Marketing (pemasaran) dalam prakteknya berkembang mengikuti perkembangan lingkungan yang ada. Oleh karenanya strategi Marketing  di satu tempat belum tentu cocok dengan tempat lain bila sama-sama penerapannya. Karakter hingga kondisi masyarakat yang ada mempengaruhi proses pengenalan masyarakat pada sebuah produk.
 [caption caption="Ilustrasi (dok.diggpress)"][/caption]
Komunitas dalam kerangka Marketing 3.0
Marketing  berkembang seiring perkembangan masa hidup manusia. Philip Kotler merumuskan pergeseran Marketing  hingga saat ini pada 3.0 lalu bagaimana Marketing  di masa lalu? Pada Marketing  1.0 yang orientasinya hanya semata-mata produk, Marketing  2.0 mulai berorientasi pada pelanggan, sedang pada Marketing  3.0 mengarah pada human-spirit (semangat kemanusiaan) atau values-driven (didorong akan nilai).
Sisi manusia yang mulai diperhatikan inilah menjadi hal yang diperhatikan banyak industri. Oleh karenanya menjadi hal sangat wajar jika banyak komunitas yang dibangun oleh industri, Hal ini bisa dilihat dari berkembangnya kartu Member  hingga komunitas yang berafilisasi industri yang biasanya mendapat nilai tambah tersendiri bagi masyarakat yang tergabung dalam komunitas yang dibentuk industry atau mempunyai kartu Member -nya.
 [caption caption="Penggunaan DiLo untuk Sharing Komunitas OMG (dok.fb omg)"]
Digital Lounge Telkom dan Komunitas
Telkom sebagai institusi besar di negeri ini dalam hal telekomunikasi mempunyai banyak program yang menyaring dan Member dayakan komunitas. Digital Lounge atau DiLO adalah salah satu bentuk nyata penerapan Marketing  3.0 dalam masyarakat. DiLo menyediakan tempat semacam ruang meeting dan diskusi yang bisa digunakan berbagai komunitas.
Tempat yang disediakan adalah tempat gratis yang bisa digunakan semaksimal mungkin untuk kongkow dan kegiatan lain yang menjadi program kerja komunitas itu sendiri. Banyaknya komunitas di sebuah kota akan membuat kegiatan di DiLo menjadi semakin banyak dan berwarna pula.
Secara sadar maupun tak sadar komunitas yang memakai lokasi di DiLo menjadi bahan Marketing  tersendiri bagi Telkom. Masyarakat yang tergabung dalam komunitas yang emmanfaatkan fasilitas DiLo menjadi mudah kenal akan produk-produk yang ditawarkan Telkom baik secara hard-sale lewat presentasi Telkom maupun dengan soft-sale dengan program-program komunitas yang ditawarkan.
 [caption caption="Kompasiana Community Card (dok.kompasiana)"]
Kartu Member atau Komunitas
Saat ini banyak sekali berkembang Kartu Member  atau Komunitas, jika ingin mendapat harga khusus kita secara tak sadar mengikuti aturan kontektual dengan mempunyai kartu Member . Masyarakat yang memiliki kartu Member  juga memiliki hak khusus sebagai Member  dengan berbagai penawaran lainnya.
Selain Kartu Member  atau komunitas, industri saat ini mulai menerapkan dan membangun komunitas masyarakat akan sebuah produknya. Hal bisa dimasukkan sejalan dengan Marketing  3.0 yang menekankan pada values-driven dimana nilaidan kualitas produk terus dibangun. Dari sinilah konsep continual improvement  atau pemkembangan yang meningkat terus menjadi diterapkan. Jika dulu yang mengkonsep continual improvement  perusahaan adalah tim perusahakan, maka dengan adanya komunitas yang dibangunnya menjadikan continual improvement  mendapat masukan dari komunitas tersebut.
Dari sini secara sadar maupun tidak, masyarakat dimanfaatkan oleh industri namun di sisi lain masyarakat juga bisa memanfaatkan Marketing  3.0 sebagai bentuk untuk pelayanan yang lebih baik dari industri kepada mereka melalui media Komunitas. [SH]
Â
Bacaan Penting Lainnya:
- Kompasianer  menyemarakkan Pembukaan PPI 2015
- Harga BBM Berubah tiap Tanggal 1 atau 15, Rakyat Makin Kreatif?
- Tiap Orang Punya Alergi Makanan Tertentu?
- Hypno Teaching, Memaksimalkan Hasil Proses Belajar-Mengajar dengan Hipnoterapi
- [PUISI]Â Diam untuk Sesaat
- Buku: Jiwa-jiwa Keikhlasan dan Perjuangan
- Punya Kartu Kredit harus dengan Menipu?
- Masih Ada Celah Calo di Pengurusan Paspor?
- Tanya Gaji di Awal Seleksi Pekerjaan, Etiskah?
- Menyelamatkan Jiwa Melalui Media Sosial
- Sistem Multi Level Marketing (MLM) bisa Jebol?
- KPI Lambat Tanggapi Aduan?
- Produk dengan Bintang Iklan Asing Lebih Menarik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H