Mengenang masa kecil selalu membuat saya merasa bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena banyak sekali kenangan indah yang akan selalu tersimpan di hati. Sekaligus sedih karena masa kecil saya penuh dengan rasa kehilangan.
Kehilangan ibu adalah masa yang paling menyedihkan. Lalu kepergian nenek yang tinggal bersama kami menambah rasa kehilangan itu makin dalam. Kemudian kepergian bapak yang menyusul ibu untuk selama-lamanya. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, menerima amal ibadahnya dan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin yaa Robbal'alaamiin.
Dibalik semua kehilangan yang menyisakan kesedihan itu, tetap terselip memori-memori indah. Waktu telah berbaik hati kepada saya untuk tetap bisa tersenyum bila mengenangnya. Pun kenangan saat Ramadan di waktu kecil. Bagi saya, setiap Ramadan mempunyai keindahan dan kenangan tersendiri, selalu ada momen berharga.
Berikut ini adalah kenangan Ramadan masa kecil saya.
1. Bermain kembang api dan petasan
![Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/18/firecracker-84715-1920-607b176cd541df4e0b056a42.jpg?t=o&v=770)
Menjelang akhir Ramadan biasanya permainan kembang api dan petasan semakin seru. Kembang api dan petasan yang dimainkan juga beragam. Ada yang berbentuk kecil seperti biji untuk dibanting, ada pula yang dipegang tangan diaahkan ke atas, meluncur ke langit, lalu akan meledak membentuk semburat indah.
Tapi terus terang saya takut dengan petasan. Saat itu saya sering mendengar banyak korban yang jatuh karena bermain petasan. Syukurlah sekarang petasan sudah dilarang.
2. Kehilangan sandal saat salat tarawih di masjid
![Gambar oleh chezbeate dari Pixabay](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/18/flip-flops-1479699-1920-607b183a8ede4802fc425b42.jpg?t=o&v=770)
Setelah hampir semua jamaah pulang, maka ada satu sandal yang tersisa, hanya sebelah saja. Akhirnya saya pulang dengan sandal kanan dan kiri yang berbeda. Tak apa, yang penting tidak pulang nyeker (tanpa memakai alas kaki). Besoknya saya memakai sandal itu ke masjid, berharap akan bisa ketemu pasangannya masing-masing. Mungkin karena gelap atau terburu-buru, ada yang tak sadar kalau salah memakai sandal.Â
Walau saat itu sandal sering tertukar, tapi kami tetap semangat pergi ke masjid.Â
Oya, saat itu belum ada gadget dan pilihan acara TV masih terbatas, tidak seperti sekarang ini. Jadi pergi bersama teman-teman ke masjid sekaligus bermain adalah hal yang sangat menyenangkan. Bahkan di masjid sering ada teman yang usil, sengaja mengganggu konsentrasi teman sebelahnya saat sholat, dan akhirnya semua akan tertawa cekikikan. Setelah selesai bercanda, tetap melanjutkan salat mengikuti imam. Duh, anak-anak.
3. Pesantren kilat di sekolah
![Gambar oleh Chan Factory dari Pixabay](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/18/women-5993762-1920-607b9f448ede4803a242b6e3.jpg?t=o&v=770)
Sesuai namanya pesantren ini memang kilat, hanya 2-3 hari saja. Yang paling seru adalah bisa menginap di sekolah beramai-ramai. Ruang kelas akan disulap menjadi tempat tidur massal. Jangan bayangkan akan tidur di kasur, tapi cukup tidur di karpet. Boleh membawa bantal, guling dan selimut. Itu pun sudah mewah sekali.
Nah biasanya setiap datang waktu tidur, teman-teman bukannya tidur tapi malah ngobrol seru dan lucu sampai tertawa cekikikan. Sering ditegur oleh pembina, disuruh segera tidur karena besok pagi-pagi harus bangun untuk makan sahur dilanjutkan rangkaian kegiatan lainnya.
Karena sering tidur larut, akibatnya sudah bisa diduga, saat mengikuti acara kajian setelah salat subuh, banyak siswa yang tertidur.
Kegiatan sanlat ini juga menjadi kebahagiaan tersendiri karena sekolah diliburkan.
4. Mengisi buku kegiatan Ramadan
![Gambar oleh DarkmoonArt_de dari Pixabay](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/18/toys-3200971-1920-607b19ac8ede4857af706572.jpg?t=o&v=770)
5. Sering membuka kulkas
![Gambar oleh difisher dari Pixabay](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/18/fridge-3475996-1920-607b1a308ede480684434b93.jpg?t=o&v=770)
6. Jalan-jalan pagi setelah salat subuh
![Gambar oleh Jill Wellington dari Pixabay](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/18/spring-3404749-1920-607b1a2dd541df288652c762.jpg?t=o&v=770)
Jadi setelah salat subuh kami jarang tidur, tapi bersama teman-teman berjalan-jalan pagi sambil bercerita dan bercanda. Udara pagi di desa terasa segar, melenyapkan kantuk.
Itulah kenangan Ramadan masa kecil yang sering saya rindukan. Masa lalu memang tak bisa diulang, tapi kita bisa menciptakan momen berharga di setiap Ramadan!
Apa momen Ramadan masa kecil yang Pembaca rindukan? Silakan tulis di kolom komentar ya!
Semoga ibadah Ramadan tahun ini menjadikan kita pribadi yang lebih indah, yang dicintai penduduk langit dan bumi. Semoga!
Salam hangat,
Seliara