Mohon tunggu...
Selasar.com
Selasar.com Mohon Tunggu... -

Selasar adalah Platform tanya jawab, tempat Anda memperluas jejaring pengetahuan. Selasar, tanya, tahu, terhubung.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengingat 5 Ucapan Kontroversial Ahok

30 Oktober 2015   14:10 Diperbarui: 30 Oktober 2015   14:20 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahok dan kontroversi. Keduanya tidak terpisahkan. Sejak menjadi wakil gubernur DKI Jakarta hingga akhirnya ‘naik pangkat’ menjadi Gubernur, pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini kerap menuai kontroversi.

Kontroversi Ahok dilatari oleh sikapnya yang keras, terutama terhadap orang-orang yang berseberangan dengannya. Dengan sikap keras tersebut, keluarlah kata-kata yang barangkali akan diingat oleh warga Jakarta meskipun ia tak lagi menjabat sebagai gubernur ibukota kelak.

Apa sajakah ucapan-ucapan kontroversial tersebut?

 

1. Bakar Setengah Jakarta!

 Saat masih menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, Ahok menyatakan bahwa penyelesaian masalah di ibukota harus bertahap dan butuh waktu. Dengan demikian, hanya cara ekstrem dan berisiko yang dapat mengubah Jakarta dengan ekstracepat.

"Kamu mau cepat benerin Jakarta? Bakar setengahnya Jakarta!" kata Ahok di Balai Kota, Rabu 5 Juni 2013, dikutip dari Viva.

Langkah ekstrem itu tentu tidak mungkin dilakukan karena terlalu berisiko. "Kamu mau bakar? Enggak, kan? Makanya kita lakukan bertahap," katanya.

 

2. DPRD Tidak Perlu ke Luar Negeri. Nonton YouTube Saja

Barangkali, DPRD DKI Jakarta adalah seteru terbesar Ahok seumur karier politiknya. Mulai dari perseteruan APBD hingga konfliknya dengan Haji Lulung. Saking bencinya dengan Ahok, DPRD bahkan punya DP BBM bertendensi negatif tentang Ahok.

Menyoal rencana DPRD berkunjung ke luar negeri, Ahok turut berkomentar. Ahok menilai, kunjungan kerja DPRD yang menelan anggaran sebesar Rp1,9 miliar itu tidak perlu. Menurut Ahok, dengan melihat situs internet YouTube saja segala informasi bisa didapatkan oleh para anggota dewan.

"Menurut saya pribadi, itu tidak perlulah. Pakai YouTube juga bisa. Tapi itu haknya mereka. Kalau ingin jalan-jalan, silakan. Tapi kalau ada kunjungan ke luar negeri, harus ada laporan untuk masyarakat. Harus minta laporan," tuturnya, Jumat, 31 Mei 2013.

 

3. Hak Tanya Saja Dibilang Pemakzulan. Belagu Banget!

Pada 24 Mei 2013, Ahok yang kala itu menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta mempertanyakan niat DPRD DKI Jakarta untuk memakzulkan Joko Widodo dari kursi Gubernur. Rencana pemakzulan ini dilatarbelakangi oleh 16 rumah sakit yang mengancam mundur dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Saat itu, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Asraf Ali, menyatakan ancaman pemakzulan itu. Ia mengatakan sudah terkumpul 30 tanda tangan dari anggota DPRD yang akan mengajukan pemakzulan.

"Kalau mau tanya, ya, panggil kami saja. Hak tanya saja dibilang pemakzulan. Belagu banget," kata Ahok, sapaan Basuki di Balai Kota.

Ahok kemudian menjelaskan perbedaan sistem di tingkat provinsi dengan tingkat negara. "Provinsi itu terdiri dari Pemerintah dan DPRD. Ini bukan seperti hubungan DPR dengan Presiden. Ini beda," tuturnya.

Mantan Bupati Belitung ini menjelaskan, DPRD memang mempunyai banyak hak. Namun dalam permasalahan ini, DPRD juga bisa menggunakan hak interpelasi yang merupakan hak meminta keterangan.

"Interpelasi cuma hak bertanya. Kalau cuma mau tanya, langsung saja bisa, kok. Nggak usah pakai gaya gitu. Itu jadinya cuma gaya-gayaan DPRD saja," katanya.

 

4. Anda Baj*ngan

Kontroversi ini berlangsung saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibuat pusing oleh sikap warga bantaran Waduk Pluit. Pemprov pusing karena warga menolak direlokasi. Terhadap penolakan warga, Ahok menuding bahwa ada banyak kepentingan yang menunggangi warga sekitar Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, sehinga sulit direlokasi.Hal ini tentu saja membuat Ahok marah.

"Kalau jujur dan baik, kami kasih modal dan Anda bisa berubah nasib asal mau berusaha. Tapi kalau hidup Anda mau jual beli lahan milik Pemerintah, maka Anda bajingan. Pelanggaran itu jelas bagi saya," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin 13 Mei 2013.

 

5. Apa yang dibanggakan? Nimpuk Orang Doang

Baru-baru ini pada rangkaian acara final gelaran kejuaraan bertajuk Piala Presiden,  Ahok yang telah menjadi Gubernur DKI Jakarta kembali mengeluarkan kata-kata kontroversialnya (baca: 5 Tingkah Ahok Menjelang Final Piala Presiden). Ia mengkritisi prestasi Persija dan kelakuan The Jakmania. Ahok mengungkapkan, Persija dengan suporternya, The Jakmania, seharusnya malu melihat prestasi yang telah diukir rivalnya, Persib Bandung. Ia meminta manajemen Persija untuk introspeksi dan memperbaiki segala kekurangan klub.

Ahok ‘menyerang’ The Jakmania yang hanya bisa nimpuk orang. Kata Ahok, mereka seharusnya malu dengan tingkah tersebut. Ahok juga mempertanyakan hal yang patut dibanggakan dari mereka.

"Saya bilang, mereka seharusnya malu. Lihat tuh Persib, mereka naik mobil sendiri saja (malah disikapi) iri. (Persija) Jakarta apa yang dibanggakan, nimpuk orang doang," kata Basuki di Mapolda Metro Jaya, Minggu (18/10/2015).

Meskipun sering menyindir klub kebanggaan Jakarta, Persija, dan para pendukungnya, The Jakmania,Ahok mengibaratkan hubungan antara dirinya dan Persija persis seperti hubungan orangtua dan anaknya. Menurut dia, Persija Jakarta harus tetap dibesarkan dengan baik agar selevel—bahkanlebih baik—dibandingkan dengan klub-klub sepakbola lainnya.

Sehubungan dengan akan digelarnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak, masa jabatan Ahok tinggal menunggu hitungan bulan. Sebagian masyarakat juga masih menyukainya terlepas dari kontroversi-kontroversi yang ia lakukan sejak 2013 hingga kini, meskipun Ahok tentu saja memiliki banyak musuh. Sedikit hiperbolis memang, namun kembali menjabat sebagai Gubernur atau tidak nantinya, kontroversi Ahok akan tetap abadi dalam lembaran sejarah DKI Jakarta.

Ada kontroversi lagi, Ahok?

Sumber: https://www.selasar.com/politik/mengingat-5-ucapan-kontroversial-ahok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun