Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Resolusi Keakuan

1 Januari 2017   13:16 Diperbarui: 1 Januari 2017   13:28 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (dok. ekakuchiki)

Waktu membuat semua bisa berubah

Berubah atas dasar baik ataupun kurang

Walau semuanya ingin baik

Hidup dengan agama adalah acaranya

.

Aku menjadi hal yang banyak menggelayut

Tak sedikit mereka selalu tentang keakuannya

Bahkan reolusi pun tentang aku

Semua tentang aku, aku dan aku

.

Padahal aku butuh Kita

Membangun aku juga butuh aku-aku yang lain

Tak hanya aku bisa mengakukan diri

Karena aku itu hanya biasa

Sebatas hamparan pasir tersepoi angina

.

Keakuan menjadi topic

Itu bukan aku…?

Kenapa harus aku?

Pokoknya aku…?

Ini caraku…?

.

Ah… kenapa orang tak bosan dengan keakuannya

Resolusilah aku dengan aku

Bukan aku yang mengaku-ngaku

Bukan pula hanya aku

.

Aku tak bisa tanpa aku lain

Membangun akun harus membangun aku lain

Memupuk dengan cara aku yang baik

Lepaskan keakuan agar menemukan aku yang sejati

.

Aku selayaknya dengan limpahan Tuhan

Karena aku hanya aku yang biasa

Kerena tanpa pemilik aku, bukan siapa-siapa

Hanya tetesan yang tak masuk lingkaran semesta

.

Elaborasi makna tentang aku

Agar tak terjerembab aku ini ya aku

Semua bosan dengar tentang aku

Jadi jangan mengakukan aku dalam resolusi

.

Aku yang besar dibangun dari serpihan aku kecil

Menikmati yang kecil agar tak terasa sudah besar

Jangan ada keakuan dalam genangan kekitaan

Elaborasi diri… ada Tuhan yang Maha Tahu, tentang Aku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun