Mohon tunggu...
selestin nisfu
selestin nisfu Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Epidemiologi Kesehatan

on learning process. love every little things to write in.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Membuat SOTR Jadi SOTM, demi Kemaslahatan Bersama

4 Juni 2018   04:11 Diperbarui: 5 Juni 2018   13:27 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc pribadi : selestinisfu

SOTR nama beken dari kepanjangan Sahur On The Road.

SOTR yang kita bahas adalah kegiatan yang umumnya dilakukan anak - anak muda, sebagai bentuk atau cara mereka berbagi. (Bukan SOTR saat dalam perjalanan kemana, terus berhenti di rest area untuk sahur yaaa)

Niatnya sudah baik, bahkan itu merupakan kegiatan yang positif.

Namun, "baik" bukan berarti SOTR kegiatan yang "benar" atau "tepat".

"Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus."

Entah kalimat itu berasal dari mana, kenapa begitu rumit membahas definisi baik, benar, bagus, dan berharga?

Tetapi apabila di pahami lebih dalam, kalimat di atas "ada benarnya".

Loh, lagi pemakaian benar? kenapa tidak pakai "ada baiknya" saja?

Kalau kita mau bahas satu per satu makna diatas menurut KBBI, jawaban berikut yang akan kita dapatkan

baik /ba*ik / 1adj elok; patut; teratur (apik, rapi, tidak ada celanya, dan sebagainya) ; 2 adj tidak jahat (tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan, dan sebagainya); jujur

benar/be*nar/ adj1 sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah ; 2 tidak berat sebelah; adil

bagus1/ba*gus/ adj baik sekali; elok

berharga/ber*har*ga/ 1verb mempunyai harga: 2verb berguna; bermanfaat

Kembali lagi ke topik SOTR, yang niatnya baik atau elok atau patut dan bukan suatu kejahatan, tetapi SOTR dinilai tidak sepenuhnya benar atau sesuai tidak sebagaimana adanya. Mengapa demikian?

Persoalan mengapa SOTR bukan dari kegiatannya, tetapi lebih ke lokasi pelaksanaannya.

Kegiatan SOTR kerap kali memberikan atau membagikan makanan di jalan bagi setiap orang yang ditemui, khususnya pengemis, gelandangan, dll.

Jalanan bukan tempat yang tepat untuk melakukan kegiatan tersebut, karena dinilai bisa menimbulkan permasalahan - permasalahan lain. Meskipun sebenarnya sasaran kegiatan SOTR pastinya ditemui di jalan raya.

Bahkan Bapak Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, atau akrab dipanggil pak Sandi,telah menghimbau agar Saur On The Road tidak dilaksanakan di bulan Ramadhan. Sebab kegiatan ini menimbulkan dampak yang kurang baik. Sandi melarang bukan tanpa alasan,melainkan faktor keselamatan jadi pertimbangannya. Selain itu bentuk larangan yang ia berikan, disertai dengan solusi pengganti kegiatan SOTR. Kegiatan SOTR bisa diganti dengan kegiatan yang digelar di masjid - masjid ataupun mushola. Pun fasilitas untuk semua itu sudah disiapkan, tinggal membiasakan saja untuk pola pembagian sahur yang baru bagi kelompok masyarakat yang biasa di temui di jalan. (Sumber : https://megapolitan.kompas.com/read/2017/06/19/20353201/sandiaga.sahur.on.the.road.harus.ditertibkan dan

https://www.viva.co.id/berita/metro/1034251-sandiaga-imbau-warga-tak-lakukan-sahur-on-the-road himbauan setiap tahun)

Menanggapi himbauan pak Sandi, saya turut meng-Aamiin-kan saran beliau, dengan beberapa alasan berikut :

1. Dampak SOTR Berhubungan dengan Keselamatan

Bisa dikatakan berhubungan dengan keselamatan, karena kita bisa belajar dari pengalaman kegiatan SOTR. Hampir setiap tahun ketika kegiatan ini dilangsungkan kejadian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerap terjadi. Dan kelompok yang menjadi korban umumnya adalah anak -- anak remaja atau ABG. Kelompok remaja merupakan kelompok yang cenderung emosinya masih sulit dikontrol dan keinginan untuk eksistensi yang tinggi. Meskipun tidak semua remaja berkarakter demikian,tapi pada beberapa kasus kecelakaan saat SOTR yang terjadi memang melibatkan ke hura -- hura an remaja ini. Citra SOTR yang sebenarnya baik, jadi melenceng karena oknum -- oknum yang justru menjadikan SOTR sebagai ajang unjuk kebolehan, baik itu dari kendaraan yang digunakan, kebut -- kebutan di jalan, hura -- hura, bercanda saat berkendara, dan tawuran antar kelompok juga tidak bisa dihindari.

Lalu sebagai orang tua, Tokoh masyarakat, dan pemerhati kenyamanan hidup bermasyarakat seperti saya. Ketika menentang kegiatan SOTR karena pengalaman di atas, apakah salah?

Setidaknya bila memang kami salah dalam melarang atau menghimbau untuk tidak melakukan SOTR, para pelaku SOTR bisa menempatkan diri masing -- masing, menjaga nama baik masing -- masing, dan berbenah kembali tujuan sebenarnya dari kegiatan SOTR.

2. Maraknya Tindak Kejahatan

Jalanan, selalu tidak bisa ditebak. Baik lingkungan dan orang -- orang yang akan ditemui. Bisa saja sejumlah preman atau pencuri, mendapatkan peluang dari kesempatan SOTR, pemalakkan atau pencurian, sampai perkelahian. Naudzubillah. Tentu hal tersebut sangat seram bila dibayangkan.

3. SOTR dari Segi Kesehatan dan Kepraktisan

Bagi yang biasa SOTR dengan motor, mungkin merasa oke -- oke saja, tapi tahukan angin malam itu dingin menusuk sampai ke tulang -- tulang, kasian dek kalau masuk angin, nanti gak jadi puasa. Selain itu makanan box yang dibawa akan sangat ribet membawanya. Dan perlu diperhatikan juga makanan yang dibawa dalam kondisi fresh, karena sering kali makanan yang mau disajikan untuk sahur sudah basi atau berbau, atau jadi anyep karena kena angin malam. L

Mungkin kalian akan berpendapat : Kenapa sih? Lah wong mau berbuat baik pake kebanyakan mikir takut ini takut itu? Masih bagus kita mau turun langsung kebawah, ikut berbagi suka dengan mereka yang dijalanan?

Tidak ada yang salah, bahkan kalau niatnya memang baik. Allah sudah mencatat itu sebagai pahala untuk kalian. Tapi menjaga ketentraman di masyarakat juga lebih penting dan dianjurkan, pun tidak masalah kalau kalian ditegur "jangan berisik tolong mas/mbak","jangan buat sampah ya dari kegiatan SOTR", "jangan sambil coret -- coret fasilitas umum", "jangan sambil trek -- trekan yang buat berisik" lantas semua teguran -- teguran itu tidak membuat kalian naik pitam atau menjadi konflik, dan kalian akan menerima nasihat itu sebagai rules utama dari kegiatan SOTR damai. Tentu kami akan merasa senang hati menjadikan SOTR legal. Tapi faktanya? Masih banyak oknum salah, dan dari pada oknum salah itu merembet ke yang orang -- orang benar ikut jadi korban. Mending sekalian saja di larang SOTR nya.

Solusinya bagaimana kalau mau berbagi dengan mereka yang di jalan?

Luruskan niat, kalau niatnya memang benar untuk berbagi tinggal dimanfaatkan saja fasilitas atau solusi dari para Tetua kita (misalnya pak Sandi yang menyarankan SOTR diganti dengan Saur di Masjid), tinggal di pikir bareng -- bareng gimana caranya budaya Saur On The Mosque (SOTM) bisa berjalan, dan para sasaran yang hendak mendapat makan bisa terfasilitasi. Kalau niatnya benar, tempatnya dimanapun bisa saja kan? Masalahnya kalau di jalan khawatir di khilafnya anak muda, yang bisa saja jatuhnya malah hura -- hura.

SOTM bisa sekalian generasi muda belajar memakmurkan masjidnya, atau kalau mau lebih dekat dengan kelompok sasaran seperti gelandangan, pengemis, dll bisa mencari lokasi mushola yang dekat jalan. Survei dulu sebelumnya, untuk lokasi, jumlah sasaran, dan cara menarik kelompok sasaran supaya datang ke lokasi SOTM. Kan malah lebih matang dan enak konsepnya. Pun, sekarang anak -- anak muda lebih pandai soal membuat acara dan kepanitiaan.

Lalu bagaimana kalau nanti membaginya gak rata? Terus sampai ada yang berdesak -- desakan ricuh?

Nah ini justru tantangannya. Dikelola saja dulu dengan baik, pun yang membuat acara juga teman -- teman kita sendiri kan? Atau komunitas sendiri? Yang istilahnya bisa diajak untuk berdiskusi semua. Pendataan saja, dan dibuat tertib karena meskipun saat disamper ke jalan, mereka tetap tertib kan? Libatkan tokoh masyarakat sekitar mushola atau masjid jauh lebih baik lagi.

Kesimpulan saya SOTR boleh saja dengan beberapa catatan tadi, paling utama adalah tetang ego dan kesombongan masa muda yang harus dibuang dari kegiatan ini. Bila belum bisa itu semua sebaiknya mencoba SOTM, belajar dulu dengan memakmurkan masjid sekitar. Bagaimanapun SOTR kegiatan yang baik, namun menjadi tidak benar karena sejumlah oknum yang merusak citranya.

Ketahuilah, yang baik untuk kita, belum tentu baik menurut Allah.

Terimakasih, ini merupakan opini. Membahas pro dan kontra, sama dengan berdiskusi saat menghadapi suatu permasalahan. Kebenaran hanya mutlak milik Allah, dan kekhilafan adalah milik manusia. Maka saling mengingatkan sesama manusia merupakan suatu keharusan, agar kita semua bisa hidup berdampingan dan damai. Demi kemaslahatan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun