Mohon tunggu...
Selfia Pajriani
Selfia Pajriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang menulis, mengikuti diskusi, dan berbagi ide melalui platform online. Hobi saya mencakup membaca buku motivasi, serta terlibat dalam kegiatan organisasi kampus yang mendorong inovasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Racun di Ujung Jari: Ujaran Kebencian Meracuni Ruang Publik Kita

9 Desember 2024   20:27 Diperbarui: 9 Desember 2024   21:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ujaran kebencian (hate speech) didefinisikan sebagai bentuk ekspresi yang menyebar, menghasut, mempromosikan, membenarkan kebencian rasial, dan ketidaksukaan pada hal-hal tertentu. Ujaran kebencian merujuk pada komunikasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang dapat memicu kebencian atau permusuhan terhadap orang lain berdasarkan faktor-faktor seperti ras, agama, gender, dan lain sebagainya. 

Saat ini banyak bermunculan kasus ujaran kebencian seperti penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan agama, memprovokasi, menghasut, bahkan penyebaran berita bohong (hoax) di berbagai platform media sosial. Media sosial yang seharusnya berfungsi sebagai ruang publik di mana seseorang dapat berdiskusi, bertukar pikiran, dan berkomunikasi secara demokratis dan bebas, justru digunakan untuk menyebarkan teks ujaran kebencian dengan tujuan menggulingkan opini publik. 

Ujaran kebencian ini dapat terjadi  karena netizen memiliki prasangka negatif terhadap kelompok tertentu dalam pribadi mereka, misalnya mereka percaya bahwa kelompok, agama, atau etnis tertentu tidak beradab, pelit, dan lain sebagainya. Akibatnya, mereka menjadi jijik terhadap kelompok lain, yang kemudian mendorong mereka untuk terus melontarkan ujaran kebencian. 

Apa saja bentuk ujaran kebencian?

Jenis ujaran kebencian yang muncul di media sosial sangat beragam dan seringkali berhubungan dengan konteks sosial, politik, dan budaya. Beberapa diantaranya seperti:

1. Penghinaan. 

Identitas individu atau kelompok sering dikaitkan dengan identitas mereka, seperti ras, agama, suku, atau lain sebagainya. Contohnya seperti komentar negatif di media sosial mengenai penampilan atau sifat seseorang.

2. Pencemaran nama baik. 

Penyebaran informasi yang salah dan menyesatkan tentang seseorang dengan tujuan merusak reputasi mereka, seperti tuduhan palsu yang disebarkan melalui postingan atau komentar di berbagai platform media sosial. 

3. Penistaan agama. 

Komentar yang menghina atau menyerang keyakinan agama tertentu, yang dapat menyebabkan terjadinya konflik antara agama. Hal ini sering terjadi ketika seseorang berbicara mengenai ha-hal politik atau sosial di media sosial.

4. Tindakan memprovokasi.

Tindakan provokasi ini paling banyak terjadi adalah provokasi politik. Tujuan dari provokasi ini adalah melemahkan lawan politik, merusak reputasi, dan meningkatkan dukungan dan reputasi kandidat yang melakukan tindakan provokatif tersebut. 

5. Menghasut.

Ujaran ini bertujuan membangkitkan hati orang lain agar menimbulkan rasa marah dan mau melakukan sesuatu dalam hal ini melawan atau memberontak. Contohnya seperti ajakan untuk menyerang kelompok etnis atau agama tertentu. 

Berita bohong (hoax). Penyebaran informasi yang salah dimaksudkan untuk menyesatkan masyarakat dan memicu reaksi emosional. Hal ini biasanya terkait isu-isu sensitif seperti politik, kesehatan, atau agamaan.

Apa saja dampak ujaran kebencian?

Semakin maraknya ujaran kebencian di media sosial dan banyaknya komentar negatif yang bermunculan akan berdampak negatif bagi para korban. Berikut ini merupakan dampak ujaran kebencian yaitu:

1. Kecanduan. 

Kecanduan dapat terjadi bagi para pelaku penyebar ujaran kebencian karena merasa memiliki kebebasan berekspresi penuh di media sosial tanpa mengenal langsung orang yang diserang. Akibatnya para pelaku penyebar ujaran kebencian akan terus melakukan hal tersebut. 

2. Gangguan psikologis. 

Korban ujaran kebencian sering mengalami masalah psikologis yang serius, seperti stres, depresi, dan trauma. Ujaran kebencian juga dapat membuat korban merasa terasingkan dan kurang percaya diri, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang lebih serius. 

3. Bunuh diri.

Seseorang dengan daya tahan mental yang rendah, ujaran kebencian dapat menyebabkan reaksi emosional yang ekstrem. Komentar jahat dapat menyebabkan rasa sakit emosional yang sangat mendalam yang kemudian mendorong korban melakukan tindakan drastis seperti bunuh diri. 

Bagaimana Strategi untuk Melawan Ujaran Kebencian?

Strategi untuk melawan ujaran kebencian sangat penting untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih aman dan inklusif. Beberapa strategi yang dapat diterapkan yaitu:

1. Pendidikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui program pendidikan dan edukasi baik di sekolah atau komunitas untuk membantu individu mengenali dan menolak ujaran kebencian. 

2. Penguatan regulasi dan penegakan hukum. Mengadopsi undang-undang yang membatasi ujaran kebencian dan memastikan penegakan hukum yang efektif, termasuk memberikan sanksi kepada pelakunya.

P. Penggunaan teknologi dan media sosial. Media sosial harus menerapkan kebijakan moderasi yang ketat untuk membatasi dan menghapus konten yang berisi ujaran kebencian. Pengguna juga harus diminta untuk melaporkan konten yang melanggar aturan. 

Ujaran kebencian di ruang publik, terutama di platform media sosial telah menjadi fenomena yang meresahkan. Tindakan ini dapat menyebabkan konflik. Kekerasan, bahkan kematian. 

Penting untuk meningkatkan budaya komunikasi positif di media sosial dan mencegah penyebaran ujaran kebencian. Setiap individu perlu berperan aktif menciptakan ruang publik yang bebas dari racun kebencian. Upaya ini harus dimulai dari diri sendiri dan melibatkan seluruh masyarakat demi lingkungan yang aman dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun