memaafkan juga mampu menghilangkan permusuhan terhadap orang lain maupun diri sendiri.

Secara psikologis, memaafkan dapat berdampak baik bagi kualitas hidup seseorang. Memaafkan dapat meningkatkan kualitas hubungan, baik kepada diri sendiri maupun dengan orang lain.

4. Lebih bahagia dan produktif

Dengan memaafkan, otomatis kita akan merasa lebih tenang dan bisa fokus ke masa depan. Ketenangan, keikhlasan dan rasa syukur tentu baik bagi kesehatan fisik dan mental kita. Dengan demikian kita akan merasa lebih bahagia menjalani hidup dan juga lebih produktif

Ingin memaafkan, tapi kenapa sulit sekali?


Ilustrasi Ingin memaafkan tapi sulit (sumber gambar oleh Myriams-Fotos dari Pixabay)
Ilustrasi Ingin memaafkan tapi sulit (sumber gambar oleh Myriams-Fotos dari Pixabay)

Ada kalanya kita sudah mencoba memaafkan seseorang, tapi kenapa susah sekali ya? Yang ada justru tambah mengingat dan makin sakit hati.

Jika demikian, mungkin ada baiknya mempraktekkan "forgiveness therapy" atau terapi memaafkan. Terapi ini bisa dilakukan dengan bantuan ahlinya atau bisa juga dilakukan sendiri di rumah.

Cara melakukan forgiveness therapy secara mandiri bisa dengan search di internet, pilih cara yang tepat dengan kondisi dan keadaan kita. Namun bila kondisinya agak berat, sebaiknya ada pendampingan dari ahlinya.

Selama ada kemauan untuk memaafkan, insyaa Allah akan selalu ada jalan.

Memaafkan adalah untuk kebaikan diri kita sendiri, untuk kehidupan yang lebih sehat, bahagia dan produktif.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin!

Seliara

Bintaro, 13 Mei 2021

Referensi :

satu, dua, tiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun