Kesehatan Fisik: Kondisi fisik yang baik mendukung kemampuan anak untuk belajar dan berinteraksi secara efektif.
Perkembangan Otak: Kematangan otak, terutama di area yang mengatur emosi, seperti amigdala dan korteks prefrontal, sangat memengaruhi pengendalian emosi.
4. Faktor Individu
Temperamen: Sifat bawaan individu, seperti mudah marah atau mudah beradaptasi, memengaruhi cara mereka merespons lingkungan.
Pengalaman Hidup: Pengalaman seperti konflik, kehilangan, atau keberhasilan dapat membentuk kemampuan individu dalam mengelola emosi.
Kesiapan Emosional: Kemampuan individu untuk mengenali dan mengelola emosi sangat penting dalam interaksi sosial.
5. Faktor Budaya
Norma dan Nilai: Budaya menentukan standar perilaku sosial yang dianggap baik atau buruk, yang membentuk cara seseorang bersikap dan berinteraksi.
Harapan Sosial: Ekspektasi masyarakat terhadap peran gender, usia, dan status sosial dapat memengaruhi perkembangan sosial emosional individu.
6. Pengaruh Teman Sebaya
Interaksi dengan teman sebaya memberikan kesempatan untuk belajar keterampilan sosial seperti berbagi, bekerja sama, dan memecahkan konflik. Dukungan dari kelompok teman sebaya juga berperan dalam membangun identitas sosial.