Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cantiknya Stasiun Pasar Senen, Penuhnya Penumpang

10 November 2016   13:16 Diperbarui: 10 November 2016   13:23 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masholla Stasiun Pasar Senen (dok.pribadi)

Stasiun Pasar Senen menjadi destinasi berbagai kereta api dari tempat di Jawa. Terutama kelas Ekonomi seperti dari Surabaya, Malang dan Jogja. Lalu lintas manusia di stasiun ini pun demikian ramainya, bisa dikatakan sebagai salah satu tempat berkumpulnya berbagai kultur orang di Jakarta.

Penambahan dan perbaikan fasilitas pun dilakukan pihak PT. Kereta Api Indonesia dan pihak-pihak terkait di Stasiun Pasar Senen. Jika melihat beberapa tahun ke belakang mungkin akan cukup berbeda dengan sekarang ini. Fasilitas tentu lebih nyaman saat ini, apalagi pedagang juga lebih ditertibkan dan pola pemesanan tiket yang lebih teratur.

Musholla Stasiun (dok. pribadi)
Musholla Stasiun (dok. pribadi)
Tempat Istirahat Penumpang

Melihat perkembangan Stasiun Pasar Senen, ada hal yang perlu diperhatikan secara khusus. Yang utama adalah tempat peristirahatan penumpang kereta api. Tempat istirahat ini tentu tak hanya yang ingin berangkat melalui stasiun Pasar Senen, namun juga bagi yang istirakat setelah perjalanan jauh hingga yang menunggu transit ke kereta api, KRL atau moda transportasi lainnya.

Kecenderungan untuk kelas Ekonomi inilah bisa jadi penyebab fasilitasnya juga ekonomi. Peminat ekonomi di negeri ini cukup banyak dibanding kelas bisnis atau eksekutif. Masyarakat lebih mengutamakan alat untuk sampai daripada kenyamanan tambahan yang membutuhkan tambahan pula untuk biaya.

Meski kecenderungan utama untuk mereka pengguna kelas Ekonomi, sebaiknya fasilitas tempat istirahat ditambah lebih luas. Kasihan sekali melihat mereka yang lelah setelah perjalanan harus tersiksa dengan kondisi yang kurang baik. Di sisi lain memang perlu dimaklumi meski sudah ada tempat istirahat yang nyaman, penuhnya penumpang tak bisa menampung semuanya dalam keadaan nyaman.

Solusi memperbesar tempat istirahat tentunya perlu dikaji dengan baik. Bisa jadi penambahan lantai agar lebih bisa melayani penumpang yang istirahat menjadi hal yang perlu dicermati bagi stake holder stasiun Pasar Senen. Mengusir masyarakat yang istirahat sebenarnya bukan solusi, hal ini karena banyak hal dan kepentingan masyarakat ada di stasiun. Bisa jadi karena belum ada jemputan atau melepas lelah sejenak.

Masholla Stasiun Pasar Senen (dok.pribadi)
Masholla Stasiun Pasar Senen (dok.pribadi)
Hangat-panas Musholla Stasiun Pasar Senen

Musholla menjadi tempat istirahat pilihan bagi sebagian masyarakat di Stasiun Pasar Senen. Meski ada tulisan dilarang tidur-tiduran di musholla, masih saja ada masyarakat yang melakukan hal itu. Memang hal ini tak bisa disalahkan pada masyarakat. Berkaca dari hal di atas tadi, yakni mengembalikan pada tempat istirahat yang bisa nyaman dan ramah.

Masyarakat kelas ekonomi sebenarnya hanya butuh lahan untuk istirahat. Kenyamanan dan fasilitas penunjangnya menjadi hal berikutnya namun tak utama. Menyediakan tempat yang tepat dan nyaman bagi semuanya menjadi kebutuhan dan perhatian khusus untuk saat ini di Stasiun Pasar Senen.

Musholla Stasiun Pasar Senen (dok.pribadi)
Musholla Stasiun Pasar Senen (dok.pribadi)
Ventilasi udara di Mushola Stasiun Pasar Senen disiasati dengan menambah jumlah kipas angin di dalam musholla. Namun meski cukup banyak kipas angina, bahkan ada kipas angin dengan air tetap saja suasana hangat-panas menjadi hal yang terasa di dalam musholla.

Adanya ventilasi udara yang baik membuat sirkulasi udara di ruangan tersebut juga baik. Panas dan hangatnya ruangan akan lebih terkurangi. Setelah udara di ruangan baik, pengharum ruangan akan lebih maksimal tak tercampur suasana panas di ruangan. Semoga saja ada pengembangan yang lebih baik. [SH]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun