Surabaya, menjadi tempat istimewa dengan adanya USA Fair 2019. Hal ini dilator belakangi merayakan peringatan 70 tahun atau 7 dekade hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat. USA Fair 2019 berada di Galaxy Mall 3, ground floor. Ranch Market dan Farmers Market berkolaborasi dengan USDA (United States Departement of Agriculture), Food Export USA Northeast, dan Asosiasi Ekspor Makanan Midwest USA untuk terselenggaranya USA Fair 2019 ini. Beragam produk Amerika Serikat hadir disini.
USA Fair 2019 dibuka mulai kemarin, 12 Juli 2019 hingga 11 agustus 2019. Saat pembukaan hari Jum'at kemarin cukup ramai. Acara kerjasama ini hadir di The Gourmet by Ranch Market.  Lokasinya cukup strategis. Jika dari pakir bisa langsung ke ground floor. Lokasi dekat dengan lift naik dan turun.
Siang hari sekitar pukul 14.00 WIB dilaksanakan upacara pembukaan yang dihadiri oleh perwakilan U.S. Embassy Mark G. McGovern sebagai U.S. Consul General. Selain itu ada pula Garrett Macdonald sebagai U.S. Agriculture Attach, Kafi Kurnia sebagai Direktur PEKA Consult, Inc., Maria Suwarni sebagai Direktur Merchandising and Marketing PT. Supra Boga Lestari, Tbk. dan Gilles Pivon sebagai Head of Operational PT. Supra Boga Lestari, Tbk. Untuk memeriahkan acara, juga ada tari tradisional Indonesia.
Acara ini memang tebilang istimewa. Kolaborasi merupakan kebutuhan di zaman ini. Pun juga mengangkat sebuah acara hingga tingkatan internasional. "Kita mengambil momen ini untuk menggiatkan kembali program yang kita sebut juga sebagai International Food Fair" kata Maria Suwarni selaku Merchandising and Marketing Director PT Supra Boga Lestari Tbk, usai upacara pembukaan.
Konsep acara ini merupakan kerjasama yang dibangun berdasarkan dengan demokrasi dan kepentingan bersama, terutama dalam pertukaran dan pengenalan 2 budaya yang berbeda. Budaya Indonesia dan juga budaya dari Amerika Serikat. Â Program ini diharapkan akan memberikan peluang untuk mempromosikan pluralisme melalui produk asli Indonesia dan produk Amerika Serikat.
Selepas upacara pembukaan, dilanjutkan dengan prosesi pemotongan di pintu masuk. Banyak orang berlomba mengambil momen menarik ini. Selepas itu, masyarakat yang hadir diajak masuk ke The Gourmet by Ranch Market.
Kami ditunjukkan beragam produk-produk dari Amerika Serikat. Banyak sekali produknya yang ada. Mr. Garrett Macdonald sebagai U.S. Agriculture Attach mengenalkan beberapa produk. Serta cerita di balik produk tersebut. Banyak produk disini, mulai dari produk buah-buahan di awal-awal pintu masuk. Lalu ada daging, seafood, dan kebutuhan sehari-hari lainnya seperti bahan masakan, makanan ringan, minuman, dan produk lainnya.
Yang menarik adalah saat menjelaskan Kurma Medjool atau Medjool dates. Kurma dibudidayakan di Arizona dan California. Yang memeng cocok untuk buah kurma. Kurma dari Amerika Serikat ini cukup besar. Meski belum sempat mencobanya, tapi terlihat jika makan beberapa sudah cukup untuk mengenyangkan perut.
Ada US Beef atau daging dari Amerika Serikat yang terlihat berbeda dibandingkan Beef atau daging yang lain. Karena menurut Mr. Garrett Macdonald, US Beef memiliki keistimewaan dengan banyaknya lemak. Tekstur daging-nya memang berbeda, jelas karena konsumsi makanan sapi di Amerika Serikat tentu khusus.
Bendera Indonesia berdampingan dengan Amerika Serikat di berbagai sudut tempat. Selama program berlangsung, akan ada program Top Spender untuk pemegang member TRUST card, di mana pelanggan dapat memperoleh keuntungan tambahan dengan berbelanja produk Amerika minimum sebesar Rp 1.500.000 di gerai Ranch Market, Farmers Market dan atau The Gourmet selama program berlangsung.
Pelanggan berhak memperoleh kesempatan memenangkan voucher belanja dengan total senilai Rp 5.000.000. Banyak promosi lainnya juga seperti harga special atau hadiah langsung setelah nominal pembelanjaan tertentu akan berjalan di semua gerai untuk memanjakan pelanggan dan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik lagi di USA Fair ini.
Chef Henry Alexie Bloem hadir dalam acara pembukaan ini. Beliau akan melakukan demo masak dengan mengangkat resep Indonesia. Makanan yang dimasak menggunakan bahan-bahan yang berasal dari Amerika dengan tajuk Story of Heritage Culinary.
Chef Henry Alexie Bloem dibantu asistennya akan membuat 3 menu makanan. Pertama yakni US Beef Rujak. Dengan dibantu salah satu pengunjung racikan Rujak dengan bahan-bahan dari Amerika ini dilangsungkan. Mulai dari Daging hingga cuka apel dari Amerika.
Menu Berikutnya adalah Nasi Djenggo. Nasi bungkus komplit dengan lauk pauk yang dibungkus dengan daun pisang adalah makanan khas dari Denpasar, Bali yang sekarang ini sangat popular di Bali. Ada cerita di balik Nasi Djenggo ini dari Chef Bloem. Berikut ceritanya...
kebetulan saya sendiri adalah cikal bakal dari Nasi Djenggo tersebut. Awalnya Nasi Djinggo dibuat oleh ibu saya, pada sekitar tahun 1970 dengan harga perbungkusnya jaman itu sekitar 75 Rupiah. Ibu saya biasanya bangun jam 2 subuh untuk menyiapkan jualannya, dibantu oleh karyawannya yang saat itu ada 3 orang, dan sekitar jam 6 pagi sudah siap nasi bungkus tersebut untuk di bawa dan dijual ke pelabuhan Benoa. Nasi bungkus dengan 3 macam pilihan lauk, yaitu: babi guling, daging sapi dan ayam. Kenapa di sebut Djenggo, ceritanya begini: ayah saya adalah penggemar film film cowboy, saking sukanya dengan film itu, hingga saya yang saat itu masih bayipun (saya kelahiran 1968) dinyayikan/dininabobokan dengan syairnya: Djenggo jango tembak, Djenggo jago tembak.....hingga saya tertidur di pelukannya ( karna saking sukanya ayah saya dengan salah satu film cowboy jaman itu DJANGGO, yang saat itu di perankan oleh Franco Nero) karena seringnya beliau menyebut Djenggo, dan banyak tetangga serta saudara dirumah mendengarnya, hingga akhirnya sayapun dipanggil Djenggo (nama kecil saya) kemudian pada tahun 1970, ibu saya mulai berjualan nasi bungkus yang jaman itu sudah membuat lebih dari 300 bungkus, yang dikonsumsi untuk sarapan pagi oleh para pekerja di pelabuhan Benoa, serta sopir sopir angkot, truck/tangki Pertamina, serta para pemancing di pelabuhan. Karyawan ibu saya menjajakannya di pinggir jalan di pelabuhan sambil mengatakan NASI BUNGKUS MEN DJENGGO, yang artinya: Nasi Bungkus Ibunya Si Djenggo. Dan kadang saat itupun ibu saya sudah membuat lebih dari 800 bungkus nasi, jika menerima pesanan dari kapal pesiar yang berlabuh jaman itu di pelabuhan Benoa. Jadi sejak tahun 1970 an Nasi Djenggo sudah dicicipi oleh tourist manca Negara yang kebetulan kapal nya berlabuh di pelabuhan Benoa. Nah untuk mengingat dan mengendang cerita tersebut, resep Nasi Djenggo ini sudah saya modifikasi dengan gabungan bahan bahan dari US dan mempergunakan resep resep tradisional Bali.
USA Fair 2019 cukup meriah di acara pembukaannya. Nantinya di setiap akhir minggu selama program berlangsung, beberapa demo masak juga akan berlangsung di 4 toko Ranch Market dan 2 toko Farmers Market di area Jabodetabek. Semua aktivitas ini ditujukan untuk membangun dan memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat. Selain itu supaya masyarakat dapat lebih merangkul perbedaan yang ada diantara kedua negara. [SH]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H