Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Antusiame Warga Sambut Festival Kendaraan Hias 2018

20 Agustus 2018   21:11 Diperbarui: 21 Agustus 2018   02:37 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Festival Kendaraan Hias akhirnya digelar kemarin (19 agustus 2018).  Festival Kendaraan Hias 2018 menjadi magnet tersendiri bagi Kota Malang. Acara yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang ini mampu menyedot perhatian Warga Malang. Saya dan rekan Bolang lainnya turut hadir menyaksikan langsung dari Balaikota Malang.

Drama Musik Kolosal di Festival Kendaraan Hias 2018 (dok.pribadi)
Drama Musik Kolosal di Festival Kendaraan Hias 2018 (dok.pribadi)
Dibuka dengan Drama Kolosal

Pada Festival Kendaraan Hias tahun sebelumnya, yakni 2017. Festival Kendaraan Hias dilaksanakan pada akhir bulan agutus, tepatnya 27 Agustus 2017. Namun berbeda di tahun 2018 ini. Festival Kendaraan Hias 2018 digelar pada hari Minggu 19 Agustus 2018.

Festival Kendaraan Hias 2018 dibuka dengan karya apik. Drama Musik Kolosal dengan tema "Gelora Juang Arek Malang" menjadi pembuka yang menyemarakkan hari pagi ini. Berlatarkan inspirasi perjuangan Mayor TNI Hamid Rusdi drama ini berkisah.

Drama Musik Kolosal di Festival Kendaraan Hias 2018 (dok.pribadi)
Drama Musik Kolosal di Festival Kendaraan Hias 2018 (dok.pribadi)
Dikisahkan perjuangan arek Malang di masa penjajahan. Penggunaan Bahasa walikan, atau Bahasa yang dibalik menjadi salah satu strategi khas Malang. Bahasa walikan adalah sebuah strategi dalam berkomunikasi dalam masa perjuangan agar tak mudah diterka oleh orang lain.

Bahasa walikan kini menjadi ciri khas tersendiri bagi warga Malang raya. Seperti kata kawan menjadi nawak. Arek-arek menjadi kera-kera. Atau salam satu jiwa yang menjadi khas-nya Malang, menjadi  salam utas awij. Dan lain sebagainya yang sebagian masih dipakai dalam komunikasi warga Malang.

Dalam drama musik kolosal ini juga menceritakan bagaimana Mayor TNI Hamid Rusdi dalam menggelorakan semangat persatuan. Dalam drama kolosal tersebut juga menggambarkan bagaimana beliau memberikana semangat melawan penjajahan. Inilah sebagai momentum gelora juang warga Malang.

Marching Band di Festival Kendaraan Hias 2018 (dok.pribadi)
Marching Band di Festival Kendaraan Hias 2018 (dok.pribadi)
Malang Guyub Indonesia Satu

Selepas drama Musik kolosal "Gelora Juang Arek Malang", dilanjutkan dengan berbagai penampilan lainnya. Mulai dari Marching Band dari SMP Muhammaddiyah 2 kota Malang dan MTs Muhammadiyah 1 kota Malang.

Ada pula penampilan Sepeda Kayu buatan dari seniman Malang. Dari sini saya tahu, kalau Malang punya bidang kreatif yang bisa jadi kekhasannya yakni Sepeda Kayu. Selepas itu ada Tari pembukaan sari Sanggar Dinoyo Aji berupa pertunjukan Kuda Lumping dan Bantengan.

Kreasi Budaya di Festival Kendaraan Hias 2018 (dok.pribadi)
Kreasi Budaya di Festival Kendaraan Hias 2018 (dok.pribadi)
Festival ini menggangkat tema "Malang Guyub Indonesia Satu". Menurut Ida Ayu Made Wayuni (kepada Disbudpar kota Malang), tema ini menunjukkan keberagaman Kota Malang tetapi bersatu padu dan berkomitmen membangun Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun