Mohon tunggu...
Selfia Pajriani
Selfia Pajriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang menulis, mengikuti diskusi, dan berbagi ide melalui platform online. Hobi saya mencakup membaca buku motivasi, serta terlibat dalam kegiatan organisasi kampus yang mendorong inovasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Racun di Ujung Jari: Ujaran Kebencian Meracuni Ruang Publik Kita

9 Desember 2024   20:27 Diperbarui: 9 Desember 2024   21:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

4. Tindakan memprovokasi.

Tindakan provokasi ini paling banyak terjadi adalah provokasi politik. Tujuan dari provokasi ini adalah melemahkan lawan politik, merusak reputasi, dan meningkatkan dukungan dan reputasi kandidat yang melakukan tindakan provokatif tersebut. 

5. Menghasut.

Ujaran ini bertujuan membangkitkan hati orang lain agar menimbulkan rasa marah dan mau melakukan sesuatu dalam hal ini melawan atau memberontak. Contohnya seperti ajakan untuk menyerang kelompok etnis atau agama tertentu. 

Berita bohong (hoax). Penyebaran informasi yang salah dimaksudkan untuk menyesatkan masyarakat dan memicu reaksi emosional. Hal ini biasanya terkait isu-isu sensitif seperti politik, kesehatan, atau agamaan.

Apa saja dampak ujaran kebencian?

Semakin maraknya ujaran kebencian di media sosial dan banyaknya komentar negatif yang bermunculan akan berdampak negatif bagi para korban. Berikut ini merupakan dampak ujaran kebencian yaitu:

1. Kecanduan. 

Kecanduan dapat terjadi bagi para pelaku penyebar ujaran kebencian karena merasa memiliki kebebasan berekspresi penuh di media sosial tanpa mengenal langsung orang yang diserang. Akibatnya para pelaku penyebar ujaran kebencian akan terus melakukan hal tersebut. 

2. Gangguan psikologis. 

Korban ujaran kebencian sering mengalami masalah psikologis yang serius, seperti stres, depresi, dan trauma. Ujaran kebencian juga dapat membuat korban merasa terasingkan dan kurang percaya diri, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang lebih serius. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun