Mohon tunggu...
Muhammad Fadhli
Muhammad Fadhli Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengamat Musik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat musik

Selanjutnya

Tutup

Music

Prima Founder Records Rilis Heniikun Bay Asal Yogyakarta, Band Jawa Pertama di Indonesia

13 November 2020   14:21 Diperbarui: 13 November 2020   14:27 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


YOGYAKARTA - Kemajuan teknologi telekomunikasi pada saat ini ikut memacu kreativitas dan produktivitas dunia musik di Tanahair. Agar memiliki karakter yang berbeda dengan yang lainnya, Prima Founder Records merilis Heniikun Bay, grup band asal Yogyakarta yang mengusung lagu-lagu dengan lirik berbahasa Jawa karya dari Kuncoro, salah seorang personal grup band tersebut.

Awal kehadirannya di industri musik, Heniikun Bay merilis tiga lagu berjudul Cukup Uwis, Abadi di Hati, dan RWN Rung Wani Nembung, sebagai trilogy pertama mereka dari album Hexalogy Yakin Wae. Untuk mengenalkan lagu-lagu tersebut pada masyarakat, mereka melakukan Roadshow and Showcase enam hari (7, 9, 10, 11, 12, dan 15 November 2020) melalui visit dan telepon pada 30 stasiun radio beberapa kota di Indonesia.

Jendral Rich, salah seorang owner and founder Prima Founder Records saat kami wawancarai melalui akun Whatsapp-nya pada Jumat (13/11/2020) mengatakan, "Prima Founder Records berkantor di Jakarta, head office-nya di Yogyakarta. Kami merilis Heniikun Bay untuk mengangkat nilai-nilai budaya di Indonesia. Ke depannya tidak hanya budaya Jawa, tapi juga budaya dari etnis lainnya."

"Heniikun Bay memiliki lima personal, mereka tidak semuanya berasal dari Jawa, tapi ada yang berasal dari Sumatera. Hening (keyboard) dan Kuncoro (vokal dan gitar) dari Kota Bumi - Lampung, Ijal (drum) dari Riau, Ipun (bass) dari Wonogiri, dan Bayu (gitar) dari Sragen," kata Jendral Rich.

Seperti dikatakan oleh Jendral Rich, eksplorasi seni tradisi dan budaya yang dilakukan oleh Heniikun Bay sebagai bentuk keikutsertaan mereka dalam pelestarian nilai-nilai budaya asli yang dimiliki oleh Indonesia, agar tidak lapuk dan lekang diterpa kemajuan zaman. Beberapa musisi lain yang telah melakukan hal serupa juga dapat membuktikan bahwa upaya tersebut tidak hanya mengejar pasar daerah dan nasional tapi juga akan menarik perhatian masyarakat mancanegara.

Jendral Rich ingin eksplorasi seni dan budaya Indonesia yang dilakukan Heniikun Bay ikut membantu pertumbuhan angka kunjungan wisata mancanegara ke Indonesia, sebagai langkah bersama dalam pemulihan perekonomian negara dari akibat yang ditimbulkan oleh pandemi.

Jendral Rich juga mengatakan, "Kita harus selamatkan generasimuda dari manuver budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran kita. Eksplorasi seni tradisi dan budaya Indonesia jika kita kemas dengan baik dan menghibur tentu akan diterima oleh masyarakat, karena merupakan potensi besar warisan dari para leluhur kita. Seperti lagu Cukup Uwis yang dirilis Heniikun Bay, seminggu diunggah di YouTube sudah mendapatkan lebih dari seratus ribu tayangan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun