Bu Hayatun memang suka berjejaring atau berkomunitas. Beliau memang seperti seorang marketer banget kalau bertemu orang. Pengalaman ekspornya dimulai dari ikut sebuah komunitas Ekspor dari salah satu perbankan. Selepas pelatihan sekitar satu tahun ada peluang untuk ekspor.
Peluang ini tentu dimanfaatkan Bu Hayatun. Beliau mengemas camilannya dengan baik, mengikuti jenjang seleksi yang ketat dari pembeli luar negeri hingga akhirnya produknya bisa diekspor dan diterima pasar luar negeri. Tepatnya di Malaysia.
Kenapa Malaysia? Hal ini karena pasar Malaysia masih mirip dengan Indonesia yakni Masyarakat yang suka dengan camilan yang pedas. Inilah yang menjadi inovasi dimana awalnya bu Hayatun memiliki ide untuk membuat camilan Sumpia yang pedas.
Di Indonesia juga produk beliau di terima di banyak tempat mulai dari minimarket nasional, tempat oleh-oleh hingga banyak reseller produknya. Hal ini tentang dari hasil kerja keras beliau meyakinkan orang akan produknya. Tak banyak gembar gembor namun langsung ke sasaran pengambil kebijakan.
Per bulan 500 hingga 700 pack produk beliau terjual. Ini tentu menjadi kebanggan tersendiri, terlebih beliau memulainya dari industri rumahan. Beliau pun memberdayakan pekerja untuk melakukan produksi produk-produknya.
Inovasi... inovasi... inovasi terus...
Inovasi terus dilakukan Bu Hayatun. Permintaan yang besar membuatnya terus melakukan inovasi dalam pembuatan produknya agar bisa melayani pasar yang begitu tinggi. Sebagai usaha mikro, tentang adanya investor yang bersahabat menjadi harapannya. Bisa mulai per project atau jangka Panjang.
Beliau pernah melakukan pameran Internasional di pulau dewata. Nah dari sana beliau mendapat tantangan untuk melakukan inovasi. Inovasi sumpia rasa kopi, karena  request dari pameran internasional di nusa dua bali. Dari Pabrik kopi bhinneka. Idealisme Bu Hayatun pada cita rasa membuatnya bisa menyuplai camilan dengan rasa kopi ini.
Produk Sumpia dari Hartaraya Food ini bisa tahan lama karena murni semuanya dalam pembuatannya, Tanpa pemanis buatan, tanpa pengawet. Kadar minyak hanya sekitar 5% yang menjadikan penyebab produk camilan ini bisa tahan lama. Lombok atau cabai menjadi bahan penting pada camilan Sumpia pedas ini, 1 kg Lombok pun bisa jadi hanya 1,8ons untuk menambah rasa nikmat camilan ini beda dari yang lain.
Hataraya sebagai nama usaha berasal dari nama Hayatun dan Renata (anaknya). Sedangnya nama Makaya merupakan singkatkan dari Mak Hay (nama panggilan Bu Hayatun). Jargon, slogan atau tagline pun sudah dibuat Bu Hayatun untuk produknya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!