d) Teori ini memaksimalkan ingatan siswa untuk mengingat materi yang diberikan (Dimas Asysyakurrohi dkk, 2023).
Kekurangan teori kognitif antara lain:
a) Tidak komprehensif untuk semua jenjang pendidikan dan sulit dipraktikkan, terutama di tingkat lanjut.
b) Lebih menekankan kemampuan memori, dengan asumsi semua siswa memiliki kemampuan memori yang sama.
c) Tidak selalu memperhatikan cara siswa meneliti atau menciptakan pengetahuan.
d) Menggunakan metode kognitif saja mungkin tidak cukup untuk pemahaman penuh siswa.
e) SMK yang hanya menggunakan metode kognitif mungkin menghadapi kesulitan dalam aktivitas atau bahan praktis.
f) Perhatian harus diberikan pada kemampuan siswa dalam mengembangkan materi yang diajarkan (Bakharuddin All Habsy dkk, 2024).
Teori kognitivisme menyatakan bahwa pembelajaran adalah hasil interaksi mental seseorang dengan lingkungan, menghasilkan perubahan pengetahuan atau perilaku (Nurhadi, 2020). Pendekatan kognitif dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki setiap individu berdasarkan situasi belajarnya akan menentukan apa yang dipahami, dipelajari, diingat, atau dilupakan (Rochanda Wiradintana, 2018). Prinsip teori belajar kognitif menurut teori gestalt dalam pembelajaran menunjukkan bahwa kegiatan harus dilakukan secara keseluruhan, bukan sebagai gerakan terpisah, agar pelajar atau atlet dapat menghubungkan bagian-bagiannya menjadi satu kesatuan (Yossita Wisman, 2020).
Jadi, pembelajaran kognitivisme dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan kognitif siswa. Teori kognitivisme menekankan pentingnya proses mental dalam pembelajaran, seperti pemahaman, ingatan, dan pemecahan masalah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kognitivisme, pendidik dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemandirian dalam belajar. Meskipun teori ini memiliki beberapa kelemahan, seperti asumsi yang sama terhadap kemampuan memori semua siswa, penerapannya yang tepat dapat memaksimalkan potensi kognitif siswa dan memperkuat proses pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H