Mohon tunggu...
Selfiya RositaSari
Selfiya RositaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Pajak Rokok dan Bea Cukai untuk Penambahan Pembiayaan Kesehatan

22 Agustus 2023   21:50 Diperbarui: 22 Agustus 2023   22:13 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama               : Selfiya Rosita Sari

Fakultas           : SIKIA BWI

Prodi               : Akuakultur

Garuda            : 6

Ksatria             : 1

Pemanfaatan Pajak Rokok dan Bea Cukai untuk penambahan pembiayaan Kesehatan

Keuangan merupakan faktor penting dalam suatu negara karena Pengaruh tersebut menentukan kompleksitas kontinum kehidupan negara dan penduduknya. Pengaruh aspek keuangan publik antara yang lainnya juga mencerminkan kualitas keberadaan suatu pemerintahan di Indonesia menjalankan fungsi negaranya. Jika pendanaan publik ditingkatkan, Apakah posisi pemerintah dalam penyelenggaraan aparatur negara sudah baik? menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan kepada warga negaranya akan lebih mantap, lebih baik dan lebih positif di mata masyarakat. Di sisi lain, suatu pemerintahan dianggap menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks untuk dapat memperlancar pelaksanaan seluruh fungsi dan tugas negara, jika tidak didukung oleh kondisi keuangan negara yang baik (Nasution et al, 2011). Salah satu pengaruh Pajak Rokok dan Bea Cukai untuk penambahan pembiayaan Kesehatan. Pajak rokok dan bea cukai telah lama menjadi topik perbincangan yang hangat dalam masyarakat. Sementara beberapa pihak berpendapat bahwa peningkatan pajak rokok dan bea cukai akan memberikan manfaat besar bagi pembiayaan kesehatan, pandangan ini juga diimbangi oleh sejumlah kontra yang perlu dipertimbangkan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa argumen pro terkait pemanfaatan pajak rokok dan bea cukai untuk peningkatan pembiayaan kesehatan.

Dengan meningkatnya pajak rokok dan bea cukai, pemerintah dapat menghasilkan pendapatan tambahan yang dapat dialokasikan untuk penyediaan layanan kesehatan yang lebih baik. Hal ini tidak hanya akan membantu mengatasi beban penyakit yang disebabkan oleh rokok, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya merokok. Selanjutnya, pendekatan ini memiliki potensi untuk mendorong perubahan perilaku. Dengan harga rokok yang lebih tinggi akibat peningkatan pajak, sebagian perokok mungkin akan berpikir ulang tentang kebiasaan mereka. Ini dapat menjadi peluang bagi pemerintah untuk memperkenalkan program-program dukungan berbasis masyarakat yang bertujuan untuk membantu individu berhenti merokok. Dalam jangka panjang, perubahan perilaku ini dapat mengurangi beban penyakit dan biaya kesehatan yang terkait.

Selain manfaat kesehatan individu, pemanfaatan pajak rokok dan bea cukai juga dapat meningkatkan pembiayaan sistem kesehatan secara keseluruhan. Peningkatan pendapatan dari pajak dan bea cukai dapat dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur kesehatan, pelatihan tenaga medis, serta penyediaan obat dan peralatan medis yang mutakhir. Ini akan memungkinkan sistem kesehatan untuk lebih siap menghadapi tantangan masa depan, termasuk lonjakan kasus penyakit dan keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Mengingat beratnya eksternalitas negatif yang disebabkan oleh konsumsi produk tembakau, langkah-langkah skala besar harus diambil untuk melindungi masyarakat dari bahaya merokok dan untuk mencegah merokok.Semakin banyak narkoba semakin baik. Salah satu pilihan instrumen yang dapat digunakan sebagai kebijakan berbasis pasar adalah penggunaan pajak. Negara-negara mengenakan pajak yang tinggi pada produk tembakau untuk mengendalikan konsumsi. Selain itu, untuk secara aktif meningkatkan kesehatan masyarakat dan kondisi lingkungan, pendapatan yang dihasilkan harus dialokasikan untuk berbagai kegiatan. WHO selanjutnya merekomendasikan agar sebagian kecil dari total pendapatan pajak nasional dari produk tembakau dialokasikan untuk mendanai program promosi kesehatan, termasuk program pengendalian tembakau. Dana yang dialokasikan (khusus) juga dapat digunakan untuk mempromosikan rencana penghapusan kegiatan terkait tembakau untuk mendukung petani tembakau dan pekerja yang mata pencahariannya mungkin terpengaruh dampak pengurangan konsumsi tembakau (Kusyeni et al, 2021).

Keuntungan penggunaan pajak dan retribusi tembakau untuk melengkapi pembiayaan kesehatan adalah dapat membantu menciptakan sumber pembiayaan yang penting bagi sektor kesehatan. Dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi pada produk tembakau, pemerintah dapat mengumpulkan dana untuk meningkatkan layanan kesehatan, mendanai program pencegahan penyakit terkait tembakau, dan mendukung upaya penelitian, penelitian dan pengembangan di bidang medis. Selain itu, langkah ini juga dapat membantu mengurangi jumlah perokok dan mendorong gaya hidup sehat, mengurangi beban penyakit akibat merokok, serta mengurangi biaya perawatan kesehatan jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, F. A. 2011. Kebijakan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Pasca Reformasi. Jurnal Hukum 18(3): 382.

Kusyeni., N. Sari., R. Kumalac., Z. A. Yurdani. 2021. Efektivitas Program Earmarking Tax Atas Pajak Rokok Untuk Kesadaran Dalam Upaya Kesehatan Masyarakat di Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Reformasi Administrasi : Jurnal Ilmiah untuk Mewujudkan Masyarakat Madani 8(1):67.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun