Bersyukur kita masih dipertemukan dengan Ramadan tahun ini. Meski dalam kondisi pandemi, Ramadan tahun ini berbeda. Sudah banyak masjid yang dibuka untuk salat tarawih, termasuk masjid di dekat rumah saya. Warga menyambut dengan gembira, meski ada beberapa yang tetap memilih beribadah di rumah, tidak mengurangi semangat kebersamaan menyambut bulan suci Ramadan.
Setahun pandemi telah membuat masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan selalu melaksanakan protokol covid-19 di mana pun berada. Menjaga daya tahan tubuh menjadi prioritas, apalagi saat berpuasa tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi sekitar 12 jam.
Bagaimana agar kita bisa melaksanakan puasa Ramadan dengan lancar dan tetap sehat?
Berikut ini adalah manfaat puasa secara medis, beberapa riset ilmiah tentang puasa dan tipagar ibadah puasa serta ibadah Ramadan lainnya, bisa berjalan lancar dan tetap sehat.
Manfaat puasaÂ
Menurut laman P2PTM Kemenkes RI, puasa mempunyai manfaat, diantaranya :
- Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan proses detoksifikasi (pembuangan zat-zat/racun yang tidak diperlukan tubuh) secara optimal
- Sel-sel dalam organ tubuh akan melakukan proses regenerasi (pembaruan sel) dengan baik
- Dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dimana fungsi dari sel-sel getah bening akan membaik 10 kali lipat
Puasa dan Penderita Asam Lambung
Bagi orang sehat, menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh mungkin tidak menjadi masalah. Namun, bagi orang yang memiliki penyakit asam lambung (GERD), mungkin akan merasa waswas saat ingin menjalankan puasa. Bagi penderita GERD, sebelum melaksanakan puasa sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter.
Manfaat puasa untuk meringankan penyakit asam lambung diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Acta Medica Indonesiana – The Indonesian Journal of Internal Medicine pada 2016. Penelitian tersebut dilakukan pada 130 orang yang sudah didiagnosis mengidap GERD. Ada 66 orang menjalankan puasa Ramadan, sedangkan 64 orang lainnya tidak berpuasa. Hasilnya, pengidap yang menjalani puasa mengaku merasakan keluhan GERD yang lebih ringan dibanding mereka yang tidak berpuasa.
Puasa dan Intermittent Fasting
Intermittent fasting ini salah satu metode yang masih trend dilakukan sampai sekarang. Melansir dari Healthline, intermittent fasting adalah pola makan yang menetapkan periode waktu untuk makan dan puasa. Dengan kata lain, istilah ini digunakan untuk mengatur atau pembatasan jam makan. Intermittent fasting ini terbukti bisa menurunkan berat badan.Â
Melansir dari Healthline, Queen Mary University of London meminta 50 orang penderita obesitas untuk melakukan intermittent fasting selama 12 minggu. Peserta diminta untuk mengikuti diet puasa berkala, di mana mereka berpuasa selama 16 jam dan makan dalam periode 8 jam. Para peneliti melakukan survei telepon mingguan untuk memantau kemajuan peserta. Para peserta ditimbang setelah 6 dan 12 minggu kemudian. Rata-rata mereka kehilangan sekitar 3,17 kilogram, sekitar 5 persen dari berat badan mereka (Web Kompas Sains, 15 Desember 2020).
Puasa dan Konsep Autophagy
Konsep autophagy adalah membuat tubuh lapar (puasa). Ketika tubuh seseorang lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar.
Sel-sel yang lapar ini, akan memakan sel-selnya sendiri yang sudah tidak berguna atau yang telah rusak/mati, agar tidak menjadi sampah dalam tubuh.
Dengan demikian, sel-sel mati ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang bisa membahayakan tubuh. Jadi, tubuh orang yang berpuasa akan membersihkan dirinya sendiri.
Ilmuwan Jepang bernama Yoshinori Ohsumi ini telah melakukan riset bahwa ketika seseorang lapar (puasa) dalam jangka waktu tidak kurang dari 8 jam dan tidak lebih dari 16 jam, maka tubuh akan membentuk protein khusus di seluruh tubuh yang disebut autophagisom.
Autophagisom tersebut bisa dianalogkan sebagai suatu sapu raksasa yang mengumpulkan sel-sel mati yang tidak berguna dan berbahaya untuk dikeluarkan dari tubuh.
Atas riset yang ia namakan Autophagy ini, dokter Yoshinori Ohsumi mendapat penghargaan Nobel Kedokteran.
Bagi Muslim, ada puasa Senin Kamis dan puasa Ramadan selama sebulan. Artinya konsep autophagy sesungguhnya sudah dikenal sejak 15 abad yang lalu oleh Rasulullah SAW.
Dari beberapa riset ilmiah di atas, dapat disimpulkan bahwa puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan. Tentu saja harus dikerjakan dengan cara yang benar sesuai syariah.
Puasa Berkah dan Sehat dengan 3 Kebaikan Kojima
Supaya semua manfaat puasa dan keberkahan ibadah di bulan Ramadhan bisa kita raih, tentu butuh usaha dan tip khusus. Usaha yang bisa dilakukan antara lain menyiapkan menu sahur dan berbuka dengan gizi seimbang, olah raga ringan (misal jalan pagi dan yoga), tidur cukup, berpikiran positif, berusaha mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat dan berdoa.
Selama Ramadhan 2021, saya mencoba menambahkan KOJIMA dalam menu sahur dan buka puasa untuk keluarga. KOJIMA, madu dengan 3 kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), madu, ditambah asam jawa (tamarin) yang menyegarkan. Berdasarkan hasil riset, kebaikan 3 bahan yang terkandung di dalam kojima, terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
Menurut penelitian Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), menyimpulkan bahwa kandungan kurma, habbatussauda (jinten hitam) dan madu terbukti sebagai phytonutrient (penambah nutrisi alami), yang efektif meningkatkan daya tahan tubuh atau disebut sebagai immunostimulant.
Sport Nutritionist & Disease Prevention, Emilia Achmadi, MS., RDN., mengemukakan, mengonsumsi kurma, habbatussauda (jinten hitam) dan madu sangat dianjurkan karena terbukti dapat membantu memperkuat sistem imun tubuh.
Yuk kita lihat kandungan kojima berikut ini :
1. Kurma
Menurut National Institute of Healthy (NCBI), buah kurma juga memiliki antioksidan yang tinggi.
Kurma adalah buah favorit Rasulullah saat berbuka puasa.
2. Madu
Cairan manis kaya manfaat hasil kerja keras lebah madu ini sudah tak diragukan lagi khasiatnya sejak jaman dahulu.Â
3. Jintan hitam (habbatussauda)
Abu Hurairah pernah mendengar Rasulullah Muhammad SAW bersabda : "Pada Habbatussauda ada obat bagi segala jenis penyakit kecuali Al-Sam, yaitu maut". (HR Bukhari Muslim)
Kojima, cara praktis dan asyik makan korma, jintan hitam (habbatussauda) dan madu. Tinggal lep, satu sendok saat berbuka puasa dan satu sendok di akhir sahur. Bisa langsung diminum, dicampur dengan air putih atau minuman lain. Bisa juga sebagai topping pancake atau sebagai olesan roti tawar.
Yuk minum kojima sebagai ikhtiar untuk menjaga stamina kita, supaya kita bisa melaksanakan puasa dan menunaikan ibadah lain di bulan Ramadan dengan lancar, sehat dan berkah. Tentu harus tetap diiringi ikhtiar yang lain, seperti makan bergizi saat sahur dan berbuka puasa, olah raga, berpikir positif serta jangan lupa selalu berdoa!
Semoga Ramadan ini menjadikan kita sebagai manusia yang lebih baik. Aamiiin.
Seliara
Referensi Artikel :
satu, dua, tiga, empat, lima, enam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H