Persiapan menyambut awal Ramadhan secara maksimal sudah dimulai sejak dahulu. Banyak tradisi yang mengiringi hal ini. Saat saya di Pacitan beberapa hari yang lalu, semangat Persiapan Menyambut Ramadhan ini sudah terasa. Banyak Tradisi Persiapan Menyambut Ramadhan ini dari tradisi mengacu bada budaya, agama, keluarga hingga sosial. Berikut ulasannya...
Tradisi Ziarah Kubur/Makam menjelang Ramadhan
Menyambut Awal Ramadhan banyak sekali rekan yang mengunjungi makam atau kuburan. Ada apakah gerangan? Hal ini ternyata merupakan tradisi yang sudah lama mengakar di Indonesia. Tradisi Ziarah atau nyekar ke makam keluarga yang telah meninggal.
Berbagai Untaian kalimat doa pun terucap untuk mereka yang telah meninggal. Doa-doa ini ada yang teruntuk di satu makam ada pula yang melakukan di perempatan atau pojok jalan area makam. Terkadang peziarah yang tak tahu tempat atau makam yang akan diziarahi melakukan hal ini. Meringkas doa di perempatan atau pojokan jalan.
Selain melantunkan doa untuk yang telah meninggal, hal lain yang dilakukan di makam adalah membersihkannya. Memang mungkin sudah ada juru kunci, namun tak semua makam bisa diperhatikannya. Peziarah membawa Clurit/Sabit atau peralatan lain yang digunakan untuk membersihkan sekitar makam. Rumput yang menjalar hingga kotoran lainnya yang tak menyedapkan mata pun menjadi perhatian.
Tradisi Ziarah atau nyekar ke makam ini ternyata terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Seperti di wilayah Bali, menjelang Ramadhan pun ramai masyarakat yang melakukan ziarah atau nyekar ke makam keluarga atau leluhurnya. Di Jakarta pun, masyarakat memenuhi area makam/kuburan hingga membuat macet atau sulitnya keluar-masuk ke area makam menggunakan kendaraan.
Indonesia merupakan negeri dengan berbagai budaya tiap daerah. Keberagaman budaya ini tercermin dalam Bhinneka Tunggal Ika, yakni berbeda namun tetap satu jua. Tradisi budaya yang menarik menyambut Ramadhan adalah Punggahan. Nama Punggahan bisa jadi berbeda di setiap tempat. Saya yang di Malang, mendengarnya dari masyarakat nama Punggahan ini. Biasanya dilakukan pada malam pertama awal Ramadhan, jadi selepasnya langsung bisa melakukan Sholat Tarawih Berjama'ah
Punggahan adalah tradisi yang dilakukan malam awal Ramadhan. Biasanya waktu diantara maghrib sampai isya. Masyarakat membawa makanan yang di taruh di baki, nampan, leser atau pelepah pisang. Mereka berkumpul di satu tempat untuk melantunkan doa menyambut Ramadhan. Makanan yang dikumpulkan tadi selepas acara diambil oleh orang lain, jadi tiap orang tak akan mendapat yang mereka bawa sebelumnya.
Nama lain Punggahan ini sama seperti Megengan saat saya di Pacitan beberapa hari yang lalu. Namun saat di Pacitan, megengan ini diselenggarakan untuk kalangan terbatas keluarga. Dimana Paman di Pacitan mengundang keluarga besar dari mbah hingga cucu ke rumahnya untuk mengadakan doa bersama. Saat undangan melalui lisan, beliau menyebutnya sebagai acara megengan, tradisi menyambut Ramadhan.
Tradisi yang mirip hal ini bisa jadi adalah Munggahan di Sunda atau nama Megengan pula di Surabaya. Namun di wilayah lain tempat kelahiran saya di Kalimantan selatan pun melakukan hal ini, menyambut ramadhan dengan Punggahan meski mungkin nama yang disematkan untuk tradisi ini berbeda.
Cuci Sejadah, siapkan Pakaian Terbaik!
Tradisi Persiapan Menyambut awal Ramadhan lainnya yang banyak dilakukan adalah cuci sajadah. Rumah kami di malang dekat dengan Musholla. Sajadah di musholla dibersihkan oleh ibu-ibu. Ibu saya mendapat kesempatan untuk mencuci bersihkansajadah musholla. Sajadah-sajadah ini dibagi pula ke ibu lainnya. Sajadah ini adalah sajadah kecil yang biasa digunakan untuk seorang saja.
Hal ini tentu dilakukan pula sebagian besar musholla atau masjid. Karpet atau Sajadah besar dicuci oleh pengurus atau masyarakat sekitar musholla atau masjid. Harapannya sajadah ini bisa bersih dan nyaman saat digunakan Ramadhan.
Pakaian perlu juga dipersiapkan untuk menyambut Ramadhan. Hal ini karena Ramadhan penuh dengan kegiatan ibadah, membuat kita turut akan ibadah di Ramadhan. Sarung yang belum pernah dipakai atau sarung baru perlu untuk dipersiapkan. Agar nanti bisa dipakai saat melakukan iabdah di bulan Ramadhan. Seperti tarawih selepas sholat isya'.
Musholla dekat dengan rumah pun semangat siap menyambut awal Ramadhan. Wajah baru musholla pun tampak dengan cat barunya. Warga bersama melakukan perubahan cat atau melakukan pembaharuan cat Musholla. Hal ini tentu pula serupa sebagai Tradisi di berbagai Musholla atau masjid lainnya.
Membersihkan musholla atau masjid juga dilakukan bersamaan dengan pengecatan baru ini. Seperti yang ditulis di atas tadi dengan mencuci karpet atau sajadah musholla atau masjid. Semangat kebersamaan masyarakat terlihat dalam Tradisi persiapan menyambut Ramadhan ini. Semangat menyiapkan diri dan lingkungan menyambut Ramadhan. Semoga Ramadhan tahun ini mengantarkan kita lebih baik daripada sebelumnya. [SH]
Bacaan BERMANFAAT lainnya:
- Libur Awal Puasa untuk Sekolah di Surabaya
- Morrissey, Hotel Rasa Apartemen di Pusat kota Jakarta
- Surabaya Bombings Muncul di Google Maps
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H