[caption id="attachment_170138" align="aligncenter" width="563" caption="Negeri 5 Manara (doc. Youtube)"] [/caption]
Film Negeri 5 Menara merupakan sebuah film yang mengambil inspirasi cerita dari Novel yang judulnya sama dengan Film yakni Negeri 5 Menara. Pengalaman kehidupan Ahmad Fuadi mempengaruhi hadirnya Novel Negeri 5 Menara tersebut, hingga lahirnya edisi Film-nya yang diproduksi KG production dan Million Pictures. Affandi Abdul Rachman mendapat amanah sebagai Sutradara dalam garapan Film Negeri 5 Menara ini. Sutradara muda lulusan Collumbia College of Hollywood ini memang cukup kaya akan pengalaman di dunia Film. Sebelumnya Film yang disutradarinya antara lain Pencarian Terakhir, Heart-Break.com, Aku dan Dia & The perfect House adalah beberapa Film dalam karir Profesionalnya. Film ini juga mendapat dukungan penuh dari iB Perbankan Syariah Bank Indonesia. Tak dapat dipungkiri iB memiliki semangat yang kurang lebih sama dengan Film Negeri 5 Menara, yakni adanya kerja keras yang dibayar sesuai dengan prinsip bagi hasil serta adanya persaudaraan antar nasabah Perbankan Syariah juga sama dalam mebangun kebaikan seperti dalam Film tentang Persaudaraan 6 sahabat di Pesantren.
[caption id="attachment_170140" align="aligncenter" width="561" caption="Shohibul Menara & Sang Sutradara, Affandi Abdul Rachman (doc. Youtube)"]
Dengan tiga kolaborasi Produser yakni Salman Aristo, Auora Lovenson Candra & Dinna Jasanti, Film Negeri 5 Menara menggandeng aktor & aktris yang berpengalaman di dunia Film Indonesia seperti Donny Alamsyah, Ikang fauzi, Lulu Tobing, David Chalik hingga Andhika Pratama. Namun nama-nama seperti Gazza Zubirazzaretha, Billy Sandy, Ernest Samudra, Rizki Ramdani, Aris Adnanda Putra & Jiofani Lubis adalah nama yang asing bagi pemerhati Film di Indonesia.Hal bisa dibilang cukup berani dilakukan Affandi Abdul Rachman sebagai Sutradara adalah merekrut pemain-pemain Film yang baru dalam dunia perfilman Indonesia, padahal 6 tokoh utama dalam Film ini adalah cukup penting.
Sinopsis singkat
Cerita ini bermula dari tempat di dekat danau Maninjau, Sumatera Barat. Alif Fikri (diperankan oleh Gazza Zubirazzaretha) dan sahabatnya Randai (diperankan oleh Sakura Ginting) yang lulus sekolah dan akan melanjutkan ke tingkatan selanjutnya yakni SMA. Randai sudah berancang-ancang akan melanjutkan SMA di bandung yang kemudian setelah itu akan lanjut ke ITB (Institut Teknologi Bandung) karena terinspirasi oleh B.J Habibie yang lulusan kampus megah di Bandung tersebut. Alif sebenarnya ingin sekali melanjutkan sekolah ke SMA, agar nantinya bisa ikut Ujian masuk ke ITB dengan ijasah SMA. Namun apa daya, amak/ibu Alif (diperankan oleh Lulu Tobing) menginginkan melanjutkan ke salah satu Pesantren di Ponorogo Jawa Timur yang bernama Pondok Madani. Bagi seorang anak yang memiliki mimpinya sendiri Alif menolaknya dan mengurung dirinya di kamar.
[caption id="attachment_170141" align="aligncenter" width="500" caption="Danau Maninjau (doc. Negeri5Menara)"]
Untunglah ada Sang ayah (diperankan oleh David Chalik) memberinya pelajaran kehidupan dari transaksi jual-beli kerbau di pasar. Sang Ayah menjual kerbau demi untuk membiayai Alif pergi ke Pesantren, sebelum terjadinya deal harga denga pembeli Sang ayah melakukan proses negosiasi harga dengan tangan di dalam sarung. Pesan indah disampaian Ayah Alif disini kepada anaknya, yakni hidup seperti transaksi di dalam sarung jabat dulu lakukan prosesnya baru bisa menilai. Dari pesan sang Ayah inilah hati Alif dapat luntur dan mau menjalani proses-nya di Pesantren.
Cerita di Pesantren pun unik, tak seperti umumnya pesantren di jamannya Pondok Madani melakukan Ujian seleksi layaknya masuk Universitas. Walhasil Alif pun lulus dan dapat diterima jadi Santri. Dalam cerita di Pondok Madani inilah berbagai cerita menarik disuguhnya, mulai dari berkenalannya Alif dengan sahabat-sahabat lainnya yakni: Baso Sholahuddin (diperankan oleh Billy Sandy) dari Gowa - Sulawesi Selatan, Said Jufri (diperankan oleh Ernest Samudera) dari Surabaya - Jawa Timur, Raja Lubis (diperankan oleh Jiofani Lubis) dari Medan - Sumatera Utara, Atang (diperankan oleh Rizki Ramdani) Bandung - Jawa Barat, Dulmajid (diperankan oleh Aris Adnanda Putra) dari Sumenep - Jawa Timur. Perkenalan 6 sahabat ini bermula dari hukuman jewer satu sama lain yang diberikan kemananan Pondok Madani karena kurang disiplinnya sebagai santri baru.
[caption id="attachment_170142" align="aligncenter" width="533" caption="Hukuman Pertama Shohibul Manara (doc. Youtube)"]
Awal di Pondok Madani 6 sahabat ini diberikan pelajaran oleh Ustadz Salman (diperankan oleh Donny Alamsyah) tentang Mantra Ajaib “Man Jadda Wa jada” yang artinya siapa bersungguh-sungguh maka sampailah ia (berhasil). Mantra inilah yang nantinya akan jadi roh hampir semua cerita yang saling menyambung dalam Film Negeri 5 Menara ini. Ada pula Kyai Rais (diperankan oleh Ikang Fauzi) memberikan gambaran tentang Pondok Madani adalah bukan hanya sekolah Islam atau belajar agama saja, Kyai Rais juga mengajarkan tentang makna Orang besar adalah bukan orang yang menjadi pengusaha besar, menteri, ketua partai, atau ketua Ormas Islam. Orang Besar yang dimaksud Kyai Rais adalah orang yang mau menyebarkan ilmu yang setelah didapatnya di Pondok Madani ke seluruh negeri hingga pelosok negeri atau bawah jembatan sekalipun.
Dari perkenalan 6 Sahabat ini, mereka semakin akrab yang lalu menjuluki kumpulan mereka sendiri dengan Shohibul Menara. Perjuangan saling membantu dalam membantu Baso dapat memenangkan lomba Pidato, bekerja sama membujuk Ustadz Toriq (diperankan oleh Rangga Djoned) yang menjadi penanggung jawab ekstra kurikuler Bulu Tangkis di Pondok Madani untuk membujuk Kyai Rais untuk memperbolehkan memakai Televisi Pondok Madani untuk digunakan menonton Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia Piala Thomas, Membuat Kyai Rais membantu Shahibul menara ini memperbaiki kelistrikan di Pondok Madani agar tak sering padam hingga bekerja sama dengan santri lainnya se-angkatan mereka mempersiapkan pertunjukkan seni Ibnu Batutah.
[caption id="attachment_170143" align="aligncenter" width="554" caption="Pertunjukkan Alif dan Sahabat se-angkatannya (doc. Youtube)"]
Diceritakan pula dalam Film Negeri 5 Manara seperti novelnya, yakni Baso yang harus terputus di tengah jalan pendidikannya di Pondok Madani karena harus mengurus Nenek-nya yang sakit. Hal ini sangat disayangkan sahabatnya di Shohibul Menara karena melihat cita-cita begitu besar Baso akan mengkhatamkan hafalan Qur’an-nya. Cerita lainnya adalah Alif yang ingin mengikuti salah-satu ekstra kurikuler seperti sahabat-sahabatnya yang lain, akhirnya dipilihlah menjadi bagian dari Majalah Syams Pondok Madani yang dipimpin oleh Fahmi (diperankan oleh Andika Pratama). Dari menjadi reporter inilah, Alif menggunakannya untuk meluluskan tantangan dari Shohibul Menara yang lain untuk mendapatkan foto bersama Sarah (diperankan oleh Eriska rein) keponakan Kyai Rais. Ada pula cerita pergolakan hati Alif yang akan mengikuti Baso memutus pendidikannya di Pondok Madani namun dengalan alas an yang berbeda yakni ingin mengikuti jejak Randai bersekolah di bandung kemudian mudah melanjutkan ke ITB, meski sudah diberikan izin oleh orang tuanya Alif yang terus mempertimbangkan keputusannya hingga dimusuhi sahabat-sahabatnya di Shohibul menara namun keputusan memutus pendidikan ini tak diluluskan oleh Alif.
Cerita Film Negeri 5 Menara ini diakhir adalah munculnya Shohibul Menara yang telah dewasa, Alif (diperankan oleh Aryo Wahab) dan Atang (siperankan oleh Udjo) yang bertemu di Inggris. Dengan keakraban sebagai sahabat mereka bertemu lalu menelpon sahabat Shohibul Menara-nya lain yang kebetulan sedang berada di Jakarta.
[caption id="attachment_170144" align="aligncenter" width="512" caption="Shooting Film negeri 5 Menara di London (doc. Negeri5Menara)"]
Antara Novel dengan Film Negeri 5 Menara
Seperti kita ketahui Film Negeri 5 Menara mengadopsi cerita dari Novel yang berjudul sama pula Negeri 5 Menara. Mungkin bila kita mengharap Film dengan durasi 120 menit sama detailnya dengan novel yang berisikan 400-an halaman adalah hal yang kurang seimbang. Hal ini karena media keduanya berbeda, jika Novel memiliki aspek detail yang lebih kompleks dalam cerita karena diceritakan secara runtut melalui kata-kata hingga 400-an halaman. Sedangkan Film yang durasinya dibatasi belumlah bisa mencukupi mewadahi semua detail cerita yang ada di Novel.
Pembaca Novel pun sebagian mungkin mempertanyakan hal ini, namun untuk penikmat Film yang ingin cerita lebih detailnya bisa membacanya di Novel-nya. Perkembangan Novel dan Film berbeda dimensi dan tingkat peminatnya, karena lebih mudah hanya sekitar 2 jam sudah mampu mendapatkan pesannya. Penikmat Film juga lebih mudah dalam menyamakan visualisasi, sehingga faktor peminatnya wajarlah jika Film Negeri 5 Menara lebih cepat menuai banyak penonton dalam waktu yang relatif sama dibandingkan tingkat keterbelian Novelnya oleh pembaca.
[caption id="attachment_170145" align="aligncenter" width="400" caption="Aksi Pemain Film Negeri 5 Menara (doc. Negeri5Menara)"]
Pesan-Pesan Inspiratif
Pesan-pesan dari pendidikan pesantren cukup banyak dalam Film Negeri 5 Menara ini, mulai dari Kerja Keras, Kesungguhan berusaha hingga Persaudaraan yang dibangun di Pondok Madani. Bila dipilah-pilah pesan-pesan tersebut adalah:
1.Pentingnya Doa Orang Tua
Sebagian besar dari kita mungkin telah mengetahui betapa Doa Orang tua sangatlah penting. Seperti doa Amak dan Ayah Alif sehingga Alif dimudahkan dalam menjalani proses belajarnya di Pondok Madani dengan menemukan sahabat-sahabat berbagi bersama.
2.Memilih Tempat Pendidikan
Memilih tempat pendidikan penting untuk membina bibit anak menjadi dewasa yang lebih baik. Cita-cita Amak Alif yang ingin menjadikan Alif mempunyai pengetahuan agama sebagai penopang ilmu umum layaklah dijadikan pelajaran. Dengan adanya agama, ilmu yang dimiliki dapat tersampaikan dengan lebih baik dengan batasan-batasan agama. Sebuah pesan saat Sang Amak memberikan pilihan kepada anaknya ALif untuk pindah ke Sekolah di bandung adalah memilih tempat pendidikan itu penting, namun yang lebih penting adalah ketetapan hati. Ini adalah sebuah pesan indah bahwa ketetapan hati yang nyaman akan membuat proses pendidikan menjadi lebih baik.
3.Keunggulan Pesantren
Pesantren yang sebagian menganggap sebagai pendidikan yang biasa untuk anak-anak nakal, layaklah melihat Film Negeri 5 Menara ini. Disini diperlihatlah seakan pesantren memiliki pula pola pendidikan untuk menggali bakat keilmuan, sehingga tak sekedar mengerti agama. Kyai Rais yang memberikan pelajaran gitar kepada santrinya menggambarkan pesan bahwa di Pesantren pun bisa mengembangkan kreatifitas bermusik.
4.Tetesan Keringat Kerja Keras & Kesungguhan
Tetesan keringat saat menyelesaikan genset Pondok Madani oleh Shohibul Menara adalah contoh bagimana tetesean keringat dan kesungguhan dapat mewujudkan keberhasilan. Kerja keras dan kesungguhan ini pula yang tergambar dalam Film saat Alif berusaha meminta foto berdia dengan Sarah, Baso yang berusaha keras berpidato dengan baik hingga kerja keras meyakinkan Ustadz Toriq untuk membantu meyakinkan Kyai rais agar boleh menonton kejuaraan Piala Thomas di TV yang padahal peraturan Pondok Madani melarang asntrinya menonton TV namun dengan kerja keras meyakinkan untuk pengajaran/pendidikan santri akhirnya kesungguan kerja keras Shohibul Menara terjawab dengan diperbolehkannya semua Santri menonton kejuaraan Piala Thomas tersebut dengan fasilitas TV dari Pondok Madani.
5.Persudaraan Dalam Membangun Mimpi
Mimpi tiap orang mungkin tak sama dan berbeda. Meski berbeda inilah Shohibul Menara memberikan pesan bahwa dengan persaudaraan yang mereka bangaun mimpi tersebut dapat terwujud dengan saling membantu. Di bawah menara, Shohibul Menara memproklamasikan persaudaraan mereka juga mimpi masing-masing. Persudaraan Shohibul Menara juga membuat kita belajar bahwa dengan adanya persaudaraan kita dapat menajdi lebih baik dengan berbagai amsukan akan tantangan hidup yang kita hadapi dalam meraih mimpi.
6.Disiplin dengan Waktu
Waktu adalah hal penting dalam kehidupan. Film Negeri 5 Menara mengajarkan betapa pentingnya waktu, bagaimana saat dihukumnya Shohibul Menara karena telat mengikuti Jam Pondok hingga saat belajarnya menghargai pentingnya waktu dalam mencari bahan untuk Pertunjukkan seni.
7.Cara Mengatasi Kebosanan
Alif mendapat saran dari sahabatnya di Shohibul Menara untuk mencari kegiatan agar menghilangkan kebosanannya di Pondok Madani. Akhirnya Alif menemukan dengan menajdi bagian dari Majalah Syams. Hal ini layknya menajdi pesan bagi kita dalam mengatasi kebosanan belajar adalah dengan mencari kegiatan yang membuat kita senang dan nyaman.
8.Sikap Pendidik terhadap Anak Didiknya
Sikap Kyai Rais layaknya perlu dicontoh kalangan pendidik di Indonesia. Bagaimana beliau menyediakan apa yang dibutuhkan Santrinya seperti kebutuhan akan alat genset, yang kemudian santrinya yang akan mengolahnya. Kyai Rais di Film tersebut memberikan pesan yang indah bahwa beliau adalah penyedia kebutuhan santrinya, sedang proses selanjutnya dilaksanakan oleh santri. Sebuah kolaborasi pendidikan yang baik jika semua lembaga pendidikan dapat berjuang untuk memenuhi kebutuhan siswanya.
Banyak nilai tentang kesungguhan bekerja keras higga persaudaraan Shohibul Menara ini yang membuat dukungan iB Perbankan Syariah yang mempunyai semangat membangun ekonomi negeri ini dengan semangat berbagai layaknya persaudaraan dan bagian yang sama akan kerja keras yang diberikan nasabah. Semoga Film-film yang mempunyai karakter menginspirasi masyarakat seperti ini mendapat dukungan masyarakat luas sehingga perkembangan Film Indonesia pun lebih baik hingga mendunia.
MAN JADDA WAJADA
Semoga Film Negeri 5 Menara dapat Bermanfa’at bagi khalayak ramai. [caption id="attachment_170152" align="aligncenter" width="410" caption="Tiket Nonton Film Negeri 5 Menara (SH)"]
Salam Senyum Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H