Sering pakai plastik atau kantong plastik? kadang buang sampah plastik sembarangan? Pernah buang sampah plastik ke laut atau aliran sungai? Jika melakukan hal tersebut, rasanya perlu kita renungi bersama. Indonesia sedang darurat Sampah plastik Laut.
Sampah-sampah plastik di laut ini merupakan hasil dari daratan. Bisa jadi penggunaan berlebih akan plastik atau pembuaangan sampah plastik sembarangan. Seperti tak pada tempatnya hingga melalui aliran sungai.
Indonesia mencatatkan sebagai Negara peringkat kedua. Hal ini dalam penyumbang atau pemasok sampah plastik di laut yakni sebesar 187,2 juta ton. Lalu yang pertama siapa? Dengan volume sampah mencapai 262,9 juta ton, China merupakan Negara penyumbang terbesar sampah plastik di laut.
Data di atas merupakan hasil riset dari Jenna Jambeck. Seorang peneliti dari Universitas Georgia, Amerika Serikat yang hasil penelitiaannya dipublikasi pada 2015. Jika sekarang tahun 2017 mendekati 2018, tentunya bisa tergambar peningkatannya jika tak segera ditanggulangi.
Sampah plastik telah menjadi problematika dunia. PBB melalui program lingkungannya memperkirakan dalam tiap mil persegi terdapat 46.000 sampah plastik mengambang di laut. Jumlah ini bisa jadi terus bertambah dengan banyaknya varian sampah plastic seiring bertambahnya waktu. Plastik menjadi alat yang sering dipakai manusia dalam menunjang aktivitasnya. Mulai dari wadah makanan hingga berbagai alat kecil.
Setelah membantu manusia, plastik yang menjadi sampah berada di laut menjadi problem tersendiri bagi manusia. Problem akan sampah plastik ini seperti terhambat penghihatan penyelam. Penyelam akan terhambat penglihatannya serta pergerakannya di laut. Kejernihan air terganggu karenanya.
Perjalanan kapal laut baik kecil maupun besar bisa terganggu karena sampah plastik di laut. Baling-baling kapal perputarannya akan terhambat oleh sampah. Jaring-jaring untuk menangkap ikan juga menghambat nelayan dalam mencari nafkahnya.
Plastik yang menjadi sampah di laut berdampak langsung pada kehidupan organisme di laut. Bukan hanya manusia yang mendapati problem sampah, hewan pula terpengaruh akan hal ini. Hawan laut, tumbuhan laut hingga plankton mandapati problem akan sampah plastik ini. Kehidupan laut menjadi terkotori oleh sampah-sampah plastik ini.
Organisme yang menjadikan laut sebagai rumahnya terdampak akan banyaknya sampah ini. Mereka yang mengira sampah plastik ini adalah makanan akan mempengaruhi system pencernaannya. Pencernaan terganggu akan menghambat pertumbuhan dan perkembang biakan. Hal ini juga bisa menyebabkan kematian. Jika ikan-ikan yang mengandung sampah plastik ini dimakan manusia, maka akan dampaknya akan mengkhawatirkan.
Dampak sampah laut ini perlu disadari bersama. Ada penelitian yang menyebutkan pada 2050 diperkiraan berat sampah plastic mengkhawatirkan karena akan lebih berat daripada seluruh ikan. Usaha bersama untuk menjadikan lautku bebas sampah adalah kebutuhan. Peran sekecil apapun sangat berguna.
Melihat dampaknya yang mengkhawatirkan, sampah plastik menjadi perhatian serius bersama. Pemerintah melalui Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman mengungkapkan hal ini.
"Plastik ini bahaya kalau dimakan ikan, dan ikan dimakan manusia, akan terkontaminasi pada bayi segala macam, masa kita mau generasi kita yang akan datang generasi yang DNA punya kelamahan sana sini," jelas Luhut.
Menurut penjelasan beliau pula, 80 % sampah plastik di lautan berasal dari daratan. Kultur kebutuhan pemakaian plastik dalam kehidupan sehari-hari memang menunjang fakta yang diungkap sang menteri. Terlebih budaya nagatif buang sampah sembarang perlu ditinggalkan khalayak ramai.
Penggunaan limbah sampah plastik mulai dikembangkan untuk campuran aspal, hal ini dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). Kemen PUPR akan melakukan pencampuran sampah plastik dengan aspal pada pembangunan di sebagian jalan wilayah Bekasi.
Keseriusan pemerintah akan menghadapi sampah plastik dengan melakukan banyak tahapan. Hingga capaian ini ditargetkan pada 2025 Indonesia bisa mengurangi sampah plastik di laut hingga 70%. Hal ini juga ditunjang dengan gerakan Bersama Lautku bebas Sampah, Indonesia bebas sampah 2020.
Selain memulai gerakan hilir dengan pengelolaan sampah, Pemerintah juga berencana memasukkan edukasi sampah plastik pada kurikulum pendidikan di Indonesia. Kemenko kemaritiman di bawah menteri Luhut membuat kerjasama dengan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kurikulum Kemaritiman.
Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan edukasi Sampah Plastik dalam kurikulum sekolah tahun depan. “Upaya penanggulangan sampah plastik sudah kita lakukan melalui berbagai cara, termasuk menggunakannya sebagai campuran aspal. Kita juga akan memasukkan edukasi sampah plastik dalam kurikulum sekolah tahun depan,” ujar Luhut saat diungkapkan beliau pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP 23 di Bonn, Jerman.
Masuknya edukasi sampah plastik dalam kurikulum akan menguatkan gerakan bersama Lautku bebas Sampah, Indonesia bebas sampah 2020. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap Negara. Pun demikian gerakan bersama tanggulangi sampah plastik memang akan semakin efektif dengan penanaman hal ini pada hulu yakni anak-anak dan generasi muda pada tahapan sekolah.
Sampah plastik memang menjadi hal yang harus ditanggulangi bersama. Bahkan Sampah plastik masuk dalam 13 isu penting jambore bebas sampah yang diikuti oleh relawan penggerak peduli sampah di Indonesia. Sampah plastik masuk dalam butir ke-9 dalam 13 isu persampahan di Indonesia.
Andrea Hirata pernah berkelakar “Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia”. Gerakan bersama lautku bebas sampah merupakan upaya untuk menanggulangi sampah plastik di laut secara bersama. Indonesia merupakan Negara maritim luas, yang juga menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Indonesia yang bertekad untuk mengurangi sampah plastik laut dan mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020.
Cita-cita ini perlu menjadi gerakan bersama agar laut Indonesia bebas akan sampah. Mengurangi penggunaan plastik hingga membuang sampah pada tempatnya merupakan gerakan pribadi yang membantu. Menyebarkan hashtag yang sedang viral #lautkubebassampah merupakan hal yang membantu pula, untuk menggerakkan partisipasi sukarela masyarakat agar tidak membuang sampah di laut hingga menjadi gaya hidup bersih dan sehat. [SH]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H