Mohon tunggu...
Abdul Basir
Abdul Basir Mohon Tunggu... profesional -

Mantan guru Biologi. Sedang aktif di dunia Startup. Penulis dan pencerita macam-macam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Mengajar Dibayar Pakai Singkong dan Ganja, Serta Kisah Sedih yang Itu-itu Saja Soal Profesi Guru

19 Februari 2016   16:49 Diperbarui: 19 Februari 2016   17:17 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Di lain cerita, Joe Edward, rekan profesi saya sesama "guru", punya pengalaman yang lebih unik lagi. "Once, the parent would give me weed as a gratitude to teach their kids" atau singkatnya "Gile Bas, Gue pernah lho mau dibayar pakai ganja sehabis ngajar". Joe adalah pengajar bahasa Inggris di dua sekolah; SMA N 70 Jakarta dan SMA Lab School Kebayoran. Sekolah yang tersebut pertama adalah tempat saya bertemu dengan guru cowok melek fashion dan perawatan ini.

[caption caption="Beberapa siswi saya di SMA N 70 Jakarta"]

[/caption]

Selain mengajar dibayar, Joe juga mau mengajar tidak dibayar. Dia tergabung di Red Nose Foundation dan mengajar di salah satu daerah kumuh di Jakarta Utara selama dua tahun. Sehari-hari memang Joe tidak dan minta dibayar. Tidak oleh Red Nose, tidak oleh para orangtua.

Tapi, namanya manusia sejati, para orangtua ingin memperlakukan para guru ini dengan baik. Mereka ingin mengakomodasi para guru. Biar merasa senang dan dihargai.

Dan terjadilah kejadian dimana Joe suatu kali pernah ditawari ganja sebagai bayaran telah mengajar.

Joe, berdasarkan ceritanya, menolak pemberian manis tersebut. Dia senang bahwa masyarakat setempat ingin memperlakukannya dengan baik. Sekaligus sedih karena memikirkan bagaimana bisa masyarakat memiliki ganja alih-alih biaya untuk makan sehari-hari.

Joe selalu mengklaim bahwa mengajar adalah tentang hati dan bukan tentang piti belaka.

Ini saya setuju nih. Begini bunyi pesannya: "Kamu tuh ga bisa jadi orang kaya dengan jadi guru..." Kalau mau jadi orang kaya, ya punya bisnis. Atau jadi konsultan pajak, atau apa gitu. Kalau jadi guru itu gabisa. Gausah berharap juga. Saran yang sama juga saya titipkan untuk kamu yang calon guru. Ingat baik-baik : "Kalau memang niat jadi guru, kamu tuh jangan berharap jadi orang kaya..."

 

Saya berpendapat bahwa seorang guru harus dibayar dengan jauh diatas layak. Guru itu profesi super. Tidak hanya harus mengajarkan ilmu, tapi juga berbagi pengalaman, kebijakan, objektivitas, serta merazia pakaian ketat para pelajar dan model rambut yang tidak sesuai. Dalam satu paket profesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun