Mohon tunggu...
Abdul Basir
Abdul Basir Mohon Tunggu... profesional -

Mantan guru Biologi. Sedang aktif di dunia Startup. Penulis dan pencerita macam-macam.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Masa Lalu Pak Harminto. Ex CEO Kidzania, Yang Kamu Belum Tahu ?

27 Februari 2017   22:33 Diperbarui: 28 Februari 2017   08:00 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama pak Harminto selepas workshop

"Monggo, Mas. Sampean yang imam"

Terkaget. Namun, saya pun kemudian bersedia mengimami beliau.

Solat Ashar sore itu sedikit telat. Saya tidak enak memotong sesi kelas beliau. Namun, karena setelah beberapa lama tidak ada peserta kelas lain yang meminta jeda waktu solat, maka saya mengangkat tangan dan mengingatkan bahwa sebaiknya kita solat dulu saja.

"Oh, iya. Keasyikan ngajar, sampai saya lupa ngajak solat. Terimakasih mas, sudah mengingatkan. Ayo, Mas kita solat "

Lho? Ternyata beliau juga harus solat toh. Saya kira bukan Muslim. Ah, dasar Abas. Jiwanya masih saja kecil.

"Mas, suasana perkampungan begini ngingetin saya waktu ngekos saat kuliah di Unair dulu, deh""Lika-liku jalannya, para warga, bahkan bau nya membawa masa lalu, Mas"beliau melanjutkan

Saat itu, kami melaksanakan solat di suatu masjid perkampungan seberang Menteng Huis.

"Lho, pak Harminto alumni Unair toh. Fakultas apa pak? FH kah? "Lah, si Abas nebak.

"Oh, bukan, Mas. Saya di FKH"Jawab pak Har

"FKH? FKH... Kedokteran Hewan? ""Iya, betul""Wah. Jadi Pak Harminto ini adalah seorang Dokter Hewan Harminto? "

"Iya, lebih kurang. Tapi, semenjak lulus saya malah gak pernah kerja di sekitar dunia dokter hewan kok, Mas"

Semua perbincangan ini terjadi saat duduk di teras masjid. Sambil masing-masing mengenakan sepatu.

"Kok bisa sampai nyangkut di Kidzania pak? Sampai jadi CEO pula. " tanya saya penasaran

"Panjang ceritanya. Tapi, di Kidzania pun saya cuma sampai 2011, Mas. Habis itu saya jadi konsultan bisnis bareng Prasmul (Universitas Prasetya Mulya) ""Pasti seru sekali, perjalanan hidupnya ya, Pak?"

"Ah. Biasa saja, Mas. Sampean juga jangan menutup diri dari berbagai kemungkinan hidup. Pada akhirnya, Allah lebih tahu dimana kita sebaik-baiknya berkarya. Itu ada di DNA kita mas. Sampean guru Biologi, toh? "

"Sudah engga ngajar, Pak. Tapi, nanti saya mau kembali ngajar lagi. Ga harus Biologi ""Iya betul begitu. Ayo, Mas. Balik ke kelas lagi. Saya mau tutup sesinya "

Kami pun berdiri. Berjalan di perkampungan yang jalannya, warganya, bahkan baunya membawa masa lalu kembali untuk pak Harminto.

( Cerita saya dapatkan saat jeda istirahat solat workshop Measuring Customer Value yang diadakan oleh UnLtd Indonesia di ke:kini Coworking Space)

Cerita telah saya terbitkan di blog saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun