Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Dari Ibu Rumah Tangga jadi Eksportir Jajanan Lokal

1 Juni 2024   16:59 Diperbarui: 1 Juni 2024   17:04 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Hayatun | dok. selamethariadi

Seorang Ibu Rumah Tangga bisa tembus pasar Ekspor? Beliau adalah Bu Hayatun atau dikenal juga 'Mak Hay'. Beliau Berbagi pengalaman menjadi Eksportir Jajanan atau Camilan lokal yakni Sumpia. Istilahnya dari Lokal go Global.

Bolang (Blogger Kompasiana Malang) memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkan pengalaman berharga beliau. Dalam tajuk Bolang Ngumpul kali ini para Bolanger belajar tentang bagaimana gigihnya seorang ibu rumah tangga membangun merek, cita rasa hingga bisa diminati banyak orang bahkan hingga ke negeri Jiran.

Dari Ibu Rumah Tangga jadi Eksportir Jajanan Lokal | dok. selamethariadi
Dari Ibu Rumah Tangga jadi Eksportir Jajanan Lokal | dok. selamethariadi

Asal Muasal dari Memulai Usaha

Pagi yang indah di dalah satu daerah di kota Malang para Bolanger berkumpul Bersama Bu Hayatun. Beliau memiliki usaha Hataraya Food. Kami disambut ramah dan nyaman di lingkungan asri tempat kami berdiskusi dan ngobrol seputar usaha yang dirintisnya ini hingga besar.

Cerita Bu Hayatun dari sekitar 6 tahun yang lalu dia berhenti dari pekerjaannya. Yakni pengawas koperasi. Memang bagi seseorang berhenti dari sebuah pekerjaan dan hijrah ke pekerjaan lainnya sebuah tantangan tersendiri.

Bu Hayatun sempat stress sekitar 4 bulan selepas memutuskan berhenti dari Pengawas Koperasi. Saat ada yang mengajak pelatihan yang diadakan Dinas Koperasi, beliau coba mengikutinya hingga disarankan membuat usaha. Selepas itu, saat bulan puasa beliau main ke rumah temannya dan melihat sumpia goreng. Beliau dikasih lalu diberikan anaknya dan katanya enak.

Selepas itu beliau melakukan inovasi Sumpia dan menemukan 5 rasa yang sekarang ada. Sebagai informasi, Bu Hayatun ini sebenarnya tak terlalu suka pedas sedang inovasi camilan yang dibuatnya adalah pedas. Kok bisa? Ya, karena ada anak-nya yang menjadi penguji rasa.

makaya sumpia di salah satu minimarket nasional | dok. selamethariadi
makaya sumpia di salah satu minimarket nasional | dok. selamethariadi

Suka Berjejaring atau Komunitas

Bu Hayatun memang suka berjejaring atau berkomunitas. Beliau memang seperti seorang marketer banget kalau bertemu orang. Pengalaman ekspornya dimulai dari ikut sebuah komunitas Ekspor dari salah satu perbankan. Selepas pelatihan sekitar satu tahun ada peluang untuk ekspor.

Peluang ini tentu dimanfaatkan Bu Hayatun. Beliau mengemas camilannya dengan baik, mengikuti jenjang seleksi yang ketat dari pembeli luar negeri hingga akhirnya produknya bisa diekspor dan diterima pasar luar negeri. Tepatnya di Malaysia.

Kenapa Malaysia? Hal ini karena pasar Malaysia masih mirip dengan Indonesia yakni Masyarakat yang suka dengan camilan yang pedas. Inilah yang menjadi inovasi dimana awalnya bu Hayatun memiliki ide untuk membuat camilan Sumpia yang pedas.

Di Indonesia juga produk beliau di terima di banyak tempat mulai dari minimarket nasional, tempat oleh-oleh hingga banyak reseller produknya. Hal ini tentang dari hasil kerja keras beliau meyakinkan orang akan produknya. Tak banyak gembar gembor namun langsung ke sasaran pengambil kebijakan.

Per bulan 500 hingga 700 pack produk beliau terjual. Ini tentu menjadi kebanggan tersendiri, terlebih beliau memulainya dari industri rumahan. Beliau pun memberdayakan pekerja untuk melakukan produksi produk-produknya.

Eatalase Produk Hataraya Food | dok.pribadi
Eatalase Produk Hataraya Food | dok.pribadi

Inovasi... inovasi... inovasi terus...

Inovasi terus dilakukan Bu Hayatun. Permintaan yang besar membuatnya terus melakukan inovasi dalam pembuatan produknya agar bisa melayani pasar yang begitu tinggi. Sebagai usaha mikro, tentang adanya investor yang bersahabat menjadi harapannya. Bisa mulai per project atau jangka Panjang.

Beliau pernah melakukan pameran Internasional di pulau dewata. Nah dari sana beliau mendapat tantangan untuk melakukan inovasi. Inovasi sumpia rasa kopi, karena  request dari pameran internasional di nusa dua bali. Dari Pabrik kopi bhinneka. Idealisme Bu Hayatun pada cita rasa membuatnya bisa menyuplai camilan dengan rasa kopi ini.

Produk Sumpia dari Hartaraya Food ini bisa tahan lama karena murni semuanya dalam pembuatannya, Tanpa pemanis buatan, tanpa pengawet. Kadar minyak hanya sekitar 5% yang menjadikan penyebab produk camilan ini bisa tahan lama. Lombok atau cabai menjadi bahan penting pada camilan Sumpia pedas ini, 1 kg Lombok pun bisa jadi hanya 1,8ons untuk menambah rasa nikmat camilan ini beda dari yang lain.

Hataraya sebagai nama usaha berasal dari nama Hayatun dan Renata (anaknya). Sedangnya nama Makaya merupakan singkatkan dari Mak Hay (nama panggilan Bu Hayatun). Jargon, slogan atau tagline pun sudah dibuat Bu Hayatun untuk produknya.

Makaya: krauk-krauk hu.. hah

Brownies story: ada cerita di setiap gigitannya

Hataraya: memberi makna dalam setiap rasa

Pengalaman Bu Hayatun memberikan kesan pada kita semua untuk bangkit dan selalu berinovasi lebih baik dalam hidup. Terima kasih Hataraya Food, semoga semakin besar, berkah dan bermanfaat untuk khalayak ramai...

Hataraya Food, Makaya, Brownies story, Pengalaman Menjadi Eksportir, Camilan Ekspor, Jajanan Ekspor, Sumpia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun