Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Sepakbola Chile Mengatasi Tradisi

1 Juli 2016   12:54 Diperbarui: 2 Juli 2016   12:44 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Chile Membawa Piala Copa America (dok.voanews)

Tahukah Anda bahwa pemenang Copa America 2016 di Amerika Serikat adalah Chile? Tahukah bagaimana perjuangannya? Ya, Chile sudah dinyatakan sebagai pemenang Copa America 2016; setelah mengatasi perlawanan Argentina yang sejak terakhir 1993 belum meraih Juara Copa America lagi. Padahal jika dilihat lebih jauh susunan pemain Argentina sudah cukup bagus.

Pemenang mengatasi Tradisi

Hal umum yang kita lihat sepakbola hampir selalu didominasi oleh Negara-negara yang sudah memiliki tradisi juara. Hal lainnya adalah Negara dengan komposisi pemain yang memiliki kemampuan di berbagai ajang kompetisi sepakbola Eropa. Jika kita melakukan elaborasi pada kompesisi yang berbasis Negara, kita akan menemui hal yang tak sama seperti prediksi umumnya.

Bola itu bundar, itulah hal umum yang diutarakan berbagai macam orang. Dimana pemenang dalam pertandingan sepakbola bisa saja tak sesuai apa yang dihitung dalam kertas matematis. Kita bisa melihat juara Copa America 2015 adalah Chile. Padahal Negara tersebut tak pernah menjadi juara sebelumnya, bahkan sejak Copa America masih bernama South America Championship. Di gelaran Euro pun kita bisa melihat Yunani yang bisa merengkuh juara di Euro 2004. Padahal Yunani tak pernah sebelumnya masuk dalam jajaran Juara, bahkan juara ke-2 atau masuk semifinal.

Melihat sejarah, banyak Negara yang tim nasionalnya masuk jajaran tim di semifinal bukanlah yang memiliki tradisi juara. Federasi Negara sangat berperan dalam hal ini, karena menyiapkan tim nasional yang tepat dan berefek mental juara. Dampaknya tentu pada masyarakat yang semakin mencintai Sepakbola sebagai olahraga ataupun penggerak ekonomi.

Alexis Sanchez (dok.metro.co.uk)
Alexis Sanchez (dok.metro.co.uk)
Kita juga bisa menyaksikan banyak pemain berbakat dari Negara-negara tersebut. Meski tim nasionalnya tak meraih juara, namun kualitas pemain Sepakbola sebagai individu layaklah diapresiasi. Lihat saja Alexis Sanchez dari Chile yang menjadi pemain berpengaruh di Klub yang dinaunginya.Lihat oula Kevin De Bruyne asal Belgia yang menjadi incaran berbagai Klub elit karena kualitas permainannya dan mampu ditempatkan di berbagai posisi.

Sepakbola memang tak bisa kita lihat dari satu sisi, yakni jumlah kemenangan. Namun lebih jauh individu pemain sepakbola juga perlu. Kemampuan Negara-negara yang sebelumnya tak dikenal sebagai juara, lalu menjadi juara merupakan pemenang kecil baru dalam dunia sepakbola. Pemenang yang bisa mengalahkan dominasi Negara-negara yang telah mempunyai tradisi kuat dalam hal sepakbola.

Chile sudah dua kali juara Copa America secara beruntun. Gelaran sebelumnya (tahun 2015) memang memiliki modal tersendiri bagi tim nasional Chile karena digelar di negaranya sendiri. Kemampuan mempertahankan status juara ini patut diacungi jempol. Peran semua pihak untuk membuat tim nasional Chile bisa jauh seperti sekarang patut diapresiasi.

PSSI (dok.bola)
PSSI (dok.bola)
PSSI Tak Hanya Sekedar Tim

Indonesia mulai menata kembali Sepakbolanya setelah berkepanjangan belum selesai. Saat sudah selesai masih saja ada yang membuat belum selesai. Hingga tak lama ini FIFA selaku federasi tertinggi di Sepakbola mengeluarkan Surat RoadMap untuk Konggres Luar Biasa PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).

Pak Agum Gumelar ditunjuk sebagai ketua Pemilihan Konggres Luar Biasa (KLB) PSSI. Bersamanya ada Erick Thohir sebagai Ketua Komisi Banding KLB PSSI. Rencana gelaran KLB PSSI akan digelar akhik Oktober 2016, mereka berdua memiliki tugas untuk menyiapkan prosesi pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru.

Menpora Imam Nahrawi (dok.okezone)
Menpora Imam Nahrawi (dok.okezone)
Di sisi Pemerintah, Menpora mendesak perlu segera dibentuk tim untuk mempersiapkan Tim Nasional U-19. Hal ini mengingat gelaran Piala AFF 2016 tak lama lagi. Gelaran tersebut akan dilaksanakan di Vietnam pada 11-24 September 2016. Menyiapkan tim dengan segera selayaknya sangat penting agar persiapan tim nasional juga siap mengatasi Negara lain di gelaran tersebut.

Di tataran daerah, ketua PSSI Badung-Bali mengancam melakukan Somasi pada tim Bali United. Hal ini mengingat taka da kontribusi pemain Bali pada tim Bali United. Terlebih Bali United bernaung di Bali sebagai markas mereka sebagai tim.  Di Surabaya juga terjadi tarik menarik terkait hak untuk menggunakan hak dan logo Persebaya Surabaya.

Banyak hal lainnya di Indonesia tentang Sepakbola. Semangat masyarakatnya akan sepakbola selayaknya disertai pengaturan yang jelas dan terpadu tentang sepakbola. Dari tataran federasi yakni PSSI nasional hingga daerah dilanjutkan dengan Pemerintah harusnya saling berpadu bukan beradu. Permintaan Pemerintah akan menyiapkan tim selayaknya juga perlu membangun Sepakbola jadi lebih baik tak hanya sekedar tim.

Karakter sepakbola di Indonesia memiliki hal yang unik dibanding Negara lainnya. Kearifan lokal layak menjadi pertimbangan membuat tim yang kuat. Seperti yang disampaikan ketua PSSI Badung-Bali akan Bali United, memang bisa dibenarkan. Pemberdayaan potensi pemain lokal sangat penting bagi tim yang bermarkas di daerah tersebut.

Supporter Tim Nasional Indonesia (dok.viva)
Supporter Tim Nasional Indonesia (dok.viva)
Tim yang kuat selayaknya dibentuk dengan menanggalkan ego pribadi, namun kepentingan kelompok. PSSI dari atas hingga bawah perlu ada tim kontrol bahkan perlu pula klub sepakbola dilakukan control tersebut. Hal ini agar Tim-tim yang dibentuk untuk memberdayakan Sepakbola Indonesia tak hanya sekedar tim namun tim yang sesungguhnya memiliki rasa untuk membangun Sepakbola Indonesia lebih baik, hal ini bisa belajar dari Chile sebagai Juara Copa America 2016. [SH]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun