[caption caption="CEO JNE menjelaskan perkembangan #JNERevolution (dok.pribadi)"][/caption]
Apa yang anda fikirkan jika diucapkan kata JNE? Sebagian besar orang sudah cukup tahu JNE. JNE memang cukup dikenal sebagai jasa ekspedisi atau kurir ke berbagai tempat di negeri ini bahkan ke luar negeri. Namun, beberapa waktu yang lalu yakni tepatnya sehari sebelum Kompasianival 2015 saya bersama rekan-rekan kompasianer dan media lain mengikuti Kompasiana Nangkring 11 Desember 2015 yang mengulas “Ekonomi Kreatif pada Era Digital” yang bertepatan menyambut 25 Tahun JNE.
[caption caption="Kompasiana Nangkring bersama JNE (dok.pribadi)"]
Pada tulisan ini saya tulis ulasannya untuk rekan semuanya. Saya datang lebih awal dibandingkan rekan-rekan lainnya, karena saya dari Malang bersama Kompasianer Muda datang lebih cepat 2 jam sebelum acara berlangsung. Alhasil, kami pun sempat Sholat Jum’at di JNE dan merasakan JNE lebih dekat di kantor pusatnya.
[caption caption="Ikut Sholat Jum'at di lokasi Nangkring sebelum Acara (dok.pribadi)"]
Ekonomi Kreatif Era Digital
Membaca perkembangan Ekonomi, Indonesia tengah mengembangkan Ekonomi berbasis Kreatifitas dan Inovasi. Bahkan Pemerintah membantu institusi khusus menangani hal ini yang dinamankan Badan Ekonomi Kreatif. Ekonomi Kreatif sendiri memang tanpa adanya Badan ini akan berkembang dengan sendirinya, namun adanya Badan Ekonomi Kreatif akan sangat membantu pada hal-hal yang bersifat strategis yang bisa dibantu pemerintah.
Ekonomi Kreatif sendiri ada 16 bagian, dimana bagian-bagian bidang tersebut juga memiliki cukup banyak akar bidang lainnya. Pemerintah selayaknya memang dibantu masyarakat dalam mengembangkan hal ini. Kekuatan Ekonomi Kreatif akan terus berkembang seiring berkembangnya manusia, yang tentunya berbeda dengan Sumber Daya Alam yang terus dieksplorasi.
Dunia saat ini tak dapat dipungkiri berhadapan dengan teknologi Digital. Maka hampir semua aspek kehidupan ini selayaknya dihubungkan dengan digital agar lebih berkembang. Pun Demikian Ekonomi Kreatif memerlukan aspek digital agar lebih menyatu dengan era sekarang ini. Di Indonesia sudah cukup banyak pengembang digital yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan Ekonomi Kreatif di masing-masing daerah.
[caption caption="CEO JNE menjelaskan perkembangan #JNERevolution (dok.pribadi)"]
JNE Revolution dan SDM yang Mumpuni
Tema JNE Revolution adalah tema yang cukup berkesan jika terdengar. Hal inilah yang disampaikan CEO JNE Group dalam Kompasiana Nangkring bersama JNE. Revolusi JNE seakan menjadi bahan menarik untuk diikuti, bagaimana proses revolusi sebuah perusahaan yang dulunya kecil hingga sekarang menjadi perusahaan yang cukup berpengaruh di Indonesia.
Menyambut perkembangan Ekonomi Kreatif di Era Digital sekarang ini membuat JNE terus berbenah. Dengan pengembangan perusahaan ke berbagai sektor lain hingga pengembangan produk layanannya menuntut pula SDM di dalam JNE sendiri terus digenjot. Oleh karenanya, pelayanan JNE juga terus diperbaiki dengan menyiapkan benar-benar tenaga yang profesional.
Pelatihan yang dilakukan pada SDM JNE juga dibarengi dengan hadiah bila memang berprestasi dalam hal pelayanan. Hal ini memang hampir sama dengan perusahaan lainnya, namun seperti kata Iwan Setyawan (CEO Provetic) ada nilai berbeda dari JNE dibanding perusahaan lainnya. Nilai spiritual-lah yang menjadikan JNE terasa berbeda dibandingkan yang lain.
[caption caption="Tampilan Baru Website JNE (dok.pribadi)"]
IT yang Handal
Era digital membutuhkan IT yang handal dalam merespon perkembangan. Hal-hal yang berhubungan dengan IT selalu dibutuhkan SDM yang mumpuni. Selanjutnya adalah pengembangan IT yang basis GUI (Graphic User Interface) atau antar muka pengguna yang memudahkan bagi pengguna fasilitas IT JNE, baik itu pekerja JNE maupun masyarakat sebagai pengguna layanannya.
[caption caption="Tampilan Baru Website JNE (dok.pribadi)"]
Mengingat pentingnya website, pada Kompasiana Nangkring bersama JNE tersebut diluncurkan juga website JNE dengan tampilan baru yang lebih fresh dan menyamankan pengunjung. Pengembangan era Digital memang haruslah seperti ini, yakni diikuti oleh perusahaan di tanah air agar lebih dikenal dan menyamankan pelayanan konsumen.
Not Just About Connecting
Saya sendiri cukup antusias mengikuti Kompasiana Nangkring kali ini, hal ini karena memang saya pengguna fasilitas JNE. Tentunya mengetahui fasilitas lainnya selain jasa kirim, akan sangat membantu pengembangan usaha.
Hal yang saya cermati dari penjelasan banyak pakar dalam Kompasiana Nangkring bersama JNE ini adalah JNE Not Just About Connecting. Jadi JNE tak hanya menyampaikan barang dari satu orang ke orang lain. Seperti itulah salah satu hal yang saya tangkap, seperti pula yang dijelaskan kata Iwan Setyawan (CEO Provetic) yang mengamati perusahaan JNE dari beberapa waktu lalu.
Motto Connecting Happiness juga terasa sangat cocok bagi JNE. Karena JNE tak hanya Connecting, namun juga adanya Happiness sangat penting. Orang yang mengirim barang tentu mempercayakan barangnya pada jasa kirimnya, oleh karenanya jasa kirim tersebut haruslah bisa menjaga mandate tersebut. Saat barang bisa diterima di tempat tujuan maka adanya Happiness menjadi sangat wajar. Jadi, nilai Connecting Happiness dalam motto JNE sangat luas, bukan hanya sekedar sampai atau bisa menghubungkan namun juga rasa senang juga perlu disampaikan. [SH]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H