Mohon tunggu...
selamet afrian
selamet afrian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa prodi filsafat

Seorang seniman

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Waktu pun Memiliki Ideologi

31 Mei 2023   12:00 Diperbarui: 31 Mei 2023   12:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

   Ideologi waktu sirkuler sendiri bila digunakan oleh orang-orang jawa, maka akan menjadi pandangan "Cokro Manggilingan", dimana cokro sendiri memiliki arti berputar, sedangkan manggilingan sendiri memiliki arti menindas. Yang mana cokro manggilingan tersebut memiliki makna, bahwasanya hidup ini bagaikan seperti sebuah roda yang berputar, kadang dibawah dan terkadang juga diatas. Dimana seseorang yang dalam kehidupannya sekarang berada dibawah, mungkin suatu saat ataupun besok ia akan keatas kembali, itulah yang dinamakan siklus perputaran hidup, maka kita tunggu saja cokro manggilingan tersebut. Dalam kehidupan ini tidak ada seseorang yang jaya terus menerus, dan juga tidak ada orang yang terus menerus terpuruk.

     Ketika kita ingin membuka pintu yang terkunci, maka kita harus memiliki kunci pintu tersebut untuk dapat membukanya, sama halnya dengan cokro manggilingannya orang jawa, jika kita ingin bisa menguasai cokro manggilingan tersebut maka kita haruslah mempunyai kuncinya, yang mana kuncinya sendiri yakni "Tri Wikromo" yang mana memiliki arti menguasai tiga dunia. Masa lalu, masa kini, dan masa depan.

    Apabila kita dapat menguasai kunci tiga dunia tersebut, maka kita dapat menaklukan cokro manggilingan tersebut. Turun naiknya kehidupan kita, tidak akan berpengaruh terhadap kita sendiri. Kita tidak akan merasakan suatu yang namanya kesengsaraan, kesulitan, dan tidak gampang putus asa. Kita pun tidak akan pernah lupa diri, ketika posisi kita sedang berada diatas. Hal tersebut merupakan manfaat dari ideologi waktu sirkuler yang akan terus berputar dalam kehidupan.

    Ketika kita berada disuatu tempat ataupun wilayah, yang wilayah tersebut memiliki dua musim, yakni musim panas dan musim dingin. Maka dalam hal ini kita pun harus menyesuaikannya, salah satu contohnya adalah ketika sedang terjadi musim dingin disuatu tempat yang kita tempati, maka kita harus menggunakan pakaian yang sesuai dengan kondisi tersebut. Dalam hal ini yaitu jaket yang tebal dan tertutup, untuk melindungi dari rasa yang sangat dingin tersebut. Juga ketika sedang terjadi musim panas, maka kita pun tidak mungkin menggunakan pakaian atau jaket tebal dan tertutup.

    Begitu juga soal kedua ideologi waktu tersebut, tergantung kita membutuhkannya yang mana, dan yang pasti harus sesuai. Jika kita ingin merasakan dan menikmati hidup dengan tenang, nyaman, dan santai terlebih dahulu, atau sedang ingin banyak bersyukur menikmati hidup tersebut. Maka pada saat itulah kita harus menggunakan alur ideologi waktu yang sirkuler, akan tetapi jika kita ingin serius dalam menjalani hidup, agar kita lekas menemukan sebuah kesuksesan. Maka harus menggunakan alur ideologi waktu yang linier.

   Nampaknya waktu sirkuler ini sangat erat hubungannya dengan pandangan-pandangan orang-orang timur, salah satunya seperti kita orang Indonesia, dan banyak juga ditemukan dalam falsafah timur, yang mana waktu sirkuler ini sangat cocok dengan mental orang-orang timur sendiri. Namun kita pun harus memiliki senjata yang ampuh agar kita tidak terlena dengan waktu yang sirkuler ini, tetapi kita juga harus memiliki waktu yang linier sebagai senjatanya. Karena jika tidak seperti itu, kita akan bermalas-malasan terus menerus. Begitu ada sinyal yang menyuruh kita untuk bangkit, malah kita menganggapnya sebagai hal yang biasa, dan memberikan statemen "hidup itu kadang dibawah dan juga kadang diatas". Itulah yang menghambat dan menghalangi kita untuk selalu berjuang, akan tetapi kita juga jangan terlalu terfokus untuk terus maju, sekali-kali kita juga harus mengalami yang namanya suatu kegagalan, untuk menjadikannya sebagai suatu pelajaran. Karena kita juga memiliki yang namanya waktu sirkuler, yang suatu saat akan balik kembali, dan akan selalu ada kesempatan didalamnya.

   Pastikan rodanya terus berputar dengan baik dan benar secara teratur, jikalau roda tersebut mengalami suatu kendala (macet), maka hidup kita tidak jadi dibawah ataupun diatas. Yang terpenting ialah hilangkan rasa takut jauh-jauh, kesempatan selalu datang terus menerus, walaupun saat ini kita tidak mendapat kesempatan, tetapi suatu saat nanti kita pasti mendapatkan kesempatan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun