Dipinggir air yang tenang
Ditemani sinar matahari, yang terkadang redup tertutup awan
Angin yang tak segan menyentuh hangatnya kulit
Daun yang tak takut jatuh kebawah, menerjang kerasnya tanahÂ
Memandang lurus yang tak ada ujungnyaÂ
Mengeluh, mengadu ke air danau didepan mata
Menyedihkan, hidup damai seperti apa yang hendak dibawa pulang
Lelah, tak satupun tau apa hendaknya diri ini
Berusaha berdamai seperti daun dan tanah
Tak memberontak ketika jatuh, begitu juga raga
Meminta kedamaian yang nyata, namun angan yang terwujud
Nasib, tidak bisa mengalir tenang mengikuti alur
Bersabar pun sudah muak, menangislah akhirnyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H