Sebagai salah satu mahasiswa baru diari fakultas ilmu sosisal di Universitas Negeri Cirebon
tahun ini, sudah sepatutnya saya sebagai penulis serta pembaca mengetahui apa arti
sebenarnya dari stratifikasi sosial. Jika kita lihat pengertian dari salah satu ahli sosiologi,
menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt stratifikasi soaial ialah system perbedaan status
yang berlaku dalam suatu masyarakat. Biasanya berbentuk hierarki atau tingkatan, dari
tertinggi sampai terendah. Biasanya stratifikasi sosial sangat khas dengan istilah kekuasaan
ataupun kekayaan. Jabatan akan sangat terlihat perbedaan statusnya dari mata masyarakat.
Namun di era globalisasi saat ini, jabatan pun akan di dapat seseorang tak semata-mata
hanya dari keturunan seperti dulu kala dengan adanya system Kerajaan. Melainkan jabatan
akan di dapat seseorang dengan adanya ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan kini menjadi salah satu faktor dari sekian yang menentukan serta
seseorang di masyarakat. Ilmu pengetahuan didapatkan seseorang melalui Lembaga
kependidikan serta peran para tenaga pendidik. Ilmu pengetahuan juga yang secara
langsung menentukan tingkatan jataan maupun profesi seseeorang. Bukan hanya dari
sekolah ataupun perguruan tinggi favorit dan terkemuka, namun dari jenjang terakhir yang
seseorang ambil. Dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, menenga, atas, hingga perguruan
tinggi. Sudah dipastikan lulusan sarjana. Perbedaan yang dilihat adalah segi kualitas karena
tujuan pembelajaran dari tenaga pendidik kepada para siswa atau mahasiswa tentunya
berbeda.
Dari pandangan lulusan terakhir seseorang, strata atau tingkatan tersebut dapat disimpulkan
oleh penerima karyawan atau pekerjaan yang mana yang akan cocok dengan pekerjaan
yang ditawarkan. Bukan hanya dari segi profesi namun hanya dari cara penghormatan
seseorang pun akan terlihat. Penghormatan serta rasa segan akan muncul dari masyarakat
kepada seseorang yang telah menuntut ilmu hingga jenjang magister, dan jika hingga keluar
negeri atau dapat kita katakana orang yang telah melalui Pendidikan yang sudah tinggi.
Pandangan dan penghormatan itu akan berbeda terhadap orang yang hanya berasal dari
lulusan sekolah menengah atas. Lulusan yang berbeda tingktan atau stratanya akan dinilai
oleh masyarakat bisa dengan secara stereotip bahwa orang berpendidikan tinggi akan
memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses ketimbang yang hanya lulusan SMP ataupun
SMA. Namun memang tak selamanya orang yang hanya berkelulusan SMA tidak dapat
menjadi sukses. Itulah persepsi yang akhirnya muncul dalam masyarakat.
Sekiranya memang sebuah ilmu pengetahuan menjadi salah sebuah faktor stratifikasi sosial
dikarenakan pentingnya pendidikan di era saat ini. Era Dimana informasi telah meluap dan
dapat dicari dengan hanya hitungan detik. Dengan mudahnya data dicari oleh siapa pun saat
ini, akan sangat penting diberikannya didikan untuk menangani cara mengakses segala informasi dan menelaah yang mana yang baik dan buruk dengan dilandasi ideologi bangsa
yaitu pancasila. Jika seseorang tak dapat menelaah yang mana yang bisa ia akses ataupun
yang mana yang tidak baik sekiranya akan didapatkan melalui Pendidikan. Walau
kesimpulannya memang stratifikasi tidak hanya dilihat dari ilmu pengetahuan, namun ilmu
pengetahuan menjadi sebuah indikasi dari terjadinya atau tercapainya sebuah jabatan yang
memang menjadi faktor lain dari strata di Masyarakat pula?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H