Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menyiapkan Menu Berbuka Puasa

17 April 2021   23:30 Diperbarui: 18 April 2021   00:12 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kegiatan seru selama bulan Ramadan adalah menyiapkan menu berbuka puasa. Kebetulan saya biasa menyetok bahan makanan di kulkas, jadi saat ingin memasak, tinggal memadumadankan sesuai selera. Tapi kalau lagi sibuk, saya akan memasak yang praktis saja, atau memanfaatkan stock makanan kering yang dibuat sehari sebelumnya.

Hari ini, kebetulan saya mempunyai waktu untuk memasak. Tadi siang si sulung mengirimi video resep ayam chasu. Dia ingin dimasakkan resep itu. Kebetulan di kulkas ada persediaan paha ayam fillet tanpa kulit. Saya lihat di video tutorialnya juga memakai bahan paha ayam fillet, bedanya di resep aslinya paha ayam fillet lengkap dengan kulitnya, sementara saya lebih suka tanpa kulit. Kami sekeluarga sedang berikhtiar makan sehat, mengurangi apa yang bisa dikurangi, misalnya mengurangi gula, gorengan dan karbohidrat. Saya lihat cara masaknya cukup mudah, tanpa digoreng dan semua bumbu tersedia di dapur.

Lalu si kakak juga minta dimasakkan sayur bayam campur pipilan jagung manis. Kebetulan di kulkas juga ada persediaan hati ayam, jadi sekalian memasak sambal goreng hati.  

Nah, kemarin sore suami pulang sambil membawa sesisir pisang ambon. Saya hafal kebiasaan suami, sering pulang membawa sesuatu bukan karena kami membutuhkannya, tapi ada penjual yang lebih membutuhkan dibeli barang dagangannya. 

Saya langsung berpikir, pisang ini mau dimasak apa ya? Sebenarnya dimakan biasa juga enak. Tapi saya ingat beberapa hari yang lalu, pisang ambon ini sangat nikmat rasanya untuk isian banana milk crispy. Rasa manis pisang dalam lembutnya custrad vanila berpadu dengan gurihnya kulit pastry yang renyah. Sungguh nikmat rasanya! Saya lihat di freezer masih ada 2 bungkus pastry instan. Baiklah, siap dieksekusi. Inilah banana milk crispy itu!

dokpri
dokpri
Dibantu asisten rumah tangga kesayangan, sore ini satu persatu masakan mulai kami kerjakan. Kami berbagi tugas. Tak lama kemudian satu persatu masakan mulai matang.

Oya, ada satu minuman yang tak boleh terlewatkan, harus selalu tersedia karena kami semua sangat menyukainya. Apa ya kira-kira? Benar, jus buah!

Sore ini pilihan saya adalah jus pepaya, wortel dan air jeruk nipis. Tanpa gula, tetap terasa segar dan nikmat!

dokpri
dokpri
Saat saya buka kulkas, saya lihat masih ada beberapa cup puding silky cocktail yang kami buat kemarin. Biasanya sekali membuat puding akan habis dalam waktu 3-4 hari. Kami simpan puding itu di kulkas untuk menjaga kesegarannya. 

Di meja juga masih ada kering kentang yang dimasak sehari yang lalu buat persediaan lauk. Alhamdulilah akhirnya lengkap sudah menu buka puasa sore ini. Kami tinggal menatanya di meja.

Semua masakan yang dibuat hari ini sebenarnya cukup sederhana. Bahan-bahannya mudah didapat. Cara memasaknya  praktis dan cepat.  Rasanya lezat, penampilannya memikat .... hehehe. Beberapa resepnya sudah pernah saya share di kompasiana.

Sebenarnya letak keberkahan makanan bukan seberapa mahal dan lezatnya, tapi dengan siapa kita menikmatinya ... dan makan bersama keluarga tercinta adalah momen yang berharga! Rasa syukur dan kebersamaan itulah yang membuat setiap suap terasa istimewa!

Saya baru merasakan dan menyadarinya setelah kedua anak saya kuliah. Saat itu mereka tambah sibuk dan belajar di luar Jakarta. Kebersamaan adalah sebuah kemewahan. Ketika kata "pulang" bukan sekedar melangkahkan kaki ke rumah. Tapi pulang bermakna "perjuangan". Dan ketika si bungsu yang sedang belajar di negeri sakura mengatakan ia rindu masakan mamanya, dalam sekejab "kebersamaan" itu menjadi kemewahan yang berlipat-lipat!

Seringkali sesuatu terasa begitu berharga setelah hilang dari sisi kita. Karena itu selagi masih ada kesempatan, sayangi, cintai, hargai apa yang masih ada di sekeliling kita. Anak-anak dan pasangan kita, kadang kehadiranyya kita anggap biasa saja. Tapi begitu mereka semua pergi, barulah kita menyadari, kehadiran mereka sangatlah berarti!

Ramadan adalah saat kita meraih cinta dari langit dan menebarkannya ke bumi. Semoga.

Salam hangat,

Seliara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun