Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saat Sidoarjo seperti Jakarta

20 Maret 2012   01:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:44 3464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sebagian ada yang sudah tahu Sidoarjo, sebuah daerah di bagian selatan Kota Surabaya. Sidoarja mulai merangkak naik menjadi pemberitaan yang ramai diberitakan 6 tahunan lalu karena kasus kasus Lumpur lapindo-nya.  Minggu kemarin (17 Maret 2012) saya melewati daerah tersebut dalam rangka menuju Kota Surabaya karena ada iB Kompasiana BlogShop. Yang membuat saya terhenyak adalah jalan di daerah Sidoarjo menuju Surabaya mulai berganti rupa. Entah saya salah jalan, waktu itu saya menuju Surabaya melalui jalan yang baru yang sebenarnya saya was-was karena jalan satu arah tersebut jarang sekali sepeda motor. Saya tetap melajutkan melalui jalan tersebut karena ada sepeda motor lain terlihat juga berjalan melalui jalan ini.  Pada akhir jalan tersebut ternyata saya mendapati sebuah tanda bahwa sepeda motor dilarang masuk dan sepeda motor di depan saya masuk lewat jalan di samping jalan besar tersebut.

[caption id="attachment_167184" align="aligncenter" width="677" caption="Peta Sidoarjo (eastjava.com)"][/caption]

Saya pun bertanya kepada salah seorang bapak yang baru keluar dari jalan tersebut, dan ternyata jalan kecil itu bisa untuk menuju ke Surabaya. Lalu lewatlah jalan tersebut, yang masih baru bagi saya. Untunglah ada tanda arah untuk menuju Surabaya yang bertuliskan juga dibawah tulisan tersebut menandakan jalan alternatif. Ternyata saya melalui jalan alternatif bagi pengguna sepeda motor. Saat keluar dari lika-iku jalan tersebut ternyata saya sampai di daerah tekat terminal Purabaya-Sidoarjo yang berarti sudah dekat dengan Surabaya. Yang buat saya berfikir adalah apakah arah Surabaya-Sidoarja melalui jalan ini? Entahlah, saya kira itu bisa nanti saja.

Sewaktu tiba di Surabaya saya mendapai mas Arif dan Alwi yang adalah sahabat kompasianer dari Surabaya menjelaskan kalau beberapa hari yang lalu Gubernur meresmikan jalan arteri tersebut. Saat sore menyapa menuju petang, saya pulang dari Kota Surabaya yang juga berliku membuat tersesat meski saya sudah bawa peta. Saat keluar dari Surabaya melalui jalur tengah kota Sepeda Motor saya sudah masuk Sidoarjo, yang saya cari adalah apakah sebagian besar kendaraan ini akan mengambil jalan alternatif juga? Ternyata jalur yang saya lewati kali ini hampir sama dengan yang saya lewati biasanya dulu. Yakni melalui sebuah daerah tempat semburan Lumpur yang belum juga usai.

Melalui jalan ini seakan kota Jakarta yang terbilang padat dengan segala hiruk pikuknya. Mungkin bila anda melalui jalan ini menggunakan mobil atau kenadaraan roda empat bersiaplah bersabar menunggu keluar dari antrian macet ini. Jalanan disekitar jalanan yang becek juga membuat petang itu kian kurang nyaman melewati jalanan “cepat” untuk sepeda motor. Maklum sepda motor bisa lebih cepat disanding mobil di daerah ini karena jalan-nya lebih mudah dilewati sepeda motor melalui sela-sela kemacetan.

Namun bila anda salah jalan, maka anda akan terperangkap juga oleh derasnya macet tersebut. Melihat hal ini saya rasa ada penutupan jalan, demonstrasi atau sebagainya yang terlihat di berbagai media waktu alu saat warga yang terkena impas lumpur Lapindo belum mendapat ganti rugi yang layak. Ternyata kepadatan malam minggu menuju Jawa Timur selatan, karena banyak masyarakat yang keluar pada waktu tersebut. Semoga pemerintah memberikan perhatian khusus untuk ini, agar budaya yang kurang baik yakni macet tidak berkembang di daerah yang sebenarnya sejuk ini.

Semoga Bermanfa’at, Be Best Together!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun