Mohon tunggu...
Abdul Basir
Abdul Basir Mohon Tunggu... profesional -

Mantan guru Biologi. Sedang aktif di dunia Startup. Penulis dan pencerita macam-macam.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Rekayasa Gojek. Bagian 2 [UPDATED]

2 Juli 2015   05:09 Diperbarui: 8 Juli 2015   06:32 3226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Update : Gojek sudah ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali dan jumlah driver sudah mencapai 20.000)

Gojek memang tidak hanya menyediakan jasa transportasi manusia, namun juga pengiriman paket, dan pemesanan makanan, sehingga para driver bisa tersebar melayani hal-hal tersebut.

Gubernur DKI Jakarta juga menginisiasi integrasi Gojek sebagai feeder dengan layan an Transjakarta dan MRT sehingga ke depannya, para driver Gojek dapat memiliki potensi penghasilan yang rutin. Selain itu, gagasan serupa juga muncul dari pemda-pemda daerah lain. Malah ada usulan agar Gojek juga segera merambah layanan transportasi roda empat.

Ada kekhawatiran lain memang, misalnya dari sisi sosial. Kemungkinan gesekan yang lebih besar dengan ojek pangkalan akan terjadi. Karena sudah tabiat masyarakat akan cenderung memilih hal yang lebih baik dan memudahkan mereka.

Dari informasi driver Gojek yang saya ajak diskusi, momen mudik hari raya Idul Fitri, juga bisa dimanfaatkan. Dengan membawa helm, jaket, dan smartphone nya, para driver tetap bisa mencari uang selama di kampung halaman.

Dari sisi pendidikan, saya yang seorang guru memiliki gagasan, agar alih-alih diantar-jemput ke sekolah dengan mobil-mobil-besar-berpenumpang hanya-dua-dan-menyebabkan-kemacetan , bagaimana kalau para orangtua yang rumah nya tidak terlalu jauh dari sekolah anaknya, memanfaatkan layanan Gojek ? Mungkin Gojek justru harus menjemput bola.

GoJek saya perkirakan juga tidak hanya akan bersinggungan dengan ojek pangkalan, namun juga dengan moda transportasi lain, semisal taksi, bus kota dan angkot. Saya mengamati cukup banyak karyawan, mahasiswa, maupun pelajar yang di peak-hour menggunakan layanan GoJek. Padahal bisa jadi menggunakan GoJek malah membuat seseorang mengeluarkan biaya yang lebih besar

Di saat-saat tersebut, memang currency nya tidak lagi uang, namun waktu kita yang berharga.

Saya termasuk orang yang pro dan optimis terhadap keberadaan Gojek. Saya berdoa semoga mas Nadiem dan manajemen Gojek senantiasa diberikan kemampuan, kesehatan, dan kesejahteraan untuk terus memberi manfaat lewat Gojek.

Semoga muncul Nadiem-Nadiem lainnya. Apalagi orang Pekalongan. Hehe.

Follow twitter saya di @selepasngajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun