Contoh lainnya, perilaku dan kegiatan ingin berbagi yang lebih tinggi, sifat saling mengasihi saat sahur dan berbuka. Itu bentuk rasa damai kita yang telah kembali bangun.
Lalu mengapa tidak kita benar - benar bawa saja A ke kehidupan selanjutnya? Bukankah cita - cita dasar kita adalah "menginginkan rasa damai", meskipun mungkin setan akan kembali di lepas dan mengganggu, semoga kita tetap teguh dengan spirit dari Ramadhan.
*A disini adalah kegiatan positif yang wajib kita laksanakan di Bulan Ramadhan. Kegiatan yang secara tidak langsung berdampak ke segala aspek kehidupan.Â
Belum usai disitu, pesan peninggalan Ramadhan yang lainnya.
Ketika esok hari menjelang Idul Fitri.Â
Bangun pagi dan mempersiapkan kebutuhan solat Ied, mungkin ada seselip haru di sudut mata, saya mengingat sudut haru terakhir di mata ibu, dua tahun lalu. Ibu membangunkan kami dengan caranya, menunggu di depan pintu rumah usai kami sholat Ied. Kali ini air mata tidak lagi bersemayam di sudut matanya. Tapi sudah memenuhi ruang mata.
Begitu tulus ibu memeluk saya, dan bilang "Maafin ibu yaa, pasti ibu banyak salah sama kamu. Anak ibu kenapa sudah besar ya?"
Bagaimana? saya tidak pernah menebak dan menduga, itu idul fitri terakhir yang bisa kami jalani bersama. Saya tidak pernah tahu, kalau bentuk pelukan dan ucapan pertama kali yang ia keluarkan, adalah terakhir kali saya dengar. Harusnya, saya terlebih dahulu bukan? yang segera memeluknya dan lebih dulu berkata hal itu? Seolah ibu ingin menjadi paling awal memohon maaf, dan paling awal mendahului kami menghadap sang Pencipta. Sebagai pengingat kami, bahwa yang hidup akan mati.
Kita tidak pernah tahu usia seseorang, begitupun saat berjabat tangan erat esok di hari raya, kita tidak pernah tahu kalau itu mungkin menjadi hari terakhir jabatan tangan kita di Bulan Ramadhan. Â Semoga ketulusan bermaafan besok, mampu menghapus dosa - dosa kita, dan menambah amalan kita.
Baiklah, saya penulis yang masih belajar. Manusia biasa yang tidak luput dari khilaf dan dosa. Yang jujur masih mudah terjerat dengan nafsu dunia pribadi. Yang entah sengaja atau tidak, secara langsung atau tidak, nafsu dunia saya tersebut telah melukai, menyakiti, menyinggung kalian semua. Baik di dunia nyata atau maya. Saya mengharapkan dibukakan pintu maaf yang sebesar - besarnya.
Apabila ada kesalahan, mohon ingatkan dan dimaafkan.Â