Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saatnya Mendikbud dari NU

19 Oktober 2019   02:15 Diperbarui: 19 Oktober 2019   02:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyambut 20 oktober dengan beragam hal. Namun, di tempat saya tak nampak terlalu meriah sekali layaknya pemberitaan di TV. Atau perbincangan kompasianer di kanal-kanal grup hingga tulisan di topic pilihan Pelantikan Jokowi Maruf ini.

Semangat NU di Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu cara pandang baru untuk jabatan menteri. Setelah sebelumnya Mantan Rektor Universitas Muhammdiyah Malang yakni Muhadjir Effendy. Maka, layaklah kalau di jabatan menteri berikutnya diisi oleh kader NU (Nahdlatul Ulama'').

NU beberapa waktu terakhir, kalau diperhatikan di berbegai kota tengah serius mengambangkan sayap pendidikan formalnya. Sekolah hingga perguruan tinggi terlihat mulai berkembang. Meski mungkin saja terlihat "terpaksa" dalam melakukannya. Itu merupakan hal yang baik dalam rangka mengambangkan NU itu sendiri.

Sudah jadi rahasia umum, kalau di bidang pendidikan NU memang terus mengejar. Meski juga perlu dihitung kapasitas kader yang ada. Ditata dengan baik agar tak terkesan asal buka lembaga pendidikan namun kurang tertata dalam sisi manajemennya.

Kader NU sebagai menteri selayaknya mereka yang juga bisa berada di tengah. Tak terkesan terlalu NU banget atau menguntungkan golongannya sendiri. Namun juga memiliki semangat mengembangkan bersama pendidikan di Indonesia.

Hal yang terpenting adalah semangat NU dalam kementerian pendidikan dan kebudayaan. Budaya agamais, adat ketimuran, menghargai yang tua hingga kehidupan mandiri ala santri bisa jadi semangat pengembangan pendidikan di Indonesia.

Lalu siapakah yang cocok dengan pentimbangan pendidikannya, semangat NU-nya hingga kematangan diri sebagai menterinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun