Mohon tunggu...
Selda Penulis Cilik
Selda Penulis Cilik Mohon Tunggu... -

Pelajar SD Gracia, berusia 10 tahun. Kutubuku yang belajar menulis dan main piano.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Karena Kompasiana, Aku (Penulis Cilik) Masuk TV

9 Oktober 2015   00:10 Diperbarui: 9 Oktober 2015   11:46 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Masuk Kompas TV |Dokpri"][/caption] Saat itu aku sedang bermain monopoli bersama adik dan mama di ruang tamu. Tiba-tiba tanteku datang sambil bicara di telepon.

“Oh, mau dijemput? Boleh. Saya tanyakan kepada mamanya dulu, ya. Kenapa enggak sekalian dua-duanya?”

Aku terkesiap. Jangan-jangan… Ah, jangan kegee-eran dulu. Namun sepertinya dugaanku benar. Lalu belum-belum aku sudah menangis kencang. Itu karena aku tidak mau masuk TV. Aneh, kan? Orang-orang malahan pengin masuk TV, dan mereka itu akan melakukan usahanya dengan banyak cara. Itu sih, cerita teman-temanku di sekolah.

Mama berusaha membujuk-bujukku.

“Ini enggak ada hubungannya dengan TV, kan?” tanyaku kepada mama dan tante, untuk memastikan bahwa dugaanku salah.

“Enggak, Selda. Ini cuma iseng-iseng aja, kok. Kompas TV sedang ada acara merayakan Hari Anak Nasional,” jawab mama.

Mau nggak mau, aku akhirnya bersiap-siap dan berangkat. Awalnya, kami mau dijemput oleh Kompas TV , namun karena waktunya mepet dan lokasinya jauh, maka kami naik taksi. Di taksi, aku sangat takut. Gara-garanya, tante meminta pak sopir untuk jalan lebih cepat agar tidak terlambat sampai lokasi. Saat kita melewati tol, aku melihat kecepatannya melebihi 100 km/ jam!

Akhirnya kami sampai di Gedung Orange Kompas TV, Jalan Palmerah Selatan. Meskipun sempat nyasar ke Gedung Kompas yang di Jl. Palmerah Barat, berkat Pak Sopir  yang baik hati, kami datang tepat waktu.

Seorang kru TV yang sangat ramah, menerima dan mengarahkan kami ke ruang tamu. Beberapa saat kemudian datang seorang tokoh pemerhati anak, yaitu Kak Seto! Aku kaget sekali. Oh ya, dalam obrolan di ruang tunggu itu, tanteku menunjukkan kepada Kak Seto novel tulisanku dan Sellyn, adikku. Memang kebetulan waktu itu novel pertamaku: “Popular Girls” baru saja diterbitkan oleh Penerbit Grasindo.

[caption caption="Novelku, "]

[/caption]

Yang menarik, Kak Seto sempat bercerita kalau sampai saat ini beliau selalu dipanggil dengan sebutan ‘Kak’. Katanya, hanya satu presiden Indonesia yang tidak memanggilnya dengan sebutan itu --- tetapi aku lupa nama presiden yang dimaksud. Ini karena aku masih deg-degan dan khawatir membayangkan pertanyaan-pertanyaan yang harus kujawab secara live.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun