Malang Siap Jadi Kota Kreatif Dunia! Kota Malang kini giat mengejar pengakuan internasional sebagai Kota Kreatif Dunia di bidang Media Arts di bawah naungan UNESCO. Dalam acara Rembug Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan di Ijen Suites, para pemangku kepentingan, akademisi, dan masyarakat berdiskusi sejak pagi hingga siang untuk menyusun strategi pengembangan kreativitas dan potensi ekonomi kreatif di kota ini.Â
Saya bersama Mbak Ernyk dan Santi menjadi perwakilan Bolang (Blogger Kompasiana Malang) untuk ikut Rembug Ekonomi Kreatif ini. Acara yang dihadiri oleh sekitar 150 peserta ini dibuka dengan sambutan Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang, Dwi Rahayu. Sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku ekonomi kreatif, dan komunitas untuk memperkuat visi kreatif Kota Malang. Hadir pula perwakilan Walikota Malang yang diwakili oleh Staff Ahli Bidang Hukum. Dalam pidato pembukaan, pemerintah daerah menyampaikan komitmen penuh untuk mendukung inisiatif kreatif yang akan membawa Kota Malang menuju pengakuan global.
Mengapa Kota Malang Diusulkan Menjadi Kota Kreatif Dunia?
Selepas sambutan ada diskusi yang menghadirkan 3 pembicara. Hary Waluyo, Vicky Arief Herinadharma dan Dadik Wahyu Chang. Pembicara pertama Hary Waluyo, anggota Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) yang bertugas menilai kabupaten/kota yang diusulkan menjadi anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN) pada periode 2022-2024, Kota Malang memiliki potensi kuat di bidang Media Arts. Media arts mencakup berbagai aktivitas kreatif, mulai dari desain grafis, animasi, hingga produk multimedia yang berkembang pesat di Kota Malang.
Visi besar ini sejalan dengan aspirasi Kota Malang untuk mewujudkan Malang Creative Center sebagai pusat kegiatan kreatif di kota tersebut. Fasilitas ini tidak hanya diharapkan dapat menjadi ruang kolaborasi bagi para pelaku ekonomi kreatif tetapi juga menjadi wadah edukasi dan pelatihan bagi generasi muda.
Pengembangan Malang Creative Center
Vicky Arief Herinadharma, Wakil Ketua Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Malang, memaparkan rencana pengembangan Malang Creative Center. Vicky menjelaskan bahwa pembangunan pusat kreatif ini bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung berbagai aktivitas kreatif. Dengan fasilitas lengkap, Malang Creative Center akan memberikan ruang bagi pelaku seni dan kreativitas untuk berkarya, berkolaborasi, serta meningkatkan kemampuan dan potensi kreatif mereka.
Vicky juga menyoroti pentingnya Malang Creative Center sebagai daya tarik baru untuk pariwisata kreatif. Dengan keberadaan tempat ini, Kota Malang diharapkan dapat menjadi tujuan wisata bagi pencinta seni dan budaya, sehingga menciptakan dampak ekonomi positif yang lebih luas.
Kontribusi Festival Mbois dalam Ekosistem Kreatif
Salah satu inisiatif yang telah menunjukkan komitmen Kota Malang terhadap ekonomi kreatif adalah Festival Mbois, yang tahun ini telah memasuki penyelenggaraan ke-9 dengan tajuk FM IX. Festival ini menampilkan berbagai karya kreatif dari seniman lokal, mulai dari seni visual, pertunjukan musik, hingga seni digital. Dalam acara tersebut, Dadik Wahyu Chang, seorang brand developer dari Utero Indonesia, menegaskan bahwa festival ini menjadi bagian integral dari upaya Kota Malang untuk mempromosikan kekayaan budaya dan inovasi kreatifnya.
Festival Mbois telah menjadi simbol bagaimana ekonomi kreatif di Kota Malang terus berkembang. Selain sebagai ajang berkarya, festival ini juga menjadi ajang edukasi dan pengembangan jaringan bagi para pelaku kreatif. Beliau mengungkapkan melalui Festival Mbois, Kota Malang berkesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kota ini tidak hanya bersejarah, tetapi juga inovatif dan dinamis
Partisipasi Aktif dalam Mewujudkan Kota Kreatif Dunia
Acara ini tidak hanya dipenuhi oleh presentasi, tetapi juga diwarnai oleh diskusi interaktif antara narasumber dan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, perangkat daerah, dan para pelaku ekonomi kreatif. Dalam sesi tanya jawab, para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan masukan. Salah satu isu yang banyak disoroti adalah bagaimana memperluas akses pendidikan kreatif bagi generasi muda di Kota Malang.
Dalam diskusi tersebut, berbagai pihak setuju bahwa untuk mencapai pengakuan sebagai Kota Kreatif Dunia, seluruh komponen masyarakat harus berperan aktif. Para pelaku kreatif diharapkan dapat terus menghasilkan karya berkualitas, sementara pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan kebijakan dan fasilitas yang mendukung perkembangan kreativitas di Kota Malang.
Pencapaian visi Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia 2025 tentu memerlukan perencanaan dan strategi matang. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah memperkuat jejaring internasional, mengadakan lebih banyak program kolaboratif yang melibatkan komunitas kreatif, dan memperluas edukasi terkait media arts. Selain itu, kota ini perlu memastikan bahwa setiap program yang diadakan benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal, bukan hanya sekadar sebagai acara seremonial.
Rembug Ekonomi Kreatif di Kota Malang bukan hanya sekadar acara diskusi, melainkan sebuah langkah besar menuju pengakuan global sebagai Kota Kreatif Dunia. Dengan dukungan dari pemerintah, komunitas, dan seluruh pelaku ekonomi kreatif, Kota Malang memiliki peluang besar untuk diakui secara internasional dalam bidang Media Arts. Upaya ini tidak hanya akan memberikan dampak ekonomi yang positif tetapi juga membangun citra Kota Malang sebagai kota inovatif yang mengedepankan kreativitas.
Dengan berbagai inisiatif seperti Malang Creative Center dan Festival Mbois, serta komitmen pemerintah dan masyarakat, Kota Malang optimis dapat mewujudkan visinya sebagai Kota Kreatif Dunia 2025. Dukungan dari seluruh lapisan masyarakat akan menjadi kunci kesuksesan untuk mewujudkan impian besar ini. Hal ini tentu jadi penyemangat banyaknya Jumlah Ekonomi Kreatif di Kota Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H